Lompat ke isi

Tito Karnavian: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
John Sembiring (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 181: Baris 181:


== Riwayat Jabatan ==
== Riwayat Jabatan ==
{{col|2}}
* Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987)
* Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987)
* Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987–1991)
* Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987–1991)
Baris 206: Baris 205:
* Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016–13 Juli 2016)
* Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016–13 Juli 2016)
* Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016–Sekarang)
* Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016–Sekarang)
{{end-col}}


== Tanda kehormatan/penghargaan ==
== Tanda kehormatan/penghargaan ==

Revisi per 10 Mei 2019 03.40

Tito Karnavian
Foto Resmi Kapolri Tito Karnavian
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-23
Mulai menjabat
13 Juli 2016
PresidenJoko Widodo
WakilBudi Gunawan (2015–16)
Syafruddin (2016–18)
Ari Dono Sukmanto (2018–)
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
Masa jabatan
16 Maret 2016 – 20 Juli 2016
Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya ke-34
Masa jabatan
12 Juni 2015 – 16 Maret 2016
Kepala Kepolisian Daerah Papua ke-12
Masa jabatan
21 September 2012 – 16 Juli 2014
Kepala Detasemen Khusus 88 Anti Teror
Masa jabatan
November 2009 – Oktober 2010
Informasi pribadi
Lahir26 Oktober 1964 (umur 60)
Indonesia Palembang, Sumatra Selatan
Suami/istriIr. Hj. Tri Suswati
Anak3
AlmamaterAkademi Kepolisian (1987)
PekerjaanPolisi
Penghargaan sipilAdhi Makayasa (1987)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas1987–sekarang
Pangkat Jenderal Polisi
SatuanReserse
Pertempuran/perangOperasi Tinombala
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D. (lahir 26 Oktober 1964), adalah seorang perwira tinggi polisi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Tito termasuk seorang polisi yang mendapat kenaikan pangkat cukup cepat. Saat masih menyandang pangkat AKBP, ia memimpin tim Densus 88 yang berhasil melumpuhkan teroris Dr. Azahari di Batu, Jawa Timur, pada tanggal 9 November 2005. Pangkatnya dinaikkan, dan ia menerima penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Pol. Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, seperti Idham Azis, Saiful Maltha, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel, dan lainnya.[1]

Tito juga pernah memimpin sebuah tim khusus kepolisian yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M. Top. Atas prestasi ini, pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan diangkat menjadi Kepala Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri. Kariernya terus menanjak, dan dirinya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua dan Kapolda Metro Jaya. Pada tanggal 14 Maret 2016, ia diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.

Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun. DPR menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna pada awal bulan Juli 2016. Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juli 2016.[2] Dengan jabatan ini, ia menjadi lulusan AKPOL angkatan 1987 tercepat yang menyandang pangkat bintang empat.

Latar belakang

Tito Karnavian mengenyam pendidikan SMA Negeri 2 Palembang kemudian melanjutkan pendidikan AKABRI pada tahun 1987 karena gratis dan tidak ingin membebankan biaya orang tuanya. Tahun 1993, Tito menyelesaikan pendidikan di Universitas Exeter di Inggris dan meraih gelar MA dalam bidang Police Studies, dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) di Jakarta tahun 1996 dan meraih Strata 1 dalam bidang Police Studies.

Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditempuh di Sekolah Xaverius, kemudian sekolah menengah atas ditempuh di SMA Negeri 2 Palembang. Tatkala duduk di kelas 3, Tito mulai mengikuti ujian perintis. Semua tes yang ia jalani lulus, mulai dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Kedokteran di Universitas Sriwijaya, Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Keempatnya lulus, tapi yang dipilih adalah AKABRI, terutama Akademi Kepolisian.

Kapolda Papua

Dalam surat telegram Kapolri Jenderal Pol. Timur Pradopo, Inspektur Jenderal Tito diangkat menjadi Kepala Polda Papua pada 3 September 2012 menggantikan pejabat lama, Irjen Pol Bigman Lumban Tobing. Namun, secara resmi baru aktif pada 27 September 2012.[3] Padahal Polda Papua saat itu (2012) hanya memiliki satu Polda untuk Pulau Papua yang begitu besar, ini berbeda dengan Pulau lain yang memiliki beberapa Polda. Dengan demikian banyak harapan dan tanggung jawab besar dipikulkan kepada Irjen Pol. Tito Karnavian yang saat itu masih berusia 47 Tahun.

