Lompat ke isi

Jubah Merah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: Kadangkala → Kadang kala (2)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32: Baris 32:


{{Legenda urban Jepang}}
{{Legenda urban Jepang}}
{{hantu-stub}}


[[Kategori:Legenda urban Jepang]]
[[Kategori:Legenda urban Jepang]]


{{hantu-stub}}

Revisi per 1 April 2020 15.47

Ilustrasi Aka Manto, atau Si Jubah Merah.

Jubah Merah (赤マント, Aka manto) adalah legenda urban Jepang tentang hantu yang bergentayangan di sekitar toilet umum dan sekolah, yang senantiasa menawarkan kertas merah dan biru pada korbannya. Dalam versi lain dinyatakan bahwa ia akan bertanya kepada korbannya tentang jubah merah atau biru. Seringkali diceritakan bahwa pada saat masih hidup ia merupakan pria tampan dan selalu dibuntuti oleh para pengagumnya, sehingga ia menggunakan topeng untuk menutupi wajahnya.

Legenda

Saat korban berada di toilet (biasanya bilik terakhir), suara misterius akan terdengar: "Mau kertas merah atau biru?" Jika korban menjawab kertas merah, maka lehernya akan digorok sehingga pakaiannya menjadi merah karena bersimbah darah. Jika memilih kertas biru, maka leher korban akan dicekik sampai wajahnya membiru. Mengelabui Jubah Merah dengan menjawab warna selain yang ditawarkan akan mengakibatkan diseretnya korban ke dunia lain. Jawaban yang tepat adalah 'Tidak perlu kertas'.[1]

Versi lain

Kadang kala sosok Jubah Merah disamakan dengan Jubah Biru (青いマント, Aoi Manto).

Kadang kala suara misterius tidak menawarkan kertas, melainkan jubah. Jika memilih merah, maka korban akan dikuliti agar kulit tersebut menyerupai jubah. Jika menjawab biru, maka darah korban akan dikuras habis.

Dalam suatu versi berbeda yang terkenal, pilihan yang ditawarkan bukan kertas merah melainkan rompi merah:

Seorang polisi dan polwan dipanggil ke sekolah setelah mendapat laporan adanya suara lelaki misterius di kamar mandi perempuan. Sang polwan pergi ke kamar mandi sementara rekannya menunggu di luar. Saat berada di dalam bilik, suara misterius bertanya, "Mau pakai rompi merah?" Polisi yang berada di luar, yang menguping dari balik pintu mendengar rekannya menjawab "Ya". Tiba-tiba terdengar jeritan dari dalam kamar mandi yang diiringi suara benda jatuh. Setelah polisi di luar berhasil mendobrak pintu kamar mandi, ia mendapati bahwa rekannya telah dipenggal. Darahnya meresapi rompi yang dikenakannya, sehingga rompinya menjadi merah.[2]

Versi lain menyatakan bahwa bila memilih jubah kuning, maka kepala korban akan dipaksa masuk ke toilet yang sedang digunakan.

Dalam kisah fiksi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Scary Japanese Urban Legends". Diakses tanggal 2012-4-27. 
  2. ^ "Red Cloak". Diakses tanggal 2012-4-27. 

Pranala luar