Lompat ke isi

Warkop DKI: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan
Baris 2: Baris 2:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
=== Acara Radio ===
=== Acara radio ===
Group ini bermula dari sebuah acara radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura, seorang produser hiburan radio Prambors di Jakarta. Saat itu adalah tahun 1973, dimana Temmy bertemu dengan Kasino, Nanu Mulyono, dan Rudy Badil, mahasiswa UI yang memang terkenal suka ngelucu di depan teman-temannya. Temmy yang mengepalai Radio Prambors berhasil meyakinkan ketiganya untuk mengisi acara setiap hari kamis malam pada jam 20.30 sampai 21.15 WIB. Tak ada persiapan apapun, tetapi karena memang mereka menghibur dengan hati dan otak, ide-ide lawakan selalu muncul sebelum mereka siaran. Acara yang bertajuk “Obrolan Santai di Warung Kopi” tersebut terbukti bisa menarik perhatian para pendengar.
Grup ini bermula dari sebuah acara radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura, seorang produser hiburan radio [[Prambors]] di Jakarta. Tahun 1974, Temmy bertemu dengan [[Kasino (Warkop)|Kasino]], [[Nanu Mulyono]], dan [[Rudy Badil]], mahasiswa [[Universitas Indonesia]] (UI) yang memang terkenal suka membuat humor di depan teman-temannya.<ref name="warkop">{{cite book|title=Warkop: main-main jadi bukan main |isbn=9789799102881 |last=Badil |first=Rudi |year=2010 |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia |location=Jakarta}}</ref> Temmy yang mengepalai Radio Prambors berhasil meyakinkan ketiganya untuk mengisi acara setiap hari kamis malam pada pukul 20.30 sampai 21.15 WIB. Tak ada persiapan apapun, tetapi karena memang mereka menghibur dengan hati dan otak, ide-ide lawakan selalu muncul sebelum mereka siaran. Acara yang bertajuk “Obrolan Santai di Warung Kopi” tersebut terbukti bisa menarik perhatian para pendengar.<ref name="inspirasi" />
Setahun kemudian (1974), Dono, seorang rekan mereka di UI bergabung bersama grup lawak tersebut. Mereka berempat cukup dikenal oleh penggemar radio Prambors dengan lawakannya yang segar dan berisi. Pada tahun 1976, Indro, seorang Mahasiswa Pancasila yang paling muda usianya diajak bergabung. Kelimanya kemudian dikenal sebagai punggawa acara Warkop Prambors yang populer di radio tersebut pada medio 1970an tersebut. Saat itu Warkop beranggotakan lima orang yaitu Kasino, Nanu, Rudy Badil, Dono, dan Indro sangat ramai diperbincangkan oleh publik, hingga akhirnya mereka ditawari untuk tampil di panggung.
Setahun kemudian, [[Dono (Warkop)|Dono]], rekan mereka di UI bergabung bersama grup lawak tersebut.<ref> {{cite web|url=https://m.republika.co.id/berita/senggang/blitz/17/08/29/ovfh8f335-bukan-solo-ini-sebenarnya-daerah-asal-dono|title=Bukan Solo, Ini Sebenarnya Daerah Asal Dono|publisher=Republika Online|accessdate=24 Agustus 2018}}</ref><ref name="Wahjoe">{{cite web |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/3534/Wahjoe-Sardono |title=Wahjoe Sardono |publisher=Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta |accessdate=30 Oktober 2013}}</ref> Mereka berempat cukup dikenal oleh penggemar radio Prambors dengan lawakannya yang segar dan berisi. Pada tahun 1976, [[Indro (Warkop)|Indro]], mahasiswa [[Universitas Pancasila]] yang paling muda usianya diajak bergabung. Kelimanya kemudian dikenal sebagai punggawa acara Warkop Prambors yang populer di radio tersebut pada medio 1970-an. Saat itu Warkop beranggotakan lima orang yaitu Kasino, Nanu, Rudy Badil, Dono, dan Indro sangat ramai diperbincangkan oleh publik, hingga akhirnya mereka ditawari untuk tampil di panggung.<ref name="warkop" /><ref name="inspirasi" />


=== Dunia Panggung ===
=== Karier panggung ===
Mereka mendapat banyak tawaran dalam berbagai kesempatan tampil di acara hiburan panggung. Lawakan mereka yang berkelas mahasiswa, tidak kampungan, ataupun pasaran, membuat mereka tampil beda dibanding grup-grup lawak lainnya yang telah lebih dahulu populer di tanah air.
Mereka mendapat banyak tawaran dalam berbagai kesempatan tampil di acara hiburan panggung. Lawakan mereka yang berkelas mahasiswa, tidak kampungan, ataupun pasaran, membuat mereka tampil beda dibanding grup-grup lawak lainnya yang telah lebih dahulu populer di tanah air.<ref name="warkop" />


