Linezolid: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →top |
||
Baris 113: | Baris 113: | ||
}} |
}} |
||
'''Linezolid''' merupakan [[antibiotik]] yang digunakan untuk pengobatan [[infeksi]] yang disebabkan oleh [[bakteri Gram-positif]] yang [[resistensi antibiotik|resisten]] terhadap antibiotik lainnya.<ref name=Roger2018>{{cite journal | vauthors = Roger C, Roberts JA, Muller L | title = Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Oxazolidinones | journal = Clinical Pharmacokinetics | volume = 57 | issue = 5 | pages = 559–575 | date = Mei 2018 | pmid = 29063519 | doi = 10.1007/s40262-017-0601-x }}</ref><ref name=AHFS2016/> Linezolid aktif melawan sebagian besar bakteri Gram-positif yang menyebabkan penyakit seperti [[Streptokokus]], [[Enterokokus resisten vankomisin]] (''Vancomycin-resistant enterococcus'', VRE), dan [[Staphylococcus aureus resisten metisilin|''Staphylococcus aureus'' resisten metisilin]] (''Methicillin-resistant Staphylococcus aureus |
'''Linezolid''' merupakan [[antibiotik]] yang digunakan untuk pengobatan [[infeksi]] yang disebabkan oleh [[bakteri Gram-positif]] yang [[resistensi antibiotik|resisten]] terhadap antibiotik lainnya.<ref name=Roger2018>{{cite journal | vauthors = Roger C, Roberts JA, Muller L | title = Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Oxazolidinones | journal = Clinical Pharmacokinetics | volume = 57 | issue = 5 | pages = 559–575 | date = Mei 2018 | pmid = 29063519 | doi = 10.1007/s40262-017-0601-x }}</ref><ref name=AHFS2016/> Linezolid aktif melawan sebagian besar bakteri Gram-positif yang menyebabkan penyakit seperti [[Streptokokus]], [[Enterokokus resisten vankomisin]] (''Vancomycin-resistant enterococcus'', VRE), dan [[Staphylococcus aureus resisten metisilin|''Staphylococcus aureus'' resisten metisilin]] (''Methicillin-resistant'' Staphylococcus aureus, MRSA).<ref name=Roger2018 /><ref name="Zyvox FDA label">{{cite web | title=Zyvox- linezolid injection, solution Zyvox- linezolid tablet, film coated Zyvox- linezolid suspension | website=DailyMed | date=21 Februari 2020 | url=https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=6e70e63b-bfd5-478d-a8ee-8ba22c9efabd | access-date=17 Maret 2020}}</ref> Indikasi utama dari obat ini adalah untuk infeksi pada [[kulit]] dan [[pneumonia]], walau obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi lainnya seperti [[tuberkulosis resisten multi-obat]] (''Multi-drug-resistant tuberculosis'', MDR-TB) .<ref name=AHFS2016/><ref name=WHO2015Use>{{cite book | vauthors = ((World Health Organization)) | year = 2015 | title = The selection and use of essential medicines. Twentieth report of the WHO Expert Committee 2015 (including 19th WHO Model List of Essential Medicines and 5th WHO Model List of Essential Medicines for Children) | publisher = World Health Organization | location = Geneva | author-link = World Health Organization | hdl = 10665/189763 | id = WHO technical report series;994 | hdl-access=free | isbn = 9789241209946 | issn = 0512-3054 | pages=26–33 }}</ref> Obat ini diberikan melalui [[infus]] atau berupa [[tablet]].<ref name=AHFS2016/> |
||
Ketika diberikan dalam jangka pendek, linezolid merupakan antibiotik yang relatif aman.<ref name=Marino2007>{{cite book |vauthors=Marino PL, Sutin KM |chapter=Antimicrobial therapy |title=The ICU book |publisher=Lippincott Williams & Wilkins |location=Hagerstown, MD |year=2007 |page=817 |isbn=978-0-7817-4802-5}}</ref> Obat ini dapat digunakan oleh pasien segala umur dan pasien dengan [[penyakit hati]] atau [[gagal ginjal]].<ref name=AHFS2016/> Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan jangka pendek antara lain [[sakit kepala]], [[diare]], ruam, dan [[mual]].