‘Abdullah bin Muhammad Al-Umawi: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
k ibukota → ibu kota |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
== Biografi == |
== Biografi == |
||
Ia dianggap sebagai salah satu penguasa Umayyah terlemah di Al-Andalus, dan ia hanya berkuasa atas |
Ia dianggap sebagai salah satu penguasa Umayyah terlemah di Al-Andalus, dan ia hanya berkuasa atas ibu kota [[Kordoba]] dan daerah sekitarnya saja. |
||
Ia merupakan seorang yang kejam, dan tidak segan-segan menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman, bahkan dari keluarganya sendiri. Ia memerintahkan [[hukuman mati]] terhadap dua orang saudaranya, dan memerintahkan anaknya Al-Mutarrif untuk membunuh saudaranya sendiri Muhammad. Walaupun Al-Mutarrif melakukan perintah ini, beberapa tahun berikutnya ia-pun dihukum mati atas tuduhan [[khianat|pengkhianatan]]. |
Ia merupakan seorang yang kejam, dan tidak segan-segan menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman, bahkan dari keluarganya sendiri. Ia memerintahkan [[hukuman mati]] terhadap dua orang saudaranya, dan memerintahkan anaknya Al-Mutarrif untuk membunuh saudaranya sendiri Muhammad. Walaupun Al-Mutarrif melakukan perintah ini, beberapa tahun berikutnya ia-pun dihukum mati atas tuduhan [[khianat|pengkhianatan]]. |
Revisi per 6 Juni 2019 03.34
- Untuk yang lain, lihat Abdullah bin Muhammad (disambiguasi).
‘Abdullah bin Muhammad (عبد الله بن محمد) Al-Umawi atau Ibnu Muhammad (meninggal 15 Oktober, 912), adalah Amir Kordoba yang ketujuh dari Bani Umayyah, berkuasa dari 888 hingga 912 di Al-Andalus, Semenanjung Iberia.[1]
Biografi
Ia dianggap sebagai salah satu penguasa Umayyah terlemah di Al-Andalus, dan ia hanya berkuasa atas ibu kota Kordoba dan daerah sekitarnya saja.
Ia merupakan seorang yang kejam, dan tidak segan-segan menyingkirkan orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman, bahkan dari keluarganya sendiri. Ia memerintahkan hukuman mati terhadap dua orang saudaranya, dan memerintahkan anaknya Al-Mutarrif untuk membunuh saudaranya sendiri Muhammad. Walaupun Al-Mutarrif melakukan perintah ini, beberapa tahun berikutnya ia-pun dihukum mati atas tuduhan pengkhianatan.
Namun Abdullah tidak berbakat dibidang pemerintahan, dan ia lebih tertarik untuk berburu. Sebagai akibatnya, Keamiran Kordoba mengalami kemunduran dahsyat dan daerah-daerah kekuasaannya banyak direbut oleh penguasa dan panglima setempat. Misalnya kota kedua terbesar Sevilla jatuh ke tangan Ibrahim bin Hajjaj.
Referensi
- ^ (Inggris) "Abdullah ibn Muhammad al-Umawi" (html). Diakses tanggal 11 Januari 2012.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Al-Mundzir |
Amir Kordoba 888 – 912 |
Diteruskan oleh: Abdurrahman III |