=== Mundurnya Rudy Badil ===
=== Mundurnya Rudy Badil ===
Sayang pencapaian grup Warkop hingga kemudian menjadi terkenal dan menjadi legenda tidak dilalui bersama-sama oleh kelima anggotanya. Pada saat sudah naik di atas panggung, Rudy Badil selalu mengalami demam panggung yang tak bisa diatasinya. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Warkop lantaran merasa demam panggung tersebut. Keempat rekannya meneruskan kiprah impian mereka dalam berbagai kesempatan yang mereka peroleh dalam dunia hiburan panggung, yang kemudian berlanjut pada rekaman kaset, dan film. Mundurnya Rudy Badil membuat ia sebagai satu-satunya anggota yang tidak terlibat dalam satupun film yang dibintangi oleh para anggota Warkop.
Sayang pencapaian grup Warkop hingga kemudian menjadi terkenal dan menjadi legenda tidak dilalui bersama-sama oleh kelima anggotanya. Pada saat sudah naik di atas panggung, [[Rudy Badil]] selalu mengalami [[demam panggung]] yang tak bisa diatasinya. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Warkop lantaran merasa demam panggung tersebut. Keempat rekannya meneruskan kiprah impian mereka dalam berbagai kesempatan yang mereka peroleh dalam dunia hiburan panggung, yang kemudian berlanjut pada rekaman kaset, dan film. Mundurnya Rudy Badil membuat ia sebagai satu-satunya anggota yang tidak terlibat dalam satupun film yang dibintangi oleh para anggota Warkop.<ref name="warkop" />


=== Kaset Rekaman dan Film ===
=== Karier film ===
[[Berkas:Mana_Tahan_(1979;_obverse;_wiki).jpg|jmpl|ka|200px|Poster film ''[[Mana Tahan]]'', 1979.]]
Kesuksesan dalam panggung kemudian membawa keempat personil ini masuk ke dunia rekaman kaset lawak yang mereka bawakan. Lawakan berkelas dan diselingi lagu-lagu jenaka menjadi ciri khas mereka. Kesuksesan dalam rekaman membawa mereka pada tawaran masuk ke dunia film. Film pertama yang mereka bintangi dalam bendera Warkop Prambors adalah film komedi yang berjudul “Mana Tahan”. Film tersebut rilis pada tahun 1979 yang juga menampilkan beberapa artis terkenal masa itu seperti: [[Rahayu Effendi]], [[Kusno Sudjarwadi]], dan [[Elvie Sukaesih]]. Kesuksesan film tersebut menyebabkan berlanjutnya tawaran film-film bergenre komedi berikutnya kepada mereka.
Kesuksesan dalam panggung kemudian membawa keempat personil ini masuk ke dunia rekaman kaset lawak yang mereka bawakan. Kesuksesan dalam rekaman membawa mereka pada tawaran masuk ke dunia film. Film pertama yang mereka bintangi dalam bendera Warkop Prambors adalah film komedi yang berjudul ''[[Mana Tahan]]''. Film tersebut dirilis pada tahun 1979, menampilkan beberapa artis terkenal masa itu seperti [[Rahayu Effendi]], [[Kusno Sudjarwadi]], dan [[Elvy Sukaesih]]. Kesuksesan film tersebut menyebabkan berlanjutnya tawaran film-film bergenre komedi berikutnya kepada mereka.<ref name="warkop" />


=== Mundurnya Nanu ===
=== Mundurnya Nanu ===
Namun perjalan karier itu hanya diikuti oleh Kasino, Dono, dan Indro saja. [[Nanu Mulyono]], setelah sempat membintangi film Mana Tahan bersama mereka, memutuskan mengundurkan diri. Ditinggal Nanu, Warkop hanya terdiri dari tiga orang dan grup lawak ini masih berjalan seperti biasa. Meskipun hanya bertiga, dipimpin oleh Kasino, mereka masih tetap bisa menghibur para penggemarnya. Ketiganya kemudian bahkan semakin berkibar dengan rentetan film-film komedi yang meledak di pasaran.
Namun perjalan karier itu hanya diikuti oleh Kasino, Dono, dan Indro saja. [[Nanu Mulyono]], setelah sempat membintangi film ''Mana Tahan'' bersama mereka, memutuskan mengundurkan diri. Ditinggal Nanu, Warkop hanya terdiri dari tiga orang dan grup lawak ini masih berjalan seperti biasa. Meskipun hanya bertiga, dipimpin oleh Kasino, mereka masih tetap bisa menghibur para penggemarnya. Ketiganya kemudian bahkan semakin berkibar dengan rentetan film-film komedi yang meledak di pasaran.<ref name="warkop" />


Untuk mengisi peran yang ditinggalkan Nanu, Warkop Prambors pada beberapa film mereka di awal tahun 1980-an sempat beberapa kali menggunakan beberapa pemain pembantu yang bisa mengimbangi mereka bertiga sebagai tokoh sentral komedi. Diantaranya adalah [[Dorman Borisman]] dan [[Mat Solar]]. Namun dalam perkembangannya mereka akhirnya lebih memilih tampil bertiga saja sebagai pemeran utama dan tokoh sentral dalam film-film berikutnya. Popularitas mereka bertiga semakin populer lewat film-filmnya yang semakin dikenal dan dicintai masyarakat.
Untuk mengisi peran yang ditinggalkan Nanu, Warkop Prambors pada beberapa film mereka di awal tahun 1980-an sempat beberapa kali menggunakan beberapa pemain pembantu yang bisa mengimbangi mereka bertiga sebagai tokoh sentral komedi. Diantaranya adalah [[Dorman Borisman]] dan [[Mat Solar]]. Namun dalam perkembangannya mereka akhirnya lebih memilih tampil bertiga saja sebagai pemeran utama dan tokoh sentral dalam film-film berikutnya. Popularitas mereka bertiga semakin populer lewat film-filmnya yang semakin dikenal dan dicintai masyarakat.<ref name="warkop" />


