Lompat ke isi

Psamtik III: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Me iwan (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Perubahan kosmetika
Baris 41: Baris 41:
* [http://www.bostonleadershipbuilders.com/herodotus/book03.htm Herodotus histories]
* [http://www.bostonleadershipbuilders.com/herodotus/book03.htm Herodotus histories]
{{Penguasa Mesir Kuno}}
{{Penguasa Mesir Kuno}}

{{DEFAULTSORT:Psametik Iii}}
{{DEFAULTSORT:Psametik Iii}}
[[Kategori:Kematian 525 SM]]
[[Kategori:Kematian 525 SM]]

Revisi per 10 September 2019 06.03

Psamtik III (juga dieja Psammetichus atau Psammeticus) adalah firaun terakhir dinasti ke-26 Mesir Kuno yang berkuasa dari tahun 526 SM hingga 525 SM. Herodotus menyatakan bahwa Psamtik hanya menguasai Mesir selama enam bulan, sebelum kerajaannya diserbu oleh Persia di bawah pimpinan Raja Cambyses II.[1] Ia berhasil dikalahkan dalam pertempuran di Pelusium. Psamtik III melarikan diri ke Memphis, dan kemudian ditangkap. Firaun yang telah dijatuhkan itu lalu dibawa ke Susa, dan selanjutnya dihukum mati.[2]

Keluarga

Psamtik III adalah putra Amasis II dari salah satu istrinya, Ratu Tentkheta. Ia meneruskan tahta ayahnya sebagai firaun pada tahun 526 SM, ketika Amasis wafat setelah memerintah dengan sejahtera selama 44 tahun.[2] Menurut Herodotus, Psamtik III mempunyai seorang putra yang bernama Amasis, juga seorang istri dan anak perempuan, keduanya tidak ditulis namanya dalam catatan sejarah.[3]

Pemerintahan dan kejatuhan

Kepala patung Psamtik III.

Psamtik memerintah Mesir tidak lebih dari enam bulan. Beberapa hari setelah dinobatkan, hujan turun di Thebes, suatu peristiwa langka yang membuat sejumlah orang Mesir ketakutan, karena menafsirkannya sebagai firasat buruk. Firaun muda dan tidak berpengalaman ini tidak berdaya menghadapi serangan tentara Persia. Setelah pasukan Persia di bawah pimpinan Cambyses II telah melintasi padang gurun Sinai dengan bantuan orang Arab, terjadi pertempuran sengit di dekat Pelusium, sebuah kota perbatasan timur Mesir, pada musim semi tahun 525 SM.[2] Tentara Mesir dikalahkan di Pelusium, ketika Psamtik dikhianati oleh salah seorang sekutunya, Phanes dari Halicarnas. Akibatnya, Psamtik dan tentaranya harus mundur ke Memphis.[2] Tentara Persia merebut kota itu setelah mengepung dalam waktu lama, dan Psamtik ditawan. Tidak lama kemudian, Cambyses memerintahkan hukuman mati publik atas 2000 penduduk terkemuka, termasuk salah satu putra raja.[2]

Pembuangan dan kematian

Menurut Herodotus, putri Psamtik dijadikan budak, putranya dihukum mati dan salah satu sahabat laki-lakinya dijadikan pengemis.[3] Mereka ini dibawa ke hadapannya untuk menguji reaksinya, dan ia hanya marah setelah melihat keadaan si pengemis. Psamtik III tidak dihukum mati, tetapi putranya dipotong-potong. Psamtik dipenjarakan dan dibawa ke Susa dalam keadaan dirantai. Mulanya ia diperlakukan dengan baik, tetapi kemudian Psamtik dilaporkan merencanakan pemberontakan terhadap Cambyses, sehingga dihukum dengan dipaksa meminum darah banteng, dan ini menyebabkan kematiannya.[3]

Referensi

  1. ^ The New Encyclopædia Britannica: Micropædia, Vol.9 15th edition, 2003. hal.756
  2. ^ a b c d e The New Encyclopædia Britannica: Micropædia, Vol.9, 15th edition, 2003. p.756
  3. ^ a b c Herodotus. Historia. Buku III.

Pranala luar