Menurut Komisioner Kompolnas, Hamidah Abdurrachman, selama Irjen Pol Tito Karnavian menjabat sebagai Kapolda Papua, sejumlah penembakan misterius masih terus terjadi. Bahkan kontak tembak antar-pasukan dan kelompok separatis juga marak. Namun jumlah penembakan tersebut bisa ditekan. "Dia mempunyai prestasi yang bagus di Papua. Meskipun tidak semua bisa diselesaikan karena permasalahan Papua rumit dan begitu banyak," ujar Hamidah.[4]

Jauh setelah tidak menjabat Kapolda Papua dan terjadi kegaduhan politik di DPR akhir tahun 2015, akibat rekaman pembicaraan kasus pemufakatan jahat Mantan Ketua DPR terhadap PT Freeport bulan November 2015, nama Tito Karnavian disebut dalam rekaman yaitu yang berhubungan dengan Pilpres 2014 dalam kapasitasnya sebagai Kapolda Papua[5]. Tito pun membantah dan mengatakan bahwa dia pernah membicarakan Freeport tetapi konteksnya berbeda, yaitu kepada Menteri ESDM Sudirman Said dalam saran pengamanan Freeport[6]

Asrena Polri

Dalam rotasi pejabat tinggi dalam Polri setingkat Kapolda pada 2014, Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian menempati jabatan baru sebagai Asrena (Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran). Tito menempati pos yang sebelumnya dipegang oleh Irjen Pol Sulistyo Ishak, yang mengakhiri jabatannya di Polri karena telah purna tugas. "Kapolda Papua dari pak Tito kepada Brigjen Pol Drs Yotje Mende, Kasespimti Lemdiklat Polri," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie. Menurut Sompie, pelantikan Tito ini dilangsungkan pada tanggal 16 Juli 2014 di Rupatama Polri.[4] Kendati Kapolda Papua dan Asrena sama-sama jabatan untuk bintang dua tetapi level Asrena Polri adalah “setingkat” di atas posisi Kapolda Papua karena eslon 1A setara Komjen (Perkap 21 Tahun 2010).[7]

Kapolda Metro Jaya

Berkas:Irjen Polisi Tito Karnavian.jpg
Tito Karnavian saat menjadi Kapolda Metro Jaya

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memutasi sejumlah Perwira Tinggi (Pati) Polri yang menduduki dan meninggalkan kursi kepemimpinan di beberapa daerah. Salah satu Pati yang terkena mutasi ialah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono. Unggung akan meninggalkan kursi "Metro Jaya 1" dan memegang jabatan baru sebagai Asisten Operasi Kapolri. Sebagai gantinya, jabatan Kapolda Metro Jaya akan diemban oleh Irjen Pol Tito Karnavian. Berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1242/VI/2015 yang dipublikasikan Jumat (5/6/2015).[8]

Berada pada pusat episentrum Indonesia, Tito Karnavian mendapat banyak sorotan media dan publik. Banyak gebrakan yang dilakukan Tito diawal jabatannya,[9] salah satunya yaitu Tito meminta jajarannya untuk blusukan mengurai kemacetan setiap Senin pagi dibandingkan melakukan Apel Pagi[10]. Salah satu kasus besar yang dihadapi Tito yaitu teror bom dan penembakan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat pada awal Januari 2016. Dengan pengalamannya yang mendalam soal terorisme, dalam waktu kurang dari 5 jam Ibukota sudah kembali dikuasai dan kondusif dan 7 tersangka sudah tertangkap. Menurut Tito kasus ini merupakan tanggung jawab ISIS serta merupakan perebutan kekuasaan ISIS di Asia Tenggara melalui eks Narapidana Bahrun Naim. Beberapa kasus lainnya yang banyak menyedot perhatian publik yaitu: Dua kali ancaman teror di Mall Alam Sutera, Kota Tangerang, kontroversi penetapan status siaga satu Jakarta saat Final Piala Presiden 2015[11], penggusuran kawasan prostitusi Kalijodo (Jakarta Utara)[12][13], penggusuran perumahan bantaran sungai Kampung Pulo (Jakarta Timur)[14], serta drama pembunuhan seorang perempuan 27 tahun bernama Wayan Mirna melalui zat sianida dikedai kopi pusat perbelanjaan Jakarta Pusat, yang dimana Polda Metro sampai bekerjasama dengan Polisi Federal Australia.