Di luar Warkop, Nanu sempat membintangi sebuah film lain berjudul “Rojali dan Juleha” pada tahun yang sama. Setelah membintangi film itu, Nanu kemudian menghilang dari dunia hiburan. Ia menderita sakit yang cukup parah hingga akhirnya meninggal pada 22 Maret 1983 di usia 30 tahun karena penyakit sakit kanker ginjal. Nanu dimakamkan di taman pemakaman umum Tanah Kusir.
Di luar Warkop, Nanu sempat membintangi sebuah film lain berjudul ''[[Rojali dan Juleha]]'' pada tahun yang sama. Setelah membintangi film tersebut, Nanu kemudian menghilang dari dunia hiburan. Ia menderita sakit yang cukup parah hingga akhirnya meninggal pada 22 Maret 1983 di usia 30 tahun karena penyakit [[kanker|kanker ginjal]]. Nanu dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir]].<ref name="warkop" />


=== Warkop DKI ===
=== Warkop DKI ===
Dalam perkembangannya, mereka menpertimbangkan bila mereka terus memakai nama [[Prambors]], maka mereka harus terus mengirim royalti kepada pemilik nama aslinya, Radio [[Prambors]]. Maka akhirnya memutuskan mengubah namanya menjadi [https://www.warkopdki.org Warkop DKI] '''(Dono-Kasino-Indro)''' untuk menghentikan praktik upeti tersebut.
Dalam perkembangannya, mereka menpertimbangkan bila mereka terus memakai nama "Prambors", maka mereka harus terus mengirim [[royalti]] kepada pemilik nama aslinya, Radio Prambors. Maka akhirnya memutuskan mengubah namanya menjadi '''Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro)''' untuk menghentikan praktek [[upeti]] tersebut.<ref name="inspirasi">{{cite web |url=https://www.narasi.tv/mata-najwa/sumber-inspirasi-grup-lawak-warkop-dki |title=Sumber Inspirasi Grup Lawak Warkop DKI |website=Narasi.tv |accessdate=21 Februari 2021}}</ref><ref name="warkop" />


== Personil ==
== Personel ==
[[Berkas:Indro Warkop.jpg|jmpl|ka|200px|Indro Warkop]]
=== Personel utama ===
* [[Wahjoe Sardono]] (Dono)
* [[Wahjoe Sardono]] (Dono)
* [[Kasino Hadiwibowo]] (Kasino)
* [[Kasino Hadiwibowo]] (Kasino)
* [[Indrodjojo Kusumonegoro]] (Indro)
* [[Indrodjojo Kusumonegoro]] (Indro)

=== Mantan personel ===
* [[Nanu Mulyono]] (Nanu)
* [[Nanu Mulyono]] (Nanu)
* [[Rudi Badil]] (Rudi)
* [[Rudy Badil]] (Rudi)


== Personil Tambahan ==
=== Personel tambahan ===
* [[Mat Solar]]
* [[Mat Solar]]
* [[Dorman Borisman]]
* [[Dorman Borisman]]


== 12 Album Lawak Warkop DKI ==
== Akhir kejayaan ==
=== Wafatnya Kasino ===
Kasino menghembuskan nafas terakhirnya pada [[18 Desember]] [[1997]] pukul 23.00 WIB di ruang perawatan intensif [[Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo]] (RSCM), Jakarta karena [[kanker|kanker otak]].<ref>{{cite web |website=Kompas.com |title=Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop... |url=https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/18/200600165/mengenang-23-tahun-kepergian-kasino-warkop-?page=all. |first=Jawahir Gustav |last=Rizal |editor=Sari Hardiyanto |date=18 Desember 2020 |accessdate=21 Februari 2021}}</ref> Sebelum meninggal, Kasino sempat mewasiatkan agar kedua rekannya untuk tetap melanjutkan kiprah grup Warkop yang telah mereka usung sejak awal tahun 1970-an tersebut.

Setelah ditinggal Kasino, sinetron tersebut tetap berlanjut hingga awal tahun [[2000]] meski hanya menyisakan duet Dono dan Indro sebagai tokoh sentralnya. Duet ini masih dicintai oleh penggemar Warkop yang tak ingin grup legendaris ini bubar. Sinetron tersebut masih mendapatkan apresiasi yang baik dari para penggemarnya.<ref name="sakit">{{cite web |url=https://www.liputan6.com/health/read/2604082/sakit-yang-diderita-dono-dan-kasino-sebelum-berpulang |title=Sakit yang Diderita Dono dan Kasino Sebelum Berpulang |first=Aditya Eka |last=Prawira |date=17 September 2016 |accessdate=21 Februari 2021 |website=Liputan6.com}}</ref>

=== Wafatnya Dono ===
Kejayaan kedua sisa personel terakhir Warkop DKI tersebut tidak bertahan lama. Pada akhir tahun [[2001]], Dono meninggal dunia akibat penyakit [[sesak napas]] yang sudah lama diidapnya. Sepeninggal Dono pembuatan sinetron yang masih dibintanginya bersama Indro itu pun terhenti.<ref name="sakit" />

=== Pasca wafatnya Dono dan Kasino ===
Kepergian Dono menyisakan Indro seorang diri untuk terus mengibarkan bendera Warkop dalam kancah dunia hiburan tanah air. Sebelum wafat, Dono juga sempat berpesan kepada Indro agar tetap meneruskan nama besar Warkop hingga akhir hayatnya.

