Muhammad Asad: Perbedaan antara revisi
k Robot: Cosmetic changes |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 8: | Baris 8: | ||
Tahun 1926, berkat kesan mendalam dari hasil pengembaraannya di negara-negara Islam [[Timur Tengah]] (terekam dalam salah satunya bukunya "Road to Mecca") ia memeluk Islam. Ia lantas mengatakan mengenai Islam :" ''Dalam pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang sempurna. Semua elemen didalamnya secara harmonis dalam saling melengkapi dan mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang; hasilnya adalah sebuah struktur dengan keseimbangan sempurna dan komposisi yang kuat.''" Ia mengembara dan menyaksikan dengan kepala sendiri beberapa pergerakan pembebasan yang muncul pada awal abad 20 untuk membebaskan daerah Islam dari kaum kolonial. Ia berkunjung ke [[India]] di mana ia berjumpa dan bekerjasama dengan [[Muhammad Iqbal]], filsuf dan penyair yang menginspirasikan lahirnya negara [[Pakistan]]. Bahkan ia menjadi Duta Besar Pakistan pertama untuk [[PBB]]. Mendekati akhir hayatnya ia kemudian pindah ke [[Spanyol]] dan hidup disana bersama istri ke-empatnya Paola Hameeda Asad hingga wafatnya. |
Tahun 1926, berkat kesan mendalam dari hasil pengembaraannya di negara-negara Islam [[Timur Tengah]] (terekam dalam salah satunya bukunya "Road to Mecca") ia memeluk Islam. Ia lantas mengatakan mengenai Islam :" ''Dalam pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang sempurna. Semua elemen didalamnya secara harmonis dalam saling melengkapi dan mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang; hasilnya adalah sebuah struktur dengan keseimbangan sempurna dan komposisi yang kuat.''" Ia mengembara dan menyaksikan dengan kepala sendiri beberapa pergerakan pembebasan yang muncul pada awal abad 20 untuk membebaskan daerah Islam dari kaum kolonial. Ia berkunjung ke [[India]] di mana ia berjumpa dan bekerjasama dengan [[Muhammad Iqbal]], filsuf dan penyair yang menginspirasikan lahirnya negara [[Pakistan]]. Bahkan ia menjadi Duta Besar Pakistan pertama untuk [[PBB]]. Mendekati akhir hayatnya ia kemudian pindah ke [[Spanyol]] dan hidup disana bersama istri ke-empatnya Paola Hameeda Asad hingga wafatnya. |
||
Asad menulis beberapa buku, salah satu yang terkenal adalah ''Road To Mecca'', di mana ia menceritakan pengembaraannya dalam daerah Islam dan bagaimana ia kemudian memeluk Islam, juga beberapa pemikirannya tentang pergerakan [[Zionis]]. Ia juga menulis ''The Message of the Qur'an'', terjemahan yang dia lengkapi dengan tafsir singkat berdasarkan pengetahuannya dalam bahasa arab klasik dan tafsir-tafsir klasik. Tafsir tersebut diakui sebagai salah satu terjemahan terbaik Al Qur'an dalam bahasa Inggris walaupun |
Asad menulis beberapa buku, salah satu yang terkenal adalah ''Road To Mecca'', di mana ia menceritakan pengembaraannya dalam daerah Islam dan bagaimana ia kemudian memeluk Islam, juga beberapa pemikirannya tentang pergerakan [[Zionis]]. Ia juga menulis ''The Message of the Qur'an'', terjemahan yang dia lengkapi dengan tafsir singkat berdasarkan pengetahuannya dalam bahasa arab klasik dan tafsir-tafsir klasik. Tafsir tersebut diakui sebagai salah satu terjemahan terbaik Al Qur'an dalam bahasa Inggris walaupun dikritik oleh beberapa aliran tradisional seperti Mu'tazilah. Ia juga menulis terjemahan dan komentar terhadap kitab [[Sahih Bukhari]], salah satu kitab koleksi [[hadits]] terkemuka. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 4 September 2008 17.02
Muhammad Asad atau Leopold Weiss (Lemberg, Austria-Hongaria, 1900 - Spanyol, 1992) adalah seorang cendekiawan muslim, mantan Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa Bangsa, dan penulis beberapa buku tentang Islam termasuk salah satu tafsir Al Qur'an modern yakni The Message of the Qur'an.