Dalam surat telegram dengan nomor ST/604/III/2016 per tanggal (14/3/2016), Tito akan dipromosikan menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menggantikan Komjen (Pol) Usman Saud Nasution yang memasuki masa pensiun.[15] Secara otomatis pangkatnya dinaikan menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal Polisi. Penyesuaian Kepangkatan.

Kapolri

Pengusutan kasus Novel Baswedan dan Hermansyah

Polri dikritik karena lambatnya pengungkapan kasus penyiraman air keras oleh orang tak dikenal terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Walaupun polisi telah memeriksa 59 saksi,[16] Tito menyebut pengungkapan kasus penyerangan Novel lebih sulit dibandingkan kasus Bom Bali dan Kampung Melayu.[17][18] Novel menduga serangan pada dirinya terkait sejumlah kasus korupsi yang ia tangani.[19] Tidak tuntasnya pengusutan kasus 100 hari pasca-kejadian membuat publik mempertanyakan kinerja kepolisian[20][21][22][23] dan mendesak Polri untuk mengusut kasus serupa, yakni pembacokan pakar teknologi informasi Hermansyah.[24][25]

Tito Karnavian saat dilantik Presiden Indonesia, Joko Widodo di Istana Merdeka pada 13 Juli 2016.

Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution menyebut berulangnya teror kepada warga sipil "memperlihatkan kegagalan kehadiran negara menunaikan kewajiban konstitusionalnya khususnya menjamin rasa aman warga negaranya sendiri."[26] Anggota Komisi III DPR RI Didik Mukrianto menyebut tidak tuntasnya pengusutan kasus penyerangan Novel menjadi citra buruk kepolisian yang saat ini sedang merayakan Hari Bhayangkara. ”Ini mengingat, kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sendiri, hingga sekarang belum terungkap. Karena hal ini terkait dengan keamanan dan ketertiban masyarakat,” tuturnya.[27]

Pencopotan Kapolres Solok

Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kepala Polres (Kapolres) Solok AKBP Susmelawati Rosya karena dianggap kurang tegas menangani persekusi yang diduga dilakukan Front Pembela Islam (FPI) terhadap seorang dokter, Fiera Lovita (FL).[28] Keputusan itu didasarkan atas keterangan FL yang merasa tertekan setelah mengalami persekusi berupa teror dan intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas tertentu.[29][30][31] "Sudah saya sampaikan bahwa apabila yang di Solok lemah dalam menangani perkara ini, akan saya ganti," ujar Tito. Namun, sejak penggantian Kapolres Solok yang baru, kepolisian belum menetapkan tersangka atas dugaan persekusi yang dilakukan oleh FPI.[32]

Kabid Humas Polda Sumatra Barat AKBP Syamsi membenarkan dokter FL mendapat protes dari satu ormas karena statusnya di media sosial. "Namun, protes tersebut tak sampai mengancam keselamatan dokter FL."[33] Juru bicara FPI Slamet Maaruf menyatakan FPI tak memiliki pengurus di Solok,[34] sementara Ketua FPI Sumbar Muhammad Busra memastikan tidak ada bukti sama sekali anggotanya yang terlibat persekusi.[35][36].

Sebelumnya, Kapolres Solok secara khusus memediasi FL dengan perwakilan FPI.[37][38] Setelah semua pihak diundang, FL menyampaikan permintaan maaf. Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menyebut setelah ada permintaan maaf dari FL, ada orang yang menelepon Fiera dan meminta kronologis kejadian. "Ada yang coba mengadu domba situasi di Solok, seolah-olah dokter kembali mendapat intimidasi setelah menyatakan permohonan maaf."[39]

Riwayat pendidikan

  • SD Xaverius 4 di Palembang (1976)
  • SMP Xaverius 2 di Palembang (1980)
  • SMA Negeri 2 Palembang (1983)
  • Akademi Kepolisian (1987); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.[7]
  • Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996); Penerima bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan PTIK terbaik
  • Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998) 
  • Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998)
  • Sespim Pol, Lembang (2000)
  • Lemhannas RI PPSA XVII (2011) penerima Bintang Seroja sebagai peserta Lemhanas terbaik.
  • Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013)

