Lompat ke isi

Malala Yousafzai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 114.124.236.41 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh HsfBot
Tag: Pengembalian
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 62: Baris 62:


{{DEFAULTSORT:Yousafzai, Malala}}
{{DEFAULTSORT:Yousafzai, Malala}}

[[Kategori:Kelahiran 1997]]
[[Kategori:Kelahiran 1997]]
[[Kategori:Tanggal kelahiran 12 Juli]]
[[Kategori:Tanggal kelahiran 12 Juli]]

Revisi per 25 September 2018 06.32

Malala Yousafzai
ملاله یوسفزۍ
Berkas:Malala-yousafzai-pictures-09.jpeg
Ketua Majelis Anak Distrik Swat
Masa jabatan
2009–2011
Informasi pribadi
LahirPakistan 12 Juli 1997 (umur 27)
Pakistan Mingora, North West Frontier Province, Pakistan
KebangsaanPakistan
IMDB: nm5324796 Allocine: 732163
Twitter: Malala Instagram: malala Musicbrainz: a3551cf3-1df3-4af9-a433-e6f1f57ce7b3 Discogs: 5937230 Goodreads author: 7064545 Goodreads character: 959325 Edit nilai pada Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Malala Yousafzai (ملاله یوسفزۍ}} Malālah Yūsafzay, (lahir 12 Juli 1997) adalah seorang murid sekolah dan aktivis pendidikan dari kota Mingora di Distrik Swat dari provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa. Dia diketahui untuk pendidikan dan aktivisme hak-hak perempuan di Lembah Swat, di mana Taliban telah dilarang pada waktu gadis bersekolah. Pada awal tahun 2009, saat berumur sekitar 11 dan 12, Yousafzai menulis di blognya di bawah nama samaran untuk BBC secara mendetail tentang betapa mengerikannya hidup di bawah pemerintahan Taliban, upaya mereka untuk menguasai lembah, dan pandangannya tentang mempromosikan pendidikan untuk anak perempuan. Pada tahun 2014 dia bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka.


Kehidupan pribadi

Malala lahir dari keluarga bersuku Pusthun[1] dan menganut Islam Sunni. Namanya diambil dari penyair dan pejuang wanita suku Pasthun, Malalai dari Maiwand. Ia dibesarkan di Mingora, bersama dua adik laki-laki. Keberaniannya dalam menulis berkat bimbingan ayahnya yang juga penyair, pemilik sekolah, sekaligus aktivis pendidikan. Ayahnya menjalankan beberapa sekolah yang dinamai Khushal Public School. Meskipun Malala mengaku ingin jadi dokter, Ayahnya mendorongnya untuk menjadi politisi.

Ia mulai berbicara di depan publik untuk memperjuangkan hak atas pendidikan pada tahun 2008. "Berani-beraninya Taliban merampas hak saya atas pendidikan!" adalah seruan pertamanya di depan televisi dan radio. [2]

Penembakan

Pada tanggal 9 Oktober 2012, Yousafzai ditembak di kepala dan leher dalam upaya pembunuhan oleh kelompok bersenjata Taliban ketika kembali pulang di bus sekolah. [3] Ia sempat dirawat di Pakistan sebelum akhirnya diterbangkan ke Inggris untuk dirawat di rumah sakit di Birmingham. Pimpinan Taliban, Adnan Rasheed, mengiriminya surat yang menjelaskan bahwa alasan penembakan adalah sikap kritisnya terhadap kelompok militan, bukan karena ia seorang penggiat pendidikan perempuan. Lebih lanjut Rasheed mengungkapkan penyesalannya atas kejadian ini namun tidak meminta maaf atas penembakan yang dialami Malala Yousafzai.[4] Ia juga menyarankan Malala kembali ke Pakistan dan meneruskan pendidikan di Madrasah bagi perempuan. [5]

Kelompok yang terdiri atas 50 ulama di Pakistan mengeluarkan fatwa menentang penembakan ini.[6]

Aktivitas pasca penembakan

Malala Yousafzai in the Oval Office, 11.10.2013

Pada tanggal 12 Juli 2013, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke 16, Malala berpidato di depan Forum Majelis Kaum Muda di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat. Pidatonya memuat tiga isu penting, yaitu hak perempuan, perlawanan terhadap terorisme dan kebodohan. PBB juga mendeklarasikan hari tersebut sebagai hari Malala. [7]

Nobel Perdamaian

Pada bulan Oktober 2014, dirinya bersama Kailash Satyarthi mendapatkan hadiah Nobel untuk bidang perdamaian 2014 untuk perjuangan mereka melawan penindasan anak-anak dan pemuda serta untuk mendapatkan hak pendidikan bagi mereka. Malala menjadi penerima hadiah Nobel termuda, karena dia mendapatkan hadiah ini pada usia 17 tahun.


Referensi

Pranala luar