Sejak tanggal [[5 Juni]] [[2016]] sinetron ini ditayangkan kembali dengan versi terbarunya di [[ANTV]]. Hal ini juga tidak lepas dari peran Indro untuk selalu menjaga nama besar Warkop tetap eksis dalam dunia hiburan tanah air.
<!--== 12 Album Lawak Warkop DKI ==
[https://www.warkopdki.org/12-daftar-album-komplit-lawakan-warkop-prambors-warkop-dki-1979-1988/ '''12 Daftar Album Komplit Lawakan Warkop Prambors / Warkop DKI 1979-1988''']
[https://www.warkopdki.org/12-daftar-album-komplit-lawakan-warkop-prambors-warkop-dki-1979-1988/ '''12 Daftar Album Komplit Lawakan Warkop Prambors / Warkop DKI 1979-1988''']


Baris 108: Baris 126:
“ gantian dong tau diri dong, masa situ melulu, pokoknya beres 2x itu bisa diatur, eh mister chips itu bis tingkat atas boleh bawah boleh, mana tahan 2x dongkrak luw antik maju kena mundur kena “
“ gantian dong tau diri dong, masa situ melulu, pokoknya beres 2x itu bisa diatur, eh mister chips itu bis tingkat atas boleh bawah boleh, mana tahan 2x dongkrak luw antik maju kena mundur kena “


Yeeesss ! tentu kalian masih ingat dengan lirik lagu tersebut yang diambil dari judul film Warkop. Setau gw setelah kaset ini Warkop gak merilis album lagi, mereka sibuk dengan film komedi slaptis dan wanita–wanita sexy nya . Setahun dua kali kita dimanja dengan film Warkop yang masih bertengger di film lokal kita, setiap habis lebaran atau liburan sekolah pasti muncul film Warkop.
Yeeesss ! tentu kalian masih ingat dengan lirik lagu tersebut yang diambil dari judul film Warkop. Setau gw setelah kaset ini Warkop gak merilis album lagi, mereka sibuk dengan film komedi slaptis dan wanita–wanita sexy nya . Setahun dua kali kita dimanja dengan film Warkop yang masih bertengger di film lokal kita, setiap habis lebaran atau liburan sekolah pasti muncul film Warkop.-->


== Filmografi ==
== Filmografi ==
[[Berkas:Warkop poster.jpg|ka|jmpl|1000px|Beberapa Poster Film Warkop DKI]]
[[Berkas:Warkop poster.jpg|ka|jmpl|Beberapa Poster Film Warkop DKI]]

=== Film ===
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis [[Henry Mancini]] tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.
Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis [[Henry Mancini]] tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.


Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.<ref>Informasi dari CV. Kalimantan Jaya Film (distributor film wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengedarkan film-film Warkop DKI masa itu) dan PT Sakalo sebagai pemutar awal film-film Warkop DKI di jaringan bioskop yang dikelola di wilayah Kalimantan Timur.</ref>
Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya [[Idul Fitri]] dan malam pergantian tahun.<ref>Informasi dari CV. Kalimantan Jaya Film (distributor film wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengedarkan film-film Warkop DKI masa itu) dan PT Sakalo sebagai pemutar awal film-film Warkop DKI di jaringan bioskop yang dikelola di wilayah Kalimantan Timur.</ref>