Kursus

  • Advanced English Course, The British Council, Jakarta, Indonesia (1991)
  • Management of Serious Crimes (MOSC), AFP College, Canberra, Australia (2000)
  • Post Blast Investigation Course, Louisiana Police Academy, Batonrouge, USA (2001)
  • Anti Terrorism Course, British High Commissioner, Singapore (2005)
  • Maritime Security Conference and Course, Kuala Lumpur, Malaysia (2006)
  • National Tactical Officers Association (NTOA) Conference and Course, Los Angeles, USA (2006) 
  • Short Course on Radicalisation by Australian Foreign Affairs and Trade, Sydney, Australia (2010)
  • Gold Command Crisis Management Course, Bramshill Police Institute, UK (2010)
  • Short Program of Course Separatism Movement in United Emirat Arab (2014)

Penugasan Luar Negeri

  • UK (Master's Degree Program - University of Exeter, United Kingdom) (1992 – 1993)
  • Republic of Ireland (Comparative Study) (1992)
  • France (Comparative Study) (1993)
    (Official visit to Paris Police Nationale and Gendarmerie) (2005, 2007, 2009, 2012)
  • Spain (Comparative Study) (1993)
    (Official visit to Spanish Police – Madrid) (2005)
  • The Netherlands (Comparative Study) (1993, 2002)
  • Italy (Comparative Study) (1993)
  • Austria (Comparative Study) (1993)
  • USA (NYPD, LAPD, FBI ACADEMY Quantico- Official visit) (1997)
    Hawaii (Asian Crimes Conference) (2004)
    Hawaii (PASOC Conference on Terrorism) (2007)
    Washington DC (Conference and Lemhannas study trip) (2008, 2010, 2011)
  • Mexico (official visit) (2001)
  • New Zealand (Command & Staff College 7 months) (1998)
    (Guest Speaker in Anti Terrorism Conference) (2005)
  • Vietnam (ASEANAPOL Conference Hanoi) (1998)
  • Hongkong (official visit) (1998, 2002)
    (Investigation into an Intellectual Property Rights case) (2000)
  • Australia (Official visit with the Chief of Indonesia Nat Police) (1997)
    (Course at Army Staff College) (1998)
    (Management of Serious Crime Course Canberra) (2000)
    (Radicalisation course in Sydney) (2010)
    (Seminar on Terrorism, Canberra and Sydney) (2010)
    Seminar on Terrorism di Canberra and Sydney (2011, 2012)
  • South Korea (Interpol Conference – Seoul) (2002)
  • Saudi Arabia (Umrah, Haji) (2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2007, 2011)
  • Switzerland (official visit) (2004)
  • Singapore (Anti Terrorism Course, info sharing withSingaore Police, Force Conference) (2005)
    (Guest Speaker – Asian Conference on Global Security) (2007)
    Various Seminars, PhD program (2008-2012)
  • Germany (Berlin, Koln, Heidelberg – Official visit to BKA) (2005)
  • Malaysia (Maritime Security Conference and Course, SEARCCT) (2005, 2006)
    Sharing operation  (2008, 2009, 2010)
  • Brunei (official visit) (2005)
  • Turkey (Istanbul, official visit) (2005)
    (2nd Istanbul Conference on Terrorism and Global Security) (2007)
    GCTF Conference (2011)
  • Philippines (Investigation into terrorism case) (2005)
    (Trainer in a joint course for INP and PNP officers) (2009)
  • Japan (Tokyo, 1st Japan-ASEAN Dialogue on Counterterrorism) (2006)
    (Tokyo, Intersessional Meeting Japan-ASEAN Counter Terrorism Dialogue) (2007)
    Tokyo, Kobe, Kyoto – Official visit to NPA (2011)
  • Thailand (official visit) (2006)
    (official visit to Indonesian Embassy) (2007)
  • Jordan (1st Fusion Task Force –Anti Terrorism Interpol, Amman) (2006)
  • Egypt (Official visit to Kairo and Alexandria) (2007)
  • United Arab Emirates (Dubai – Official Visit) (2007)
  • Pakistan (Islamabad-1st Meeting of Indonesia-Pakistan Joint Working Group on Terrorism) (2007)
  • Russia, CT dialogue Indonesia and Russia in Moscow (2010)
  • Cambodia (Speakers on Terrorism and Political Conflicts in Phnom Penh) (2009)
    (Indonesian Delegation for ASEANAPOL) in Siem Rep (2010)
  • Poland – Head of Delegation for Anti Nuclear Smuggling – Interpol (2012)
  • Paris - Co-ordination for investigating bomb blast at Indonesian embassy (2012)
  • USA - Chief of Low Budgeting and Eficiency Program for Police National of Indonesia (2014)
  • Australia - Head of Part-Negotiation for Case of Poisoning among Cyanide and Arsenic (2016)
  • Irak - Member of Delegate Conference Bomb Murderer Self Destruction of Baghdad City (2016)