<ref name=AHFS2016/> Efek samping berat yang mungkin terjadi antara lain [[sindrom serotonin]], [[mielosupresi]], dan [[Laktikasidemia|peningkatan kadar laktat dalam darah]].Efek samping berat tersebut terjadi terutama setelah penggunaan lebih dari dua pekan.<ref name=AHFS2016/><ref name=SFX2016/> Jika diberikan lebih lama, maka dapat menyebabkan [[Neuropati perifer dirangsang kemoterapi|kerusakan saraf]] seperti [[Neuropati optik|kerusakan sarafoptik]] permanen.<ref name=SFX2016>{{cite web|title=Linezolid Side Effects in Detail|url=https://www.drugs.com/sfx/linezolid-side-effects.html|website=drugs.com|accessdate=11 Desember 2016|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20161220233415/https://www.drugs.com/sfx/linezolid-side-effects.html|archivedate=20 Desember 2016}}</ref> |
Ketika diberikan dalam jangka pendek, linezolid merupakan antibiotik yang relatif aman.<ref name=Marino2007>{{cite book |vauthors=Marino PL, Sutin KM |chapter=Antimicrobial therapy |title=The ICU book |publisher=Lippincott Williams & Wilkins |location=Hagerstown, MD |year=2007 |page=817 |isbn=978-0-7817-4802-5}}</ref> Obat ini dapat digunakan oleh pasien segala umur dan pasien dengan [[penyakit hati]] atau [[gagal ginjal]].<ref name=AHFS2016/> Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan jangka pendek antara lain [[sakit kepala]], [[diare]], ruam, dan [[mual]].<ref name=AHFS2016/> Efek samping berat yang mungkin terjadi antara lain [[sindrom serotonin]], [[mielosupresi]], dan [[Laktikasidemia|peningkatan kadar laktat dalam darah]].Efek samping berat tersebut terjadi terutama setelah penggunaan lebih dari dua pekan.<ref name=AHFS2016/><ref name=SFX2016/> Jika diberikan lebih lama, maka dapat menyebabkan [[Neuropati perifer dirangsang kemoterapi|kerusakan saraf]] seperti [[Neuropati optik|kerusakan sarafoptik]] permanen.<ref name=SFX2016>{{cite web|title=Linezolid Side Effects in Detail|url=https://www.drugs.com/sfx/linezolid-side-effects.html|website=drugs.com|accessdate=11 Desember 2016|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20161220233415/https://www.drugs.com/sfx/linezolid-side-effects.html|archivedate=20 Desember 2016}}</ref> |
Revisi per 5 Oktober 2020 16.22
Nama sistematis (IUPAC) | |
---|---|
(S)-N-({3-[3-fluoro-4-(morfolin-4-il)fenil]-2-okso-1,3-oksazolidin-5-il}metil)asetamida | |
Data klinis | |
Nama dagang | Zyvox, Zyvoxid, lainnya |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a602004 |
Data lisensi | US Daily Med:pranala |
Kat. kehamilan | B3(AU) C(US) |
Status hukum | Harus dengan resep dokter (S4) (AU) ℞-only (CA) POM (UK) ℞-only (US) |
Rute | Infus, per oral |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | ~100% (oral) |
Ikatan protein | Rendah (31%) |
Metabolisme | Hepatik (50–70%, tidak melibatkan CYP) |
Waktu paruh | 3–7 jam;[1] waktu paruh lebih panjang di cairan serebrospinal dibandingkan plasma[1] |
Ekskresi | non-ginjal, ginjal, dan feses[2] |
Pengenal | |
Nomor CAS | 165800-03-3 |
Kode ATC | J01XX08 |
PubChem | CID 441401 |
DrugBank | DB00601 |
ChemSpider | 390139 |
UNII | ISQ9I6J12J |
KEGG | D00947 |
ChEBI | CHEBI:63607 |
ChEMBL | CHEMBL126 |
NIAID ChemDB | AIDSNO:070944 |
Data kimia | |
Rumus | C16H20FN3O4 |
|
Linezolid merupakan antibiotik yang digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram-positif yang resisten terhadap antibiotik lainnya.[1][2] Linezolid aktif melawan sebagian besar bakteri Gram-positif yang menyebabkan penyakit seperti Streptokokus, Enterokokus resisten vankomisin (Vancomycin-resistant enterococcus, VRE), dan Staphylococcus aureus resisten metisilin (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus, MRSA).[1][3] Indikasi utama dari obat ini adalah untuk infeksi pada kulit dan pneumonia, walau obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati infeksi lainnya seperti tuberkulosis resisten multi-obat (Multi-drug-resistant tuberculosis, MDR-TB) .[2][4] Obat ini diberikan melalui infus atau berupa tablet.[2]
