Lompat ke isi

Panjat pinang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Penambahan sejarah
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Channel ndai (bicara | kontrib)
mengubah diksi ke diksi yang lebih tepat
Baris 2: Baris 2:
[[Berkas:Panjat pinang climbing.jpg|ka|jmpl|250px|Lomba panjat pinang.]]
[[Berkas:Panjat pinang climbing.jpg|ka|jmpl|250px|Lomba panjat pinang.]]


'''Panjat pinang''' adalah salah satu [[lomba]] [[tradisional]] yang populer pada perayaan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|hari kemerdekaan Indonesia]].
'''Panjat Pinang''' adalah salah satu [[lomba]] [[tradisional]] yang populer pada perayaan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|hari kemerdekaan Indonesia]].


== Cara permainan ==
== Cara permainan ==
Sebuah pohon [[pinang]] yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh [[pelumas]] disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai [[hadiah]] menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang biasanya pohon pinang.
Sebuah pohon [[pinang]] yang tinggi dan batangnya dilumuri dengan [[pelumas]] disiapkan oleh panitia perlombaan. Bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai [[hadiah]] menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang pada umumnya ialah pohon pinang.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Baris 11: Baris 11:


=== Panjat pinang dalam budaya Tionghoa ===
=== Panjat pinang dalam budaya Tionghoa ===
Prosesi panjat pinang ini memang populer di [[Fujian]], [[Guangdong]] dan [[Taiwan]] berkaitan dengan perayaan [[festival hantu]].<ref name="panjat-pinang">{{cite web
Prosesi panjat pinang ini memang populer di [[Fujian]], [[Guangdong]] dan [[Taiwan]] berkaitan dengan perayaan [[festival hantu|Festival Hantu]].<ref name="panjat-pinang">{{cite web
|last = Jiang
|last = Jiang
|first = Rinto
|first = Rinto

Revisi per 2 Maret 2019 09.43

Lomba panjat pinang.

Panjat Pinang adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Cara permainan

Sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri dengan pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan. Bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon yang pada umumnya ialah pohon pinang.

Sejarah

Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain. Yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi.[butuh rujukan]

Panjat pinang dalam budaya Tionghoa

Prosesi panjat pinang ini memang populer di Fujian, Guangdong dan Taiwan berkaitan dengan perayaan Festival Hantu.[1] Ini dapat dimengerti dari kondisi geografis dikawasan itu yang beriklim sub-tropis, yang masih memungkinkan pinang atau kelapa tumbuh dan hidup. Perayaan ini tercatat pertama kali pada masa Dinasti Ming.[1] Lumrah disebut sebagai qiang-gu.[1] Namun pada masa Dinasti Qing, permainan panjat pinang ini pernah dilarang pemerintah karena sering timbul korban jiwa. Sewaktu Taiwan berada di bawah pendudukan Jepang, panjat pinang mulai dipraktikkan lagi di beberapa tempat di Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu. Panjat pinang masih dijadikan satu permainan tradisi di berbagai lokasi di Taiwan.[1] Tata cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu, dengan banyak hadiah digantungkan di atas. Namun bedanya tinggi yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, namun telah berevolusi menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung. Untuk meraih juara pertama, setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah yang dikaitkan di sana.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d Jiang, Rinto. "Korelasi Perlombaan Panjat Pinang Di Indonesia Dengan Budaya Tionghua". Budaya Tionghoa. Diakses tanggal 2012. 

Pranala luar