Tanda Pangkat

Riwayat Jabatan

  • Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987)
  • Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987–1991)
  • Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1991–1992)
  • Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya
  • Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
  • Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1996–1997)
  • Sespri Kapolri (1997–1999)
  • Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999–2000)
  • Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000–2002)
  • Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulsel (2002)
  • Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002–2003)
  • Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003–2005)
  • Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004–2005)
  • Kapolres Serang Polda Banten (2005)
  • Kasubden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005)
  • Kasubden Penindak Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006)
  • Kasubden Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006–2009)
  • Kadensus 88/AT Bareskrim Polri (2009–2010)
  • Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011–21 Sept 2012)
  • Kapolda Papua (21 Sept 2012–16 Juli 2014)
  • Asrena Polri (16 Juli 2014–12 Juni 2015)
  • Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015–16 Maret 2016)
  • Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016–13 Juli 2016)
  • Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016–Sekarang)

Tanda kehormatan/penghargaan

Medali

  • Bintang Adhi Makayasa (lulusan terbaik Akpol) (1987)
  • Bintang Wiyata Cendekia (lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta) (1996)
  • Bintang Seroja Lulusan Terbaik Lemhanas PPSA 17 (2011)
  • Bintang Bhayangkara Utama dari Presiden RI (2016)
  • Bintang Bhayangkara Pratama dari Kapolri
  • Bintang Bhayangkara Nararya
  • Satyalencana Kesetiaan 8 Tahun
  • Satyalencana Kesetiaan 16 Tahun
  • Satyalencana Kesetiaan 24 Tahun
  • Satyalencana Jana Utama
  • Satyalencana Ksatria Tamtama
  • Satyalencana Karya Bhakti
  • Satyalencana Dwidya Sistha
  • Satyalencana Santi Dharma
  • Satyalencana Bhakti Nusa
  • Satyalencana Dharma Nusa
  • Satyalencana Operasi Kepolisian
  • Satyalencana GOM VIII/Dharma Phala
  • Satya Lencana GOM IX/Raksaka Dharma
  • Satya Lencana Kebaktian Sosial
  • Satyalencana Wira Karya
  • Satyalencana Seroja

Kepangkatan

  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Komisaris ke Ajun Komisaris Besar (2001)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Ajun Komisaris Besar ke Komisaris Besar (2005)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Komisaris Besar ke Brigadir Jenderal (2009)
  • Kenaikan Pangkat Luar Biasa Brigadir Jenderal ke Inspektur Jenderal (2011) (Penyesuaian kepangkatan BNPT)

Penugasan

  • Penghargaan memimpin operasi anti teror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007)