Muhammad Asad terlahir sebagai Leopold Weiss pada tahun 1900 di kota Lemberg, saat itu bagian dari Kekaisaran Austria-Hongaria(sekarang bernama Lviv dan terletak di Ukraina) dalam lingkungan keluarga Yahudi. Keluarganya secara turun-temurun adalah rabbi (pemuka agama Yahudi) kecuali ayahnya yang menjadi seorang pengacara. Pendidikan agama yang ia enyam selama masa kecil hingga mudanya menjadikan ia familiar dengan bahasa Aram, Kitab Perjanjian Lama serta teks-teks maupun tafsir dari Talmud, Mishna, Gemara dan Targum.
Pada usia 14 tahun ia lari dari rumah untuk bergabung dengan tentara Austria dalam Perang Dunia Pertama. Pada usia 19 tahun, ia meninggalkan studinya di bidang Filsafat dan Sejarah Seni, kemudian menjadi asisten perintis film, Dr. Murnau, dan genius di bidang teater, Max Reinhardt,di Berlin. Tahun 1922, ia menjadi reporter harian Frankfurter Zeitung (sebuah harian terkemuka di Jerman), dan kemudian menjadi korespondennya untuk negara Timur Dekat.
Tahun 1926, berkat kesan mendalam dari hasil pengembaraannya di negara-negara Islam Timur Tengah (terekam dalam salah satunya bukunya "Road to Mecca") ia memeluk Islam. Ia lantas mengatakan mengenai Islam :" Dalam pandangan saya, Islam terlihat seperti sebuah hasil arsitektur yang sempurna. Semua elemen didalamnya secara harmonis dalam saling melengkapi dan mendukung; tidak ada yang berlebihan dan tidak ada yang kurang; hasilnya adalah sebuah struktur dengan keseimbangan sempurna dan komposisi yang kuat." Ia mengembara dan menyaksikan dengan kepala sendiri beberapa pergerakan pembebasan yang muncul pada awal abad 20 untuk membebaskan daerah Islam dari kaum kolonial. Ia berkunjung ke India di mana ia berjumpa dan bekerjasama dengan Muhammad Iqbal, filsuf dan penyair yang menginspirasikan lahirnya negara Pakistan. Bahkan ia menjadi Duta Besar Pakistan pertama untuk PBB. Mendekati akhir hayatnya ia kemudian pindah ke Spanyol dan hidup disana bersama istri ke-empatnya Paola Hameeda Asad hingga wafatnya.
Asad menulis beberapa buku, salah satu yang terkenal adalah Road To Mecca, di mana ia menceritakan pengembaraannya dalam daerah Islam dan bagaimana ia kemudian memeluk Islam, juga beberapa pemikirannya tentang pergerakan Zionis. Ia juga menulis The Message of the Qur'an, terjemahan yang dia lengkapi dengan tafsir singkat berdasarkan pengetahuannya dalam bahasa arab klasik dan tafsir-tafsir klasik. Tafsir tersebut diakui sebagai salah satu terjemahan terbaik Al Qur'an dalam bahasa Inggris walaupun dikritik oleh beberapa aliran tradisional seperti Mu'tazilah. Ia juga menulis terjemahan dan komentar terhadap kitab Sahih Bukhari, salah satu kitab koleksi hadits terkemuka.
Referensi
- Biografi Muhammad Asad dari buku Road to Mecca (diterjemahkan oleh Mizan, Bandung, 2003)
Pranala luar
- (Indonesia) Islam di Simpang Jalan (diterjemahkan dari Islam at the Crossroads
- (Indonesia) Profil Muhammad Asad
- (Inggris) Biografi singkat
- (Inggris) The Message of the Qur'an