# [[Mana Tahaaan...]] (1979) bersama [[Nanu Mulyono]], [[Elvy Sukaesih]], [[Rahayu Effendi]] dan [[Kusno Sudjarwadi]].
# ''[[Mana Tahaaan...]]'' (1979) bersama [[Nanu Mulyono]], [[Elvy Sukaesih]], [[Rahayu Effendi]] dan [[Kusno Sudjarwadi]].
# [[Gengsi Dong]] (1980) bersama [[Camelia Malik]], [[Zainal Abidin]] dan [[M. Pandji Anom]].
# ''[[Gengsi Dong]]'' (1980) bersama [[Camelia Malik]], [[Zainal Abidin]] dan [[M. Pandji Anom]].
# [[GeEr - Gede Rasa]] (1980) bersama [[Dorman Borisman]], [[Ita Mustafa]] dan [[Itje Trisnawati]].
# ''[[GeEr - Gede Rasa]]'' (1980) bersama [[Dorman Borisman]], [[Ita Mustafa]] dan [[Itje Trisnawati]].
# [[Pintar Pintar Bodoh]] (1980) bersama [[Eva Arnaz]], [[Debby Cynthia Dewi]] dan [[Dorman Borisman]].
# ''[[Pintar Pintar Bodoh]]'' (1980) bersama [[Eva Arnaz]], [[Debby Cynthia Dewi]] dan [[Dorman Borisman]].
# [[Manusia 6.000.000 Dollar]] (1981) bersama [[Eva Arnaz]], [[Dorman Borisman]] dan [[Abdul Hamid Arief]].
# ''[[Manusia 6.000.000 Dollar]]'' (1981) bersama [[Eva Arnaz]], [[Dorman Borisman]] dan [[Abdul Hamid Arief]].
# [[IQ Jongkok]] (1981) bersama [[Enny Haryono]], [[Marissa Haque]], dan [[Bokir]].
# ''[[IQ Jongkok]]'' (1981) bersama [[Enny Haryono]], [[Marissa Haque]], dan [[Bokir]].
# [[Setan Kredit]] (1982) bersama [[Minati Atmanegara]], [[Nasir]] dan [[Alicia Djohar]].
# ''[[Setan Kredit]]'' (1982) bersama [[Minati Atmanegara]], [[Nasir]] dan [[Alicia Djohar]].
# [[Chips]] (1982) bersama [[Sherly Malinton]], [[Tetty Liz Indriati]] dan [[M. Pandji Anom]].
# ''[[Chips]]'' (1982) bersama [[Sherly Malinton]], [[Tetty Liz Indriati]] dan [[M. Pandji Anom]].
# [[Dongkrak Antik]] (1982) bersama [[Meriam Bellina]], [[Mat Solar]] dan [[Pietrajaya Burnama]].
# ''[[Dongkrak Antik]]'' (1982) bersama [[Meriam Bellina]], [[Mat Solar]] dan [[Pietrajaya Burnama]].
# [[Maju Kena Mundur Kena]] (1983) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] dan [[Us Us]].
# ''[[Maju Kena Mundur Kena]]'' (1983) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] dan [[Us Us]].
# [[Pokoknya Beres]] (1983) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] <nowiki/>dan [[Us Us]].
# ''[[Pokoknya Beres]]'' (1983) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] <nowiki/>dan [[Us Us]].
# [[Tahu Diri Dong]] (1984) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] dan [[Us Us]].
# ''[[Tahu Diri Dong]]'' (1984) bersama [[Eva Arnaz]], [[Lydia Kandou]] dan [[Us Us]].
# [[Itu Bisa Diatur]] (1984) bersama [[Ira Wibowo]], [[Lia Warokka]] dan [[Aminah Cendrakasih]].
# ''[[Itu Bisa Diatur]]'' (1984) bersama [[Ira Wibowo]], [[Lia Warokka]] dan [[Aminah Cendrakasih]].
# [[Gantian Dong]] (1985) bersama [[Ira Wibowo]], [[Lia Warokka]], [[Leily Sagita]] dan [[Advent Bangun]].
# ''[[Gantian Dong]]'' (1985) bersama [[Ira Wibowo]], [[Lia Warokka]], [[Leily Sagita]] dan [[Advent Bangun]].
# [[Kesempatan Dalam Kesempitan]] (1985) bersama [[Lydia Kandou]], [[Nena Rosier]], [[Lia Warokka]], dan [[Kaharuddin Syah]].
# ''[[Kesempatan Dalam Kesempitan]]'' (1985) bersama [[Lydia Kandou]], [[Nena Rosier]], [[Lia Warokka]], dan [[Kaharuddin Syah]].
# [[Sama Juga Bohong]] (1986) bersama [[Ayu Azhari]], [[Nia Zulkarnaen]], dan [[Chintami Atmanegara]].
# ''[[Sama Juga Bohong]]'' (1986) bersama [[Ayu Azhari]], [[Nia Zulkarnaen]], dan [[Chintami Atmanegara]].
# [[Atas Boleh Bawah Boleh]] (1986) besama [[Eva Arnaz]], [[Dian Nitami]] dan [[Wolly Sutinah]].
# ''[[Atas Boleh Bawah Boleh]]'' (1986) besama [[Eva Arnaz]], [[Dian Nitami]] dan [[Wolly Sutinah]].
# [[Depan Bisa Belakang Bisa]] (1986) bersama [[Eva Arnaz]] dan [[HIM Damsyik]].
# ''[[Depan Bisa Belakang Bisa]]'' (1986) bersama [[Eva Arnaz]] dan [[HIM Damsyik]].
# [[Makin Lama Makin Asyik]] (1987) bersama [[Meriam Bellina]], [[Susy Bolle]] dan [[Timbul Suhardi|Timbul]].
# ''[[Makin Lama Makin Asyik]]'' (1987) bersama [[Meriam Bellina]], [[Susy Bolle]] dan [[Timbul Suhardi|Timbul]].
# [[Saya Suka Kamu Punya]] (1987) bersama [[Doyok]] dan [[Didik Mangkuprojo]].
# ''[[Saya Suka Kamu Punya]]'' (1987) bersama [[Doyok]] dan [[Didik Mangkuprojo]].
# [[Jodoh Boleh Diatur]] (1988) bersama [[Raja Ema]], [[Silvana Herman]] dan [[Nia Zulkarnaen]].
# ''[[Jodoh Boleh Diatur]]'' (1988) bersama [[Raja Ema]], [[Silvana Herman]] dan [[Nia Zulkarnaen]].
# [[Malu-Malu Mau]] (1988) bersama [[Nurul Arifin]], [[Suyadi]] dan [[Sherly Malinton]].
# ''[[Malu-Malu Mau]]'' (1988) bersama [[Nurul Arifin]], [[Suyadi]] dan [[Sherly Malinton]].
# [[Godain Kita Dong]] (1989) bersama [[Lisa Patsy]], [[Ida Kusumah]], [[Tarzan (pelawak)|Tarsan]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Godain Kita Dong]]'' (1989) bersama Lisa Patsy, [[Ida Kusumah]], [[Tarzan (pelawak)|Tarsan]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# [[Sabar Dulu Doong...!]] (1989) bersama [[Anna Shirley]], [[Pak Tile]] dan [[Eva Arnaz]].
# ''[[Sabar Dulu Doong...!]]'' (1989) bersama [[Anna Shirley]], [[Pak Tile]] dan [[Eva Arnaz]].
# [[Mana Bisa Tahan]] (1990) bersama [[Nurul Arifin]], [[Zainal Abidin]], [[Sally Marcellina]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Mana Bisa Tahan]]'' (1990) bersama [[Nurul Arifin]], [[Zainal Abidin]], [[Sally Marcellina]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# [[Lupa Aturan Main]] (1991) bersama [[Eva Arnaz]], [[Fortunella]], [[Hengky Solaiman]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Lupa Aturan Main]]'' (1991) bersama [[Eva Arnaz]], [[Fortunella]], [[Hengky Solaiman]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# [[Sudah Pasti Tahan]] (1991) bersama [[Nurul Arifin]] dan [[Sherly Malinton]].
# ''[[Sudah Pasti Tahan]]'' (1991) bersama [[Nurul Arifin]] dan [[Sherly Malinton]].
# [[Bisa Naik Bisa Turun]] (1992) bersama [[Kiki Fatmala]], [[Fortunella]], [[Fritz G. Schadt]], [[Gitty Srinita]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Bisa Naik Bisa Turun]]'' (1992) bersama [[Kiki Fatmala]], [[Fortunella]], [[Fritz G. Schadt]], [[Gitty Srinita]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# [[Masuk Kena Keluar Kena]] (1992) bersama [[Kiki Fatmala]], [[Fortunella]], [[Sally Marcellina]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Masuk Kena Keluar Kena]]'' (1992) bersama [[Kiki Fatmala]], [[Fortunella]], [[Sally Marcellina]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# [[Salah Masuk]] (1992) bersama [[Fortunella]], [[Gitty Srinita]], [[Tarida Gloria]] dan [[Angel Ibrahim]].
# ''[[Salah Masuk]]'' (1992) bersama [[Fortunella]], [[Gitty Srinita]], [[Tarida Gloria]] dan [[Angel Ibrahim]].
# [[Bagi-Bagi Dong]] (1993) bersama [[Kiki Fatmala]] dan [[Inneke Koesherawati]].
# ''[[Bagi-Bagi Dong]]'' (1993) bersama [[Kiki Fatmala]] dan [[Inneke Koesherawati]].
# [[Bebas Aturan Main]] (1993) bersama [[Lella Anggraini]], [[Gitty Srinita]] dan [[Diah Permatasari]].
# ''[[Bebas Aturan Main]]'' (1993) bersama [[Lella Anggraini]], [[Gitty Srinita]] dan [[Diah Permatasari]].
# [[Saya Duluan Dong]] (1994) bersama [[Diah Permatasari]], [[Gitty Srinita]] dan [[HIM Damsyik]].
# ''[[Saya Duluan Dong]]'' (1994) bersama [[Diah Permatasari]], [[Gitty Srinita]] dan [[HIM Damsyik]].
# [[Pencet Sana Pencet Sini]] (1994) bersama [[Sally Marcellina]], [[Pak Tile]], [[Taffana Dewi]], dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]
# ''[[Pencet Sana Pencet Sini]]'' (1994) bersama [[Sally Marcellina]], [[Pak Tile]], Taffana Dewi, dan [[Zainal Abidin Zetta|Diding Boneng]]