Ketika diberikan dalam jangka pendek, linezolid merupakan antibiotik yang relatif aman.[5] Obat ini dapat digunakan oleh pasien segala umur dan pasien dengan penyakit hati atau gagal ginjal.[2] Efek samping yang umum terjadi pada penggunaan jangka pendek antara lain sakit kepala, diare, ruam, dan mual.[2] Efek samping berat yang mungkin terjadi antara lain sindrom serotonin, mielosupresi, dan peningkatan kadar laktat dalam darah.Efek samping berat tersebut terjadi terutama setelah penggunaan lebih dari dua pekan.[2][6] Jika diberikan lebih lama, maka dapat menyebabkan kerusakan saraf seperti kerusakan sarafoptik permanen.[6]
Sebagai inhibitor sintesis protein, linezolid bekerja dengan menghambat proses translasi pada bakteri.[7] Hal tersebut menjadikan obat ini dapat menghentikan pertumbuhan atau membunuh bakteri.[2] Walau banyak antibiotik lain yang bekerja dengan cara serupa, mekanisme aksi pasti dari linezolid nampak berbeda karena dia menghambat proses inisiasi sintesis protein daripada menghambat di tahapan-tahapan berikutnya.[7] Hingga 2014, resistensi terhadap linezolid masih rendah.[8] Linezolid termasuk dalam antibiotik kelas oksazolidinon.[2]
Linezolid ditemukan pada pertengahan 1990-an. Obat ini mendapat persetujuan untuk dipasarkan pada tahun 2000.[9][10] Obat ini masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[11] Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan linezolid sebagai obat yang sangat penting.[12] Linezolid tersedia dalam bentuk obat generik di beberapa negara.[2]
Cara kerja
Linezolid bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteria. Dengan menghambat pembentukan protein yang dibutuhkan bakteri, maka produksi protein bakteri terganggu. Akibatnya bakteri kesulitan tumbuh bahkan mati. Meskipun kebanyakan antibiotik bekerja dengan cara mirip, namun linelozid punya keunikan sendiri, yaitu sedari awal sudah memblokade pembentukan protein, sebelum prosesnya dimulai. Karena itu, itu digolongkan kepada pengobatan kelas oxazolidinone.[13]
Sejarah
Obat jenis oxazolidinones yang dikenal sebagai monoamine oxidase inhibitors sebenarnya sudah ditemukan sejak tahun 1950n. Namun manfaat antimicrobialnya ditemukan peneliti di EI duPony de Nemours pada tahun 1970an. Paten ozazolidinone didaftarkan duPont pada tahun 1978, setelah terbukti effektif membasmi penyakit yang disebabkan bakteri dan jamur di tanaman. Tahun 1984, patentnya didaftarkan lagi karena terbukti efektif membasmi infeksi bakteri di hewan mamalia. Tahun 1987, ilmuwan duPont menemukan bahwa oxazolidinones adalah antibiotik yang efektif membasmi bakteri dengan cara kerja yang baru. Tapi karena menyebabkan keracunan hati, maka pengembangannya dihentikan.
Pharmacia & Upjohn (sekarang Pfizer) melanjutkan penelitian ini pada tahun 1990an. Dan akhirnya berakhir dengan penemuan linezolid.
Nama merk
Selain ketersediaan linelozid secara generik, antibiotik ini tersedia juga dalam bentuk obat bermerk, yang paling dikenal adalah Zyvox di Georgia, Chile, Argentina, Australia, China, Ecuador, Mesir, United Kingdom, Hong Kong, Indonesia, Irlandia, Korea Selatan, Malta, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat.
Keterjangkauan
Linezolid adalah antibiotik yang mahal dan sulit terjangkau oleh masyarakat kelas bawah, yang ironinya sering menderita infeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotik lain. Namun hal ini bisa diatasi dengan rawat jalan yang didampingi pemberian linezolid secara oral, sehingga bisa diaplikasikan sendiri oleh pasien. Sehingga secara keseluruhan, biasanya linezolid lebih efektif dari sisi harga.
