Megalit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Megalitisch grafmonument in Goenoengmegang TMnr 10025779.jpg|jmpl|200px|Megalit (dolmen) di sebuah desa di kecamatan [[Gunung Megang, Muara Enim]], Sumatera Selatan (1931).]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Megalitisch grafmonument in Goenoengmegang TMnr 10025779.jpg|jmpl|200px|Megalit (dolmen) di sebuah desa di kecamatan [[Gunung Megang, Muara Enim]], Sumatra Selatan (1931).]]


'''Megalit''' adalah batu besar (neologi dari [[bahasa Yunani]]: ''{{polytonic|μέγας}}'' (''megas'') berarti ''besar'', dan ''{{polytonic|λίθος}}'' (''lithos'') berarti ''batu'') yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan [[tradisi megalitik]], tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit seringkali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam<ref>[http://highered.mcgraw-hill.com/sites/007299634x/student_view0/glossary.html Glossary]. McGraw-Hill Higher Education.</ref><ref>[http://www.labyrinth.net.au/~obsidian/bos-gloss.html Glossary]. labyrinth.net.au.</ref><ref>[http://wordnet.princeton.edu/perl/webwn Glossary]. wordnet.princeton.edu.</ref>.
'''Megalit''' adalah batu besar (neologi dari [[bahasa Yunani]]: ''{{polytonic|μέγας}}'' (''megas'') berarti ''besar'', dan ''{{polytonic|λίθος}}'' (''lithos'') berarti ''batu'') yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan [[tradisi megalitik]], tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit seringkali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam<ref>[http://highered.mcgraw-hill.com/sites/007299634x/student_view0/glossary.html Glossary]. McGraw-Hill Higher Education.</ref><ref>[http://www.labyrinth.net.au/~obsidian/bos-gloss.html Glossary]. labyrinth.net.au.</ref><ref>[http://wordnet.princeton.edu/perl/webwn Glossary]. wordnet.princeton.edu.</ref>.
Baris 30: Baris 30:
# Megalitik Muda yang berusia 1000 SM
# Megalitik Muda yang berusia 1000 SM


Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatera (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).
Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).
=== Sumatera ===
=== Sumatra ===
Tempat-tempat yang memiliki banyak megalit di Sumatera terutama berada di kawasan pegunungan. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.
Tempat-tempat yang memiliki banyak megalit di Sumatra terutama berada di kawasan pegunungan. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.
* Dataran tinggi [[Lima Puluh Kota]], [[Sumatera Barat]] (menhir Mahat)
* Dataran tinggi [[Lima Puluh Kota]], [[Sumatra Barat]] (menhir Mahat)
* Dataran [[Pasemah]], Provinsi [[Lampung]]
* Dataran [[Pasemah]], Provinsi [[Lampung]]
* Dataran tinggi [[Pagaralam]] dan [[Kabupaten Lahat]], Provinsi [[Sumatera Selatan]]
* Dataran tinggi [[Pagaralam]] dan [[Kabupaten Lahat]], Provinsi [[Sumatra Selatan]]
* [[Tapanuli]], Provinsi [[Sumatera Utara]]
* [[Tapanuli]], Provinsi [[Sumatra Utara]]
* [[Pulau Nias]], Provinsi [[Sumatera Utara]]
* [[Pulau Nias]], Provinsi [[Sumatra Utara]]


=== Jawa ===
=== Jawa ===

Revisi per 20 Maret 2019 16.48

Megalit (dolmen) di sebuah desa di kecamatan Gunung Megang, Muara Enim, Sumatra Selatan (1931).

Megalit adalah batu besar (neologi dari bahasa Yunani: μέγας (megas) berarti besar, dan λίθος (lithos) berarti batu) yang digunakan untuk membangun struktur atau monumen. Megalit menjadi tanda utama keberadaan tradisi megalitik, tradisi yang muncul di beberapa tempat di bumi. Batu yang digunakan dapat berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit seringkali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam[1][2][3].

Bentuk-bentuk megalit yang umum ditemukan di berbagai tempat adalah menhir (tugu batu, dapat ditatah atau diukir membentuk figur tertentu), dolmen (meja batu), kubur batu, dan sarkofagus (peti mati dari batu). Dalam tradisi megalit Indonesia, berkembang bentuk-bentuk khas, seperti waruga, arca mayat, dan batu kenong. Di Eropa dibuat pula monumen megalit struktural seperti henge.

Perlu disampaikan bahwa tradisi megalit tidak hanya terkait dengan benda-benda batu besar, tetapi juga struktur ruang semacam batu lingkar (batu kandang), punden berundak, kubur lorong, marae, dan bukitan (seperti Hügelgraber). Selain itu, ritual/upacara dan kepercayaan terhadap suatu kekuatan tertentu menjadi bagian tak wujud dari tradisi megalit, sehingga bersama temuan megalit sering pula terdapat benda-benda logam, kayu, maupun gerabah (misalnya tempayan) terkait upacara.

Megalit di Indonesia

Menhir arca di Pematang Panggang, Ogan Komering Ilir (foto diambil pada masa Hindia Belanda).

Tradisi pendirian megalitik di Indonesia sangat erat kaitannya dengan pemujaan nenek moyang. Bangunan atau monumen yang didirikan menjadi bentuk penghormatan seorang yang telah mati. Bangunan tersebut menjadi medium penghormatan, tempat singgah, dan sekaligus lambang si mati.[4]

Terdapat banyak temuan megalit di Indonesia. Jenis-jenisnya adalah sebagai berikut.

  • Batu lingkar (stone circle)
  • Punden Berundak

Menurut R. von Heine Geldern masuknya tradisi megalitik ke Indonesia terjadi dalam dua gelombang besar:

  1. Megalitik Tua, berusia ±2500-1500 SM
  2. Megalitik Muda yang berusia 1000 SM

Lokasi penemuan megalit di Indonesia tersebar di pulau-pulau Sumatra (termasuk Nias), Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara (termasuk Bali), dan Sulawesi (Termasuk Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah).

Sumatra

Tempat-tempat yang memiliki banyak megalit di Sumatra terutama berada di kawasan pegunungan. Beberapa di antaranya yang cukup dikenal adalah sebagai berikut.

Jawa

Peninggalan berupa megalit di Jawa tersebar di beberapa tempat dan kebanyakan di kawasan pegunungan dan dekat dengan aliran sungai.

Sulawesi

Banyak tempat di Sulawesi yang memiliki benda-benda megalit, bahkan sebagian masih terpelihara.

Nusa Tenggara


Tugu Megalit, Mane Braz, Brittany

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Glossary. McGraw-Hill Higher Education.
  2. ^ Glossary. labyrinth.net.au.
  3. ^ Glossary. wordnet.princeton.edu.
  4. ^ Soejono, R.P. dkk. 2010. Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Prasejarah Indonesia Jakarta: Balai Pustaka

Pranala luar