== Sinetron ==
=== Sinetron ===
Setelah sukses di layar lebar, Warkop DKI pun mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi di televisi garapan [[Soraya Intercine Films]] yang menampilkan Warkop bersama [[Karina Suwandi]] dan [[Roweina Umboh]].
Setelah sukses di layar lebar, Warkop DKI pun mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi di televisi garapan [[Soraya Intercine Films]] yang menampilkan Warkop bersama [[Karina Suwandi]] dan [[Roweina Umboh]].
* [[Indrojoyo Kusumonegoro|Indro]] Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh [[Karina Suwandi]]
* [[Indrojoyo Kusumonegoro|Indro]] Berperan sebagai dirinya sendiri dengan peran istri oleh [[Karina Suwandi]]
Baris 158: Baris 178:
* [[Kasino Hadiwibowo|Kasino]] dan [[Roweina Umboh|Roweina]] adalah tetangga dari [[Indrojoyo Kusumonegoro|Indro]], [[Karina Suwandi|Karina]], dan [[Wahyu Sardono|Dono]]
* [[Kasino Hadiwibowo|Kasino]] dan [[Roweina Umboh|Roweina]] adalah tetangga dari [[Indrojoyo Kusumonegoro|Indro]], [[Karina Suwandi|Karina]], dan [[Wahyu Sardono|Dono]]


Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah episode, [[Kasino (Warkop)|Kasino]] mulai jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena [[Kasino (Warkop)|Kasino]] jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan syuting. Di sela kesehatannya ia masih sempat syuting beberapa episode. Ia tampil menggunakan wig (rambut palsu) untuk menutupi kebotakan rambutnya yang permanen pasca operasi botak kepalanya akibat penyakit kanker otak yang dideritanya.
Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah episode, [[Kasino (Warkop)|Kasino]] mulai jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena [[Kasino (Warkop)|Kasino]] jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan syuting. Di sela kesehatannya ia masih sempat syuting beberapa episode. Ia tampil menggunakan rambut palsu untuk menutupi kebotakan rambutnya yang permanen pasca operasi botak kepalanya akibat penyakit [[kanker|kanker otak]] yang dideritanya.
== Ujung Kejayaan ==
=== Wafatnya Kasino ===
Pada tahun 1997 Kasino meninggal dunia. Sebelum meninggal, Kasino sempat mewasiatkan agar kedua rekannya untuk tetap melanjutkan kiprah grup Warkop yang telah mereka usung sejak awal tahun 1970-an tersebut.

Setelah ditinggal Alm. Kasino, sinetron tersebut tetap berlanjut hingga awal tahun 2000 meski hanya menyisakan duet Dono dan Indro sebagai tokoh sentralnya. Duet ini masih dicintai oleh penggemar Warkop yang tak ingin grup legendaris ini bubar. Sinetron tersebut masih mendapatkan apresiasi yang baik dari para penggemarnya.

