Kho Wan Gie: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
|genre = [[Komik]], [[Komedi]] |
|genre = [[Komik]], [[Komedi]] |
||
|movement = |
|movement = |
||
|spouse = |
|spouse = Lauw Ketty Nio |
||
|children = |
|children = 8 |
||
|influences = |
|influences = |
||
|influenced = |
|influenced = |
||
|religion =Kristen |
|religion = Kristen |
||
|awards = |
|awards = |
||
|signature = |
|signature = |
Revisi per 5 Oktober 2018 07.28
Kho Wan Gie | |
---|---|
Lahir | Kho Wan Gie Parameter harus diisi 1 — 12 1908 Indramayu, Jawa Barat, Hindia Belanda |
Meninggal | Mei 1983 | (umur 74–75)
Pekerjaan | Komikus |
Kebangsaan | Indonesia |
Genre | Komik, Komedi |
Pasangan | Lauw Ketty Nio |
Anak | 8 |
Kho Wan Gie (lahir di Indramayu,Jawa Barat Tahun 1908 - wafat Mei 1983) adalah seorang komikus generasi pertama Indonesia yang karyanya mulai diterbitkan pada tahun 1929. Arswendo Atmowiloto, seorang penulis terkenal di Indonesia menemukan bahwa Put On kemungkinan diterbitkan tahun 17 Januari 1931 pada koran Sin Po. Put On berasal dari kata Hokkien (Fujian) yang berarti orang yang aktif. Kho Wan Gie terinspirasi oleh karakter Jiggs dari "Bringing up Father" yang dibuat oleh George McManus[1] Komik ini ada dari tahun 1931 sd 1960 [2]. Kho Wan Gie merupakan peranakan Tionghoa, tetapi pergi ke sekolah Cina, Tiong Hoa Hwee Koan di Indramayu dan berkerja sebagai ilustratior pada majalah Panorama [3]. Kho Wan Gie beragama Kristen dan peranakan yang masih mengikuti budaya Cina dan fasih berbahasa Mandarin, Inggris dan Belanda. Kho Wan Gie bersama dengan Siauw Tik Kwie (komikus lain yang menggambar Sie Djin Koei) belajar melukis dari J.Frank dan H.V. Velthuisen. Dia juga belajar melukis seara korespondensi ke AS. Kho Wan Gie hampir membuat Put On selama 31 tahun (1930-1942 dan 194 - 195) dibawah tiga kekuatan politik yaitu Penjajahan Belanda dan Jepang dan masa presiden Soekarno. Koran Sin Po dilarang terbit pada penjajahan Jepang dan ditutup setelah G 30 S. Tema cerita Put On didapat oleh Kho Wan Gie sebagai respons keseharian situasi di Jakrta dan dari Ang Yan Goan (pemimpin Sin Po). "Put On" bercerita tentang seorang pria bujangan gendut dari kelas menengah yang lugu dan konyol yang tinggal bersama ibunya ("Nek") dan dua adiknya, "Tong" dan "Peng". Kadang-kadang muncul pula teman baiknya, "A Liuk", "A Kong" (wakil dari kaum totok), "O Tek" (wakil dari Tionghoa Belanda). Kho Wan Gie menyesal karena membiarkan Put On tidak menikah, walaupun begitu dia berhasil mengeluarkan identitas dan isu peranakan Tionghoa melalui karakter Put On. Setelah lama absen, Kho Wan Gie muncul lagi dengan menggunakan nama samaran "Sopoiku", yang artinya tidak lain "Siapa Itu". Dengan nama ini ia kembali menegaskan keberadaannya dalam dunia komik Indonesia. Karyanya Sopoiku antara lain diberi judul dan seri "Nona A Go-Go", "Lemot dan Obud", "Agen Rahasia 013 (Bolong jilu)", "Dalip dan Dolop", "Djali Tokcer". Kho Wan Gie pun tampil di Majalah Ria Film (dengan tokoh si Pengky), Varia Nada, dan Ria Remaja. Sebagai bapak, Kho Wan Gie merupakan orang yang sederhana, banyak mencatat humor ketika dia ketemu lelucon [4] Kho Wan Gie, seorang komikus yang konsisten dan hanya sedikit komikus yang dapat membuat karakter yang kuat dan ada untuk waktu yang lama[5]
Pranala luar
- (Inggris) Profil singkat di Lambiek
- (Indonesia) "Komik Indonesia Masih Eksis", KOMPAS, 13 Februari 2000
- (Indonesia) "Menggali Kembali Sastra Melayu Tionghoa", Intisari, 2000
- (Indonesia) [2] karyanya di SIN PO
- (Indonesia) [3] Karyanya di PantjaWarna
- (Indonesia) [4] Sebagian sampul muka komik SOPOIKU
- (Indonesia) [5] Karyanya di harian Warta Bhakti
- (Indonesia) [6] "Pendekar Pendekar Komik Tionghoa ( II ) Medio 1930 – 1960" Forum Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok
- (Indonesia) [7]Tulisan Arswendo di harian Kompas 1983
- [6].
