Lompat ke isi

Pulau Mandalika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
RXerself (bicara | kontrib)
Baris 48: Baris 48:
{{Masakan Jepara}}
{{Masakan Jepara}}


[[Kategori:Pulau di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Pulau di Jawa Tengah|Mondoliko]]
[[Kategori:Pulau di Indonesia|Mandalika]]
[[Kategori:Donorojo, Jepara|Mondoliko]]

Revisi per 10 Juni 2020 05.01

Mandalika
Koordinat6°22′0″S 110°55′0″E / 6.36667°S 110.91667°E / -6.36667; 110.91667
NegaraIndonesia
Gugus kepulauanSunda besar
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenJepara
Luas- km²
Populasi-
Peta

Mandalika atau disebut juga Mondoliko, adalah sebuah pulau kecil di Laut Jawa, tepatnya di sebelah utara pantai utara Jawa Tengah. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Posisi lebih tepatnya berada di sebelah utara desa Ujung Watu, berjarak sekitar 2 km dan bisa dilihat dengan jelas dari desa tersebut.

Untuk menuju pulau ini bisa menggunakan perahu nelayan (perahu dengan mesin tempel) dan memerlukan waktu tempuh tidak lebih dari 0,5 jam. Di pulau ini berdiri sebuah mercu suar yang digunakan sebagai tanda batas daratan bagi kapal-kapal berbadan besar.

Letak Pulau Mandalika ini berhadap-hadapan langsung dengan lokasi wisata Benteng Portugis yang terletak persis di pinggir pantai desa Ujung Watu. Desa ini termasuk ke dalam wilayah kecamatan Keling yang masih dalam wilayah Kabupaten Jepara, dan berdekatan pula dengan perbatasan Kabupaten Pati, di sebelah utara kawasan pegunungan Muria.

Mandalika adalah kepulauan yang bisa dilihat jelas dari Benteng Portugis di daerah Keling - Jepara. Mandalika hanya berjarak 500 meter dari bibir tebing Benteng Portugis. Jalur Kapal Kartini Karimunjawa-Jepara melintas di antara Benteng Portugis dan pulau Mandalika.

Pulau Mandalika terdapat mercusuar dan beberapa perumahan karyawan. Terdapat pula tanaman yang khas di Mandalika yang bernama Nongko Celeng. Pohon ini mengeluarkan buahnya dari dalam tanah, arah pada akarnya. Terdapat pula makam seorang nayaka dari Ratu Kalinyamat (Kerajaan Kalinyamat) yang bernama Sayid Ustman.

Mitos

Seturut cerita rakyat sekitar[1], pusaran air itu adalah pintu gerbang Keraton Luweng Siluman yang dirajai oleh Siluman Bajul Putih. Setiap ada orang berkulit putih seperti bangsa Portugis pastilah tersedot ke dalam laut hilang entah ke mana. Kejadian itu sesuai dengan sumpah Siluman Bajul Putih ketika dikalahkan oleh Ki Leseh. Siluman itu bersumpah kalau ada orang yang berkulit putih seperti kulitnya lewat di atas pintu gerbang Luweng Siluman itu, akan disedot ke dalam laut.

Fasilitas

  • Mercusuar
  • Makam Sayid Ustman
  • Hutan

Musibah KM Senopati Nusantara

Pulau ini mulai terkenal ketika terjadi Musibah KM Senopati Nusantara[2] yang tenggelam di kawasan tersebut.

Pranala luar

Referensi