=== Wafatnya Dono ===
Kejayaan kedua sisa personil terakhir Warkop DKI tersebut tidak bertahan lama. Pada akhir tahun 2001 Dono pun meninggal dunia akibat penyakit sesak napas yang sudah lama diidapnya. Dunia hiburan tanah air dikejutkan oleh berita komedian yang sangat populer dengan wajah khas ''bemo'' nya ini. Sepeninggal Dono pembuatan sinetron yang masih dibintanginya bersama Indro itu pun terhenti.

=== Indro Warkop Terakhir ===
Kepergian alm. Dono menyisakan Indro seorang diri untuk terus mengibarkan bendera Warkop dalam kancah dunia hiburan tanah air. Sebelum wafat, Dono juga sempat berpesan kepada Indro agar tetap meneruskan nama besar Warkop hingga akhir hayatnya.

Sejak tanggal [[5 Juni]] [[2016]] sinetron ini ditayangkan kembali dengan versi terbarunya di [[ANTV]]. Hal ini juga tidak lepas dari peran Indro untuk selalu menjaga nama besar Warkop tetap eksis dalam dunia hiburan tanah air.


== Lihat Juga ==
== Lihat pula ==
* [[Obrolan Santai di Warung Kopi]]
* ''[[Obrolan Santai di Warung Kopi]]''
* [[Warkop]]
* ''[[Warkop Prambors]]''
* [[Warkop Prambors]]
* ''[[Warkop Millenium]]''
* [[Warkop Millenium]]
* ''[[Komedi Moderen Gokil]]''
* [[Wahyu Sardono]]
* ''[[Komedi Gokil 2]]''
* ''[[Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1]]''
* [[Kasino Hadiwibowo]]
* ''[[Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2]]''
* [[Indrojoyo Kusumonegoro]]
* [[Komedi Moderen Gokil]]
* [[Komedi Gokil 2]]
* [[Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1]]
* [[Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2]]


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 21 Februari 2021 05.41

Warkop DKI adalah grup lawak legendaris Indonesia. Grup lawak ini merupakan kelanjutan dari grup lawak Warkop Prambors setelah salah satu anggotanya, yaitu Nanu Mulyono mengundurkan diri.

Sejarah

Acara radio

Grup ini bermula dari sebuah acara radio yang digagas oleh Temmy Lesanpura, seorang produser hiburan radio Prambors di Jakarta. Tahun 1974, Temmy bertemu dengan Kasino, Nanu Mulyono, dan Rudy Badil, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang memang terkenal suka membuat humor di depan teman-temannya.[1] Temmy yang mengepalai Radio Prambors berhasil meyakinkan ketiganya untuk mengisi acara setiap hari kamis malam pada pukul 20.30 sampai 21.15 WIB. Tak ada persiapan apapun, tetapi karena memang mereka menghibur dengan hati dan otak, ide-ide lawakan selalu muncul sebelum mereka siaran. Acara yang bertajuk “Obrolan Santai di Warung Kopi” tersebut terbukti bisa menarik perhatian para pendengar.[2]

Setahun kemudian, Dono, rekan mereka di UI bergabung bersama grup lawak tersebut.[3][4] Mereka berempat cukup dikenal oleh penggemar radio Prambors dengan lawakannya yang segar dan berisi. Pada tahun 1976, Indro, mahasiswa Universitas Pancasila yang paling muda usianya diajak bergabung. Kelimanya kemudian dikenal sebagai punggawa acara Warkop Prambors yang populer di radio tersebut pada medio 1970-an. Saat itu Warkop beranggotakan lima orang yaitu Kasino, Nanu, Rudy Badil, Dono, dan Indro sangat ramai diperbincangkan oleh publik, hingga akhirnya mereka ditawari untuk tampil di panggung.[1][2]

Karier panggung

Mereka mendapat banyak tawaran dalam berbagai kesempatan tampil di acara hiburan panggung. Lawakan mereka yang berkelas mahasiswa, tidak kampungan, ataupun pasaran, membuat mereka tampil beda dibanding grup-grup lawak lainnya yang telah lebih dahulu populer di tanah air.[1]

Mundurnya Rudy Badil

Sayang pencapaian grup Warkop hingga kemudian menjadi terkenal dan menjadi legenda tidak dilalui bersama-sama oleh kelima anggotanya. Pada saat sudah naik di atas panggung, Rudy Badil selalu mengalami demam panggung yang tak bisa diatasinya. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari Warkop lantaran merasa demam panggung tersebut. Keempat rekannya meneruskan kiprah impian mereka dalam berbagai kesempatan yang mereka peroleh dalam dunia hiburan panggung, yang kemudian berlanjut pada rekaman kaset, dan film. Mundurnya Rudy Badil membuat ia sebagai satu-satunya anggota yang tidak terlibat dalam satupun film yang dibintangi oleh para anggota Warkop.[1]

Karier film

Poster film Mana Tahan, 1979.

