Lompat ke isi

Kemangi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Khris249 (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 202.80.218.135 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bagas Chrisara
Tag: Pengembalian
Adibmojodeso (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20: Baris 20:


Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ''ruku-ruku'' yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai ''bai kra pao''. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan ''asam padeh'' (asam pedas).
Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ''ruku-ruku'' yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai ''bai kra pao''. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan ''asam padeh'' (asam pedas).

Di desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro; bunga kemangi diolah oleh Adib Nurdiyanto menjadi teh bunga kemangi yang berkhasiat untuk menyehatkan jantung dan mengatasi ejakulasi dini. Bertempat di rumah kreatif, RT. 11 Desa Mojodeso, Adib melatih warga untuk memproduksi teh bunga kemangi sebagai produk inovasi lingkungan.


== Deskripsi ==
== Deskripsi ==

Revisi per 11 Oktober 2018 17.26

Kemangi
Bagian kemangi yang dapat dimakan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. ×citriodorum
Nama binomial
Ocimum ×citriodorum

Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.

Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.

Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).

Di desa Mojodeso, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro; bunga kemangi diolah oleh Adib Nurdiyanto menjadi teh bunga kemangi yang berkhasiat untuk menyehatkan jantung dan mengatasi ejakulasi dini. Bertempat di rumah kreatif, RT. 11 Desa Mojodeso, Adib melatih warga untuk memproduksi teh bunga kemangi sebagai produk inovasi lingkungan.

Deskripsi

Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun di tandan yang tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur,[1] berwarna hijau muda dan berbau harum.[2] Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya seperti cengkeh dan rasanya pahit.[1]

Persebaran dan habitat

Spesies ini banyak terdapat di Asia dan Amerika. Di Pulau Jawa, kemangi/surawung ditanam di kebun-kebun, di pagar-pagar, di pinggir-pinggir jalan, di lapangan, dan di huma-huma.[2] Umumnya ditanam sebagai tanaman yang dibudidayakan. Walapun demikian, hasil tumbuhan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Asalnya belum diketahui secara pasti. Tumbuhan ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl. Perkembangbiakan tumbuhan ini dapat dilakukan dengan biji.[2]

Referensi

  1. ^ a b Tim Redaksi 2008, hlm. 131.
  2. ^ a b c Sastrapradja et al. 1981, hlm. 103.

Bacaan