Lompat ke isi

Naga (mitologi India): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 55: Baris 55:


{{DEFAULTSORT:Naga}}
{{DEFAULTSORT:Naga}}
[[Kategori:Monster mitologi]]
[[Kategori:Makhluk mitologis]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Hindu]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Buddha]]

Revisi per 27 September 2020 02.29

Naga (mitologi India)
Patung nāga di Bhuvanesvar, India.
Makhluk mitologis
Nama lainNāgī atau Nāginī (nāga betina)
KelompokMakhluk legenda
SubkelompokDewa air, dewa penuntun, dewa ular
Asal
MitologiHindu, Buddha, dan Jaina
NegaraIndia, Nepal
DaerahAsia Selatan dan Asia Tenggara
HabitatDunia bawah tanah, danau, sungai, kolam, hutan larangan dan gua

Dalam kepercayaan Hindu, Buddha dan Jaina, Nāga (Dewanagari: नाग; ,IASTnāga, नाग) atau Nāgī (Dewanagari: नागी; ,IASTnāgī,; sebutan untuk nāga wanita)[1] adalah ras makhluk gaib, atau ras semi-gaib berwujud setengah manusia setengah ular yang bermukim di dunia bawah tanah (Patala) dan terkadang dapat mengambil wujud manusia.

Nāga biasanya digambarkan dalam tiga bentuk: 1) bertubuh manusia dengan bentuk ular di bagian kepala dan leher; 2) berbentuk ular sepenuhnya, kadang dengan lebih dari satu kepala; 3) makhluk setengah manusia setengah ular.[2] Naga betina disebut "nagi", "nagin", atau "nagini". Nagaraja dipandang sebagai raja para nāga dan nāgini.[3]

Nāga merupakan makhluk mitologis yang umum, dan ditemukan dalam tradisi-tradisi mitologi dari berbagai budaya di Asia Selatan dan Asia Tenggara, seiring dengan penyebaran agama Hindu dan Buddha ke wilayah tersebut.

Galeri

Referensi

  1. ^ "Sanskrit Dictionary". sanskritdictionary.com. Diakses tanggal 2018-09-27. 
  2. ^ Jones, Constance; Ryan, James D. (2006). Encyclopedia of Hinduism (dalam bahasa Inggris). Infobase Publishing. hlm. 300. ISBN 9780816075645. 
  3. ^ Elgood, Heather (2000). Hinduism and the Religious Arts. London: Cassell. hlm. 234. ISBN 0-304-70739-2. 

Bacaan tambahan

Pranala luar