Lontong: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Harditaher (bicara | kontrib) |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
* [[Lontong balap]] |
* [[Lontong balap]] |
||
* [[Lontong cap go meh]] |
* [[Lontong cap go meh]] |
||
*[[Lontong gulai]] |
|||
* [[Lontong Krubyuk]] |
* [[Lontong Krubyuk]] |
||
* [[Lentog Tanjung]] |
* [[Lentog Tanjung]] |
Revisi per 25 Mei 2020 03.00
Lontong | |
---|---|
Daerah | Jawa |
Variasi | Ketupat |
Sunting kotak info • L • B | |
Lontong adalah makanan khas Indonesia yang berkembang di masyarakat Jawa, terbuat dari beras yang dibungkus dalam daun pisang dan dikukus di atas air mendidih selama beberapa jam dan jika air hampir habis dituangkan air lagi demikian berulang sampai beberapa kali. Lontong umumnya disajikan dengan sate, rujak, atau gulai kambing. Cara varian lontong yang terkenal adalah ketupat. Ketupat (termasuk dalam olahan beras) terbuat dari beras dimasukkan dalam anyaman daun kelapa muda (janur) yang sering ditemukan sekitar hari raya Idul Fitri. Berdasarkan tradisi Jawa, lima hari sejak hari raya Idul Fitri merupakan hari raya ketupat, pasangan ketupat ini adalah lepet
Karena direbus dalam daun pisang, lontong dapat berwarna hijau di luar, sementara berwarna putih di dalamnya. Lontong banyak ditemui di pelbagai daerah di Indonesia sebagai makanan alternatif pengganti nasi. Meski juga dibuat dari beras, lontong memiliki aroma yang khas.
Lihat pula
- Ketupat
- Lontong balap
- Lontong cap go meh
- Lontong gulai
- Lontong Krubyuk
- Lentog Tanjung
- Arem-arem
- Lemper
Pranala luar
- (Inggris) Lontong tasty food
- (Inggris) Lontong recipes
Referensi
- Ingram, Christine (2003), Rice and Risotto, London, UK: Hermes House, ISBN 1-84309-574-2.