[7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27][28] [29]
- ^ Atmowiloto, 1979;Sidharta,2007
- ^ Atmowiloto,1979, Bonnef, 1998
- ^ Sidharta, 2007
- ^ Kho Goan Soey, wawancara
- ^ Zahar,I dan Masdiono, T, 2015
- ^ Ajidarma, Seno Gumira. 2009.” Put On yang tidak o’on.” Intisari magazine. Pp 75-81
- ^ Alkatiri, Zeffry. 2010. “Put On: Melihat Cina Betawi Tempoe Doeloe” in Pasar Gambir, Komik Cina, dan Ice Shanghai: Sisi Melik Jakarta Tahun 1970-an. Jakarta, Indonesia.” Jakarta: Masup.
- ^ Alkatiri, Zeffry, 2012. “The Jakarta Society Acculturation and Tempo Doeloe Chinese-Btavia Community in the Put On Comics.” Sosiohumanika, 5(1). Pp 65-80.
- ^ Atmowiloto, Arswendo, 1979. “Pengaruh Candi, dan Put On.” Kompas Daily Newspaper, August 13.
- ^ Bonnef, Marcel. 1998. “Komik Indonesia.” Jakarta: KPG [Kepustakaan Populer Gramedia], translated by Rahayu S. Hidayat. Castles, Lance. (2007).
- ^ Cook., Roy.T.2012. “Schulz, “Peanuts”, and Metafiction.” International Journal of Comic Art. Vol 14, No.1.pp 66-92.
- ^ Eisner, Will.1985. Comics and Sequential Art. Florida : Poorhouse Press.
- ^ Gie, Kho Wan. 1963. Put On. Seri 13 -16. Jakarta : Sin Po.
- ^ Gie, Kho Wan. (?). Put On. Jakarta : Surja Prabha.
- ^ Gunawan, Iwan. 2013. “Multiculturalism in Indonesian Comics.” International Journal of Comic Art. Vol 15, No.1.pp 100-145.
- ^ Hidayat, Rahayu S., Zeffry Alkatiri & Maman S. Mahayana. (1994). “Comics Indonesia toward Independence: A Study of Themes and Language”. Report Unpublished Research Results. Depok, Indonesia: LPUI [Lembaga Penelitian Universitas Indonesia].
- ^ Lannon, Keegan.2013. “Visualizing Words: The Function of Words in Comics.” International Journal of Comic Art. Vol 15, No.1.pp 287-305
- ^ Lent, John.2014. Southeast Asian Cartoon Art: History, Trends and Problems. Jefferson: McFarland
- ^ McLoud, Scott.1994. Understanding Comic : The Invisible Art. New York : William Morrow
- ^ Sabin, Roger. 2001. Comics, Comix & Graphic Novels: A History of Comic Art. New York: Phaidon.
- ^ Sidharta, Myra. 2007. “Jakarta through the Eyes of Ko Put On.” edited by Kees Grijns & Peter J.M. Nass. Jakarta-Batavia: The Socio-Cultural Essays. Jakarta: KITLV and Bana
- ^ Sun, Wanning (Eds). 2009. Media and the Chinese Diaspora: Community, Communications and Commerce (Google eBook). Routledge.
- ^ Suryadinata, Leo.1994. “The State and Chinese Minority in Indonesia. In Suryadinata, Leo: Chinese adaptation and Diversity: Essays on Society and Literature in Indonesia. “Malaysia and Singapore, edited by Leo Suryadinata, pp. 77-100. Singapore : Singapore University Press.
- ^ Suryadinata, Leo.2004. Peranakan’s Search for National Identity: Biographical Studies of Seven Indonesian Chinese. Singapore : Marchall Cavendish Academic.
- ^ Suryadinata, Leo.2012. Southeast Asian Personalities of Chinese Descent: A Biographical Dictionary, Volume I & II (Google eBook). Singapore : ISEAS Publications Institute of Southeast Asian studies.
- ^ Suryadinata, Leo.2006. Southeast Asia’s Chinese Business in an Era of Globalization. Singapore : ISEAS Publications Institute of Southeast Asian studies.
- ^ Wahyu Wibisana, Wahyu and Sanusi, Harianto, 2008. “Put On.” Jakarta : Pustaka Klasik.
- ^ Woff, John U. and Poedjosoedarmo, Soepomo.1982. “Communicative Codes in Central Java.” Ithaca:Cornell Southeast Asia Program.
- ^ Zahar, I., & Masdiono, T. (2015). Visual Character and Context of Put On (1931-1965): The First Indonesian Comics. (J. A. Lent, Ed.) International Journal of Comic Art, 17(2), 572-585.[1]