Efek negatif
Linezolid bisa menyebabkan alergi yang diperlihatkan oleh tanda-tanda ruam, kesulitan bernapas, pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan. Penggunaan bersama obat antidepresan atau obat-obatan gangguan mental harus dihindari dan atas sepengetahuan dokter. Interaksi linezoid dengan obat-obat tersebut bisa menyebabkan kebingungan, masalah ingatan, hiperaktif (mental atau fisik), kehilangan koordinasi, kejang otot, menggigil, berkeringat, diare, dan atau demam.[14]
Beberapa orang mengalami lakto asidosis saat menggunakan Linezolid. Tanda-tandanya antara lain nyerti otot atau kelemahan, mati rasa atau perasaan dingin pada lengan dan kaki, kesulitan bernapas, sakit perut, mual dengan muntah, denyut jantung yang lambat atau tidak beraturan, pusing, merasa sangat lemah atau lelah.[14]
Obat ini digolongkan sebagai monoamine oxidase (MAO) inhibitors[15] Beberapa efek samping dari obat ini disebabkan oleh terpicunya produksi dopamine, norepinephrine, dan serotonin.[15]
Resistensi
Penelitian menyebutkan bahwa resistensi terhadap linezolid sudah mulai muncul akibat mutasi pada 23S rRNA. Namun belum terlalu banyak kasus yang bisa menguatkan teori ini.[16]
Referensi
- ^ a b c d Roger C, Roberts JA, Muller L (Mei 2018). "Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodynamics of Oxazolidinones". Clinical Pharmacokinetics. 57 (5): 559–575. doi:10.1007/s40262-017-0601-x. PMID 29063519.
- ^ a b c d e f g h i j "Linezolid". The American Society of Health-System Pharmacists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Desember 2016. Diakses tanggal 8 Desember 2016.
- ^ "Zyvox- linezolid injection, solution Zyvox- linezolid tablet, film coated Zyvox- linezolid suspension". DailyMed. 21 Februari 2020. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
- ^ World Health Organization (2015). The selection and use of essential medicines. Twentieth report of the WHO Expert Committee 2015 (including 19th WHO Model List of Essential Medicines and 5th WHO Model List of Essential Medicines for Children). Geneva: World Health Organization. hlm. 26–33. hdl:10665/189763 . ISBN 9789241209946. ISSN 0512-3054. WHO technical report series;994.
- ^ Marino PL, Sutin KM (2007). "Antimicrobial therapy". The ICU book. Hagerstown, MD: Lippincott Williams & Wilkins. hlm. 817. ISBN 978-0-7817-4802-5.
- ^ a b "Linezolid Side Effects in Detail". drugs.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Desember 2016. Diakses tanggal 11 Desember 2016.
- ^ a b Swaney SM, Aoki H, Ganoza MC, Shinabarger DL (Desember 1998). "The oxazolidinone linezolid inhibits initiation of protein synthesis in bacteria" (PDF). Antimicrobial Agents and Chemotherapy. 42 (12): 3251–5. doi:10.1128/AAC.42.12.3251. PMC 106030 . PMID 9835522.
- ^ Mendes RE, Deshpande LM, Jones RN (April 2014). "Linezolid update: stable in vitro activity following more than a decade of clinical use and summary of associated resistance mechanisms". Drug Resistance Updates. 17 (1–2): 1–12. doi:10.1016/j.drup.2014.04.002. PMID 24880801.
Emergence of resistance has been limited ... It is still uncertain whether the occurrences of such isolates are becoming more prevalent.
- ^ Li JJ, Corey EJ (2013). Drug Discovery: Practices, Processes, and Perspectives (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. hlm. 6. ISBN 978-1-118-35446-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 September 2017.
- ^ Torok E, Moran E, Cooke F (2009). "Chapter 2 Antimicrobials". Oxford Handbook of Infectious Diseases and Microbiology (dalam bahasa Inggris). OUP Oxford. ISBN 978-0-19-103962-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 September 2017.
- ^ World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771 . WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.
- ^ World Health Organization (2019). Critically important antimicrobials for human medicine (edisi ke-6th revision). Geneva: World Health Organization. hdl:10665/312266 . ISBN 9789241515528.
- ^ The Oxazolidinone Linezolid Inhibits Initiation of Protein Synthesis in Bacteria. dari situs asm.org
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamahallosehat
- ^ a b Linezolid. dari situs rxlist
- ^ Resistance to Linezolid Caused by Modifications at Its Binding Site on the Ribosome. dari situs ASM Journals