Pisuwe: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Senjata tradisional Indonesia menggunakan HotCat |
Penambahan bagian "Lihat juga" |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
|crew=}} |
|crew=}} |
||
'''Pisuwe''' adalah belati dari [[Pulau Papua]]. '''Ndam pisuwe'''<ref name="O32">{{cite book|author=Eric Kjellgren|year=2007|url=https://archive.org/details/oceaniaartofpaci00metr/page/32|title=Oceania: Art of the Pacific Islands in the Metropolitan Museum of Art|publisher=Metropolitan Museum of Art|isbn=15-883-9238-4|page=[https://archive.org/details/oceaniaartofpaci00metr/page/32 32]}}</ref> atau '''Ndam emak pisuwe''' adalah yang dibuat dengan tulang [[Tulang paha|femur]] manusia dan '''Pi pisuwe''' adalah yang dibuat dengan tulang [[Kasuari|burung kasuari]].<ref name="AIFTCOTAMOCAP197">{{cite book|author=[[Tobias Schneebaum]]|year=1985|title=Asmat Images from the Collection of the Asmat Museum of Culture and Progress: Text, Photographs, and Drawings|publisher=The Museum|isbn=09-187-2859-2|page=197}}</ref> Sebelum penjajahan Belanda tahun 1950-an, belati ini dibawa oleh [[Suku Asmat|orang Asmat]]<ref name="O32" /> dan hanya digunakan dalam ritual pembunuhan.<ref name="AIFTCOTAMOCAP197" /> Belati ini biasanya dihiasi dengan bulu kasuari pada bagian gagangnya dan dihias dengan ukiran yang menggambarkan manusia dan hewan.<ref name="O32" /> Pria Papua akan mengenakan pisau ini sebagai bagian dari pakaian adat mereka pada saat upacara adat dengan melilitkannya di sisi pinggang mereka.<ref>{{cite book|author=Muhammad Husni & Tiarma Rita Siregar|year=2000|title=Perhiasan Tradisional Indonesia|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|page=40|oclc=47893714}}</ref> |
'''Pisuwe''' adalah belati dari [[Pulau Papua]]. '''Ndam pisuwe'''<ref name="O32">{{cite book|author=Eric Kjellgren|year=2007|url=https://archive.org/details/oceaniaartofpaci00metr/page/32|title=Oceania: Art of the Pacific Islands in the Metropolitan Museum of Art|publisher=Metropolitan Museum of Art|isbn=15-883-9238-4|page=[https://archive.org/details/oceaniaartofpaci00metr/page/32 32]}}</ref> atau '''Ndam emak pisuwe''' adalah yang dibuat dengan tulang [[Tulang paha|femur]] manusia dan '''Pi pisuwe''' adalah yang dibuat dengan tulang [[Kasuari|burung kasuari]].<ref name="AIFTCOTAMOCAP197">{{cite book|author=[[Tobias Schneebaum]]|year=1985|title=Asmat Images from the Collection of the Asmat Museum of Culture and Progress: Text, Photographs, and Drawings|publisher=The Museum|isbn=09-187-2859-2|page=197}}</ref> Sebelum penjajahan Belanda tahun 1950-an, belati ini dibawa oleh [[Suku Asmat|orang Asmat]]<ref name="O32" /> dan hanya digunakan dalam ritual pembunuhan.<ref name="AIFTCOTAMOCAP197" /> Belati ini biasanya dihiasi dengan bulu kasuari pada bagian gagangnya dan dihias dengan ukiran yang menggambarkan manusia dan hewan.<ref name="O32" /> Pria Papua akan mengenakan pisau ini sebagai bagian dari pakaian adat mereka pada saat upacara adat dengan melilitkannya di sisi pinggang mereka.<ref>{{cite book|author=Muhammad Husni & Tiarma Rita Siregar|year=2000|title=Perhiasan Tradisional Indonesia|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|page=40|oclc=47893714}}</ref> |
||
== Lihat juga == |
|||
* [[Keris]] |
|||
* [[Rencong]] |
|||
* [[Badik]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 12 Februari 2021 12.52
Pisuwe | |
---|---|
Jenis | Pisau belati |
Negara asal | Indonesia (Papua Barat dan Papua) Papua Nugini |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | Orang Papua (terutama Suku Asmat) |
Spesifikasi | |
Panjang | sekitar 30 cm |
Pisuwe adalah belati dari Pulau Papua. Ndam pisuwe[1] atau Ndam emak pisuwe adalah yang dibuat dengan tulang femur manusia dan Pi pisuwe adalah yang dibuat dengan tulang burung kasuari.[2] Sebelum penjajahan Belanda tahun 1950-an, belati ini dibawa oleh orang Asmat[1] dan hanya digunakan dalam ritual pembunuhan.[2] Belati ini biasanya dihiasi dengan bulu kasuari pada bagian gagangnya dan dihias dengan ukiran yang menggambarkan manusia dan hewan.[1] Pria Papua akan mengenakan pisau ini sebagai bagian dari pakaian adat mereka pada saat upacara adat dengan melilitkannya di sisi pinggang mereka.[3]
Lihat juga
Referensi
- ^ a b c Eric Kjellgren (2007). Oceania: Art of the Pacific Islands in the Metropolitan Museum of Art. Metropolitan Museum of Art. hlm. 32. ISBN 15-883-9238-4.
- ^ a b Tobias Schneebaum (1985). Asmat Images from the Collection of the Asmat Museum of Culture and Progress: Text, Photographs, and Drawings. The Museum. hlm. 197. ISBN 09-187-2859-2.
- ^ Muhammad Husni & Tiarma Rita Siregar (2000). Perhiasan Tradisional Indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 40. OCLC 47893714.