Indonesia Air Transport

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Indonesia Air Transport
IATA ICAO Kode panggil
I8 IDA INTRA
Didirikan1968
Pusat operasiBandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta
PenghubungBandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung
SloganPesona Penerbangan Indonesia
Perusahaan indukMNC Energy Investments dan Global Transport Services (MNC Asia Holding)
Kantor pusatMNC Tower Lt. 24, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat
Situs webwww.indonesia-air.com

Indonesian Air Transport adalah sebuah maskapai penerbangan yang berpusat di Indonesia. Maskapai ini menyediakan layanan udara bagi industri minyak dan gas di Indonesia dan Asia Tenggara, baik dari lepas pantai maupun di darat. Pangkalan utamanya adalah Bandar Udara Halim Perdanakusuma (HLP), Jakarta.

Bersamaan dengan sebagian besar maskapai penerbangan Indonesia lainnya, Indonesia Air Transport berada dalam daftar maskapai penerbangan yang dilarang di Uni Eropa karena alasan keamanan pada Desember 2014.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Maskapai ini didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1968, awalnya untuk melayani penerbangan bagi perusahaan minyak milik negara Pertamina dan kontraktor asing perusahaan minyak lainnya. Maskapai ini dioperasikan oleh PT Indonesia Air Transport, milik PT MNC Energy Investments Tbk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.[1]

Armada[sunting | sunting sumber]

Armada dari Indonesia Air Transport meliputi:

Armada Indonesia Air Transport
Pesawat Jumlah Pesanan Penumpang Rute
Dauphin SA 365 N2 (helikopter) 1 0 11 Operasi carter
Eurocopter EC 155 B1 (helikopter) 3 0 13 Operasi carter
Eurocopter EC 155 B (helikopter) 1 0 13 Operasi carter
Fokker 50 3 0 58 Rute domestik/didaftarkan di IAT sebagai PK-TSN, PK-TSO, PK-TSP
ATR 42-300QC 1 0 45 Rute domestik/carter
ATR 42-500 2 0 71 Domestik/Operasi carter, ATR-42-500 perdana dicarter PT Badak NGL. registrasi PK-THT
Embraer 135 BJ 1 13
Total 12 0 Last updated: 19 September 2010

Ekspansi[sunting | sunting sumber]

Pada September 2012, perusahaan ini melakukan perubahan pada Surat Izin Usaha Pererbangan ke Kementerian Perhubungan Republik Indonesia untuk menyediakan layanan penerbangan di kelas menengah dengan menjadikan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara, Bandung sebagai bandar udara penghubungnya.[2]

Tujuan[sunting | sunting sumber]

 Indonesia[sunting | sunting sumber]

Jawa[sunting | sunting sumber]

Sumatera[sunting | sunting sumber]

Kalimantan[sunting | sunting sumber]

Sulawesi[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]