Kasus menonjol yang pernah ditangani

Buku

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Densus 88 Lumpuhkan Teroris Dr Azahari"
  2. ^ Aklamasi Komisi 3 DPR Setuju Tito Sebagai Kapolri Baru Arah.com tanggal 23 Juni 2016. Diakses tanggal 24 Juni 2016.
  3. ^ Disebut Dapat Duit Labora, Ini Kata Jenderal Tito
  4. ^ a b Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian dirotasi jadi Asrena Polri
  5. ^ "Nama Tito Karnavian ikut disebut-sebut dalam Rekaman"
  6. ^ "Tito Karnavian: Saya dengar rekaman Freeport, Tak terlibat"
  7. ^ a b Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian Dipromosikan Jadi Asrena Polri
  8. ^ "Irjen Tito Karnavian Jadi Kapolda Metro Jaya"
  9. ^ "Wajah Baru Polda Metro di tangan Tito Karnavian"
  10. ^ "Ide-ide Kapolda Metro Jaya Tito Berantas Kemacetan Jakarta"
  11. ^ "Polda Metro Berlakukan status Siaga Satu saat Final Piala Presiden"
  12. ^ "Kami Siapkan Berapa pun Pasukan untuk Hadapi Premanisme"
  13. ^ "Cerita Kapolda Tito soal aparat beking Kalijodo
  14. ^ "Kapolda Tito Negosiator ulung yang muluskan jalan Ahok relokasi Kampung Pulo"
  15. ^ "Irjen Tito Karnavian akan menjabat kepala BNPT"
  16. ^ RMOL. "59 Saksi Sudah Diperiksa Polisi, Penyerang Novel Tak Kunjung Ditangkap". RMOL.co. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  17. ^ http://nasional.kompas.com/read/2017/07/09/08445811/kapolri.sebut.kasus.penyiraman.novel.lebih.sulit.diungkap.dibanding.bom.bali
  18. ^ Liputan6.com. "Misteri Penyerang Novel Baswedan Hari ke-100". liputan6.com. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  19. ^ Media, Kompas Cyber. "Kapolri Minta Novel Sebut Nama Jenderal yang Diduga Terlibat Penyiraman Air Keras - Kompas.com". KOMPAS.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-07-25. 
  20. ^ Wardah, Fathiyah. "Kontras Pertanyakan Kinerja Polisi dalam Selesaikan Kasus Novel". VOA Indonesia. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  21. ^ JPNN.com. "Menurut Novel Baswedan, Ini Kekonyolan yang Perlu Dipublikasikan". www.jpnn.com. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  22. ^ "Novel Baswedan Prihatin Kinerja Polisi | Radar Pekalongan". Radar Pekalongan Online (dalam bahasa Inggris). 2017-07-21. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  23. ^ https://tirto.id/100-hari-pasca-penyerangan-novel-kpk-tagih-janji-kapolri-cs62
  24. ^ "Kasus Hermansyah dan Novel Lebih Berat dari Kasus Korupsi". www.jawapos.com. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  25. ^ "Pembacokan Hermansyah, PR Kedua Polri". jurnas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-07-25. 
  26. ^ "Komnas HAM Desak Polri Usut Kasus Penyerangan terhadap Hermansyah". kumparan. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  27. ^ "Kasus Hermansyah Mirip Novel, Jika Polisi..." www.jawapos.com. Diakses tanggal 2017-07-25. 
  28. ^ "Kapolres Solok Dicopot karena Persekusi, Imam FPI Sumbar Kecewa". Tempo Nasional. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  29. ^ Atriana, Rina. "dr Fiera Lovita Bicara Soal Dugaan Intimidasi karena Status FB". detiknews. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  30. ^ http://nasional.kompas.com/read/2017/06/01/15535791/kisah.fiera.lovita.korban.persekusi.yang.dituduh.menghina.tokoh.ormas
  31. ^ Harapan, Media (2017-06-03). "Warga Solok Berikan Dukungan dan Simpati Pada Kapolres Yang di Mutasi Kapolri". Media Harapan. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  32. ^ "Persekusi di Solok terhadap Fiera Lovita, Polisi Periksa 11 Saksi". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-02. 
  33. ^ Santoso, Audrey. "Postingan Soal Habib Rizieq Disoal, Dokter di Sumbar Minta Maaf". detiknews. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  34. ^ Rentjoko, Antyo (2017-06-04). "Persekusi: polisi salah, pelaku bukan FPI?". https://beritagar.id/ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-02.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)
  35. ^ "Bantah Intimidasi Dokter di Rumah Sakit Solok, Ini Penjelasan FPI Sumbar". Portal Berita Singgalang | Berita Terkini Sumatra Barat. 2017-05-27. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  36. ^ "Kapolres Solok Dicopot karena Persekusi, Imam FPI Sumbar Kecewa". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-02. 
  37. ^ "Polisi Sebut Intimidasi Dokter di Solok Telah Diselesaikan". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  38. ^ "Pemkot Solok Akan Jamin Keselamatan Dokter Fiera". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  39. ^ "Kasus Dokter Fiera di Solok, Polisi: Ada yang Coba Adu Domba". Tempo Nasional (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-02. 

Pranala luar

Jabatan kepolisian
Didahului oleh:
Jenderal Polisi Badrodin Haiti
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
2016–Sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Komjen. Pol. Saud Usman Nasution
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
2016
Diteruskan oleh:
Komjen. Pol. Suhardi Alius
Didahului oleh:
Irjen. Pol. Unggung Cahyono
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya
2015–2016
Diteruskan oleh:
Irjen. Pol. Moechgiyarto
Didahului oleh:
Irjen. Pol. B. L. Tobing
Kepala Kepolisian Daerah Papua
2012–2014
Diteruskan oleh:
Brigjen. Pol. Yotje Mende
Didahului oleh:
Brigjen. Pol. Saud Usman Nasution
Kepala Detasemen Khusus 88
2009–2010
Diteruskan oleh:
Brigjen. Pol. M Syafii