Lompat ke isi

Garuda Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 68: Baris 68:
**[[Palembang]] ([[Bandara Mahmud Badaruddin II]])
**[[Palembang]] ([[Bandara Mahmud Badaruddin II]])
**[[Pekanbaru]] ([[Bandara Sultan Syarif Kasim II]])
**[[Pekanbaru]] ([[Bandara Sultan Syarif Kasim II]])
**[[Pontianak]] ([[Bandara Supadio]])
**[[Pontianak]] ([[Bandara Supadio]])"Diberhentikan, dan diberikan ke Citilink sebagai sub brand Garuda Indonesia"
**[[Semarang]] ([[Bandara Ahmad Yani]])
**[[Semarang]] ([[Bandara Ahmad Yani]])
**[[Solo]] ([[Bandara Adisumarmo]])
**[[Solo]] ([[Bandara Adisumarmo]])

Revisi per 17 Februari 2006 06.55

Garuda Indonesia
Garuda Indonesia

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama burung mitos.

Sejarah

Garuda Indonesia berawal dari tahun 1940-an, di mana Indonesia masih berperang melawan Belanda. Pada saat ini, Garuda terbang jalur spesial dengan pesawat DC-3.

26 Januari 1949 dianggap sebagai hari jadi maskapai penerbangan ini. Pada saat itu nama maskapai ini adalah Garuda Indonesian Airways. Pesawat pertama mereka bernama Seulawah atau Gunung Emas, dana untuk membeli pesawat ini didapatkan dari sumbangan masyarakat Aceh, pesawat tersebut dibeli seharga 120,000 dolar malaya yang sama dengan 20 kg emas. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi terhadap Belanda berakhir.

Pemerintah Burma banyak menolong maskapai ini pada masa awal maskapai ini. Oleh karena itu, pada saat maskapai ini diresmikan sebagai perusahaan pada 31 Maret 1950, Garuda menyumbangkan Pemerintah Burma sebuah pesawat DC-3.

Pada 1953, maskapai ini memiliki 46 pesawat, tetapi pada 1955 pesawat Catalina mereka harus pensiun. Tahun 1956 mereka membuat jalur penerbangan pertama ke Mekkah.

Tahun 1960-an adalah saat kemajuan pesat maskapai ini. Tahun 1965 Garuda mendapat dua pesawat baru yaitu pesawat jet Convair 990 dan pesawat turboprop Lockheed L-118 Electra. Pada tahun 1961 dibuka jalur menuju Bandara Internasional Kai Tak di Hong Kong dan tahun 1965 tibalah era jet, dengan DC-8 mereka membuat jalur penerbangan ke Bandara Schiphol di Haarlemmeer, Belanda, Eropa.

Tahun 1970-an Garuda mengambil perangkat DC-9 dan juga Pesawat Jet kecil Fokker F28 saat itu Garuda memiliki 36 pesawat F28 dan merupakan operator pesawat terbesar di dunia untuk jenis pesawat tersebut, sementara pada 1980-an mengadopsi perangkat dari Airbus, seperti A300. Dan juga Boeing 737, juga McDonnell Douglas MD-11.

Dalam tahun 1990-an, Garuda mengalami beberapa musibah, dan maskapai ini mengalami periode ekonomi sulit. Tetapi, dalam tahun 2000-an ini maskapai ini telah dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan dalam keadaan ekonomi yang bagus.

Salah satu lelucon mengenai maskapai penerbangan ini adalah bahwa Garuda merupakan akronim. Akronim ini adalah kepanjangan dari "Good And Reliable Under Dutch Administration" (baik dan dapat diandalkan di bawah administrasi Belanda).

Armada

Armada Garuda Indonesia per September 2005 terdiri dari :

Garuda juga akan menambahkan armadanya dengan:

Destinasi

Data destinasi di bawah adalah benar pada 18 Januari 2005.

Pranala luar