Kesuksesan dalam panggung kemudian membawa keempat personil ini masuk ke dunia rekaman kaset lawak yang mereka bawakan. Kesuksesan dalam rekaman membawa mereka pada tawaran masuk ke dunia film. Film pertama yang mereka bintangi dalam bendera Warkop Prambors adalah film komedi yang berjudul Mana Tahan. Film tersebut dirilis pada tahun 1979, menampilkan beberapa artis terkenal masa itu seperti Rahayu Effendi, Kusno Sudjarwadi, dan Elvy Sukaesih. Kesuksesan film tersebut menyebabkan berlanjutnya tawaran film-film bergenre komedi berikutnya kepada mereka.[1]

Mundurnya Nanu

Namun perjalan karier itu hanya diikuti oleh Kasino, Dono, dan Indro saja. Nanu Mulyono, setelah sempat membintangi film Mana Tahan bersama mereka, memutuskan mengundurkan diri. Ditinggal Nanu, Warkop hanya terdiri dari tiga orang dan grup lawak ini masih berjalan seperti biasa. Meskipun hanya bertiga, dipimpin oleh Kasino, mereka masih tetap bisa menghibur para penggemarnya. Ketiganya kemudian bahkan semakin berkibar dengan rentetan film-film komedi yang meledak di pasaran.[1]

Untuk mengisi peran yang ditinggalkan Nanu, Warkop Prambors pada beberapa film mereka di awal tahun 1980-an sempat beberapa kali menggunakan beberapa pemain pembantu yang bisa mengimbangi mereka bertiga sebagai tokoh sentral komedi. Diantaranya adalah Dorman Borisman dan Mat Solar. Namun dalam perkembangannya mereka akhirnya lebih memilih tampil bertiga saja sebagai pemeran utama dan tokoh sentral dalam film-film berikutnya. Popularitas mereka bertiga semakin populer lewat film-filmnya yang semakin dikenal dan dicintai masyarakat.[1]

Di luar Warkop, Nanu sempat membintangi sebuah film lain berjudul Rojali dan Juleha pada tahun yang sama. Setelah membintangi film tersebut, Nanu kemudian menghilang dari dunia hiburan. Ia menderita sakit yang cukup parah hingga akhirnya meninggal pada 22 Maret 1983 di usia 30 tahun karena penyakit kanker ginjal. Nanu dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir.[1]

Warkop DKI

Dalam perkembangannya, mereka menpertimbangkan bila mereka terus memakai nama "Prambors", maka mereka harus terus mengirim royalti kepada pemilik nama aslinya, Radio Prambors. Maka akhirnya memutuskan mengubah namanya menjadi Warkop DKI (Dono-Kasino-Indro) untuk menghentikan praktek upeti tersebut.[2][1]

Personel

Indro Warkop

Personel utama

Mantan personel

Personel tambahan

Akhir kejayaan

Wafatnya Kasino

Kasino menghembuskan nafas terakhirnya pada 18 Desember 1997 pukul 23.00 WIB di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta karena kanker otak.[5] Sebelum meninggal, Kasino sempat mewasiatkan agar kedua rekannya untuk tetap melanjutkan kiprah grup Warkop yang telah mereka usung sejak awal tahun 1970-an tersebut.

Setelah ditinggal Kasino, sinetron tersebut tetap berlanjut hingga awal tahun 2000 meski hanya menyisakan duet Dono dan Indro sebagai tokoh sentralnya. Duet ini masih dicintai oleh penggemar Warkop yang tak ingin grup legendaris ini bubar. Sinetron tersebut masih mendapatkan apresiasi yang baik dari para penggemarnya.[6]

Wafatnya Dono

Kejayaan kedua sisa personel terakhir Warkop DKI tersebut tidak bertahan lama. Pada akhir tahun 2001, Dono meninggal dunia akibat penyakit sesak napas yang sudah lama diidapnya. Sepeninggal Dono pembuatan sinetron yang masih dibintanginya bersama Indro itu pun terhenti.[6]

Pasca wafatnya Dono dan Kasino

Kepergian Dono menyisakan Indro seorang diri untuk terus mengibarkan bendera Warkop dalam kancah dunia hiburan tanah air. Sebelum wafat, Dono juga sempat berpesan kepada Indro agar tetap meneruskan nama besar Warkop hingga akhir hayatnya.

Sejak tanggal 5 Juni 2016 sinetron ini ditayangkan kembali dengan versi terbarunya di ANTV. Hal ini juga tidak lepas dari peran Indro untuk selalu menjaga nama besar Warkop tetap eksis dalam dunia hiburan tanah air.

Filmografi

Beberapa Poster Film Warkop DKI

Film

Kebanyakan film Warkop tidak dapat diedarkan secara internasional karena masalah pelanggaran hak cipta, yaitu digunakannya musik karya komponis Henry Mancini tanpa izin atau tanpa mencantumkan namanya dalam film.

Pembuatan dan peredaran film setahun dua kali diperuntukkan masa edar bioskop-bioskop utama di Indonesia dengan masa tayang awal bertepatan dengan libur Hari Raya Idul Fitri dan malam pergantian tahun.[7]

  1. Mana Tahaaan... (1979) bersama Nanu Mulyono, Elvy Sukaesih, Rahayu Effendi dan Kusno Sudjarwadi.
  2. Gengsi Dong (1980) bersama Camelia Malik, Zainal Abidin dan M. Pandji Anom.
  3. GeEr - Gede Rasa (1980) bersama Dorman Borisman, Ita Mustafa dan Itje Trisnawati.
  4. Pintar Pintar Bodoh (1980) bersama Eva Arnaz, Debby Cynthia Dewi dan Dorman Borisman.
  5. Manusia 6.000.000 Dollar (1981) bersama Eva Arnaz, Dorman Borisman dan Abdul Hamid Arief.
  6. IQ Jongkok (1981) bersama Enny Haryono, Marissa Haque, dan Bokir.
  7. Setan Kredit (1982) bersama Minati Atmanegara, Nasir dan Alicia Djohar.
  8. Chips (1982) bersama Sherly Malinton, Tetty Liz Indriati dan M. Pandji Anom.
  9. Dongkrak Antik (1982) bersama Meriam Bellina, Mat Solar dan Pietrajaya Burnama.
  10. Maju Kena Mundur Kena (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
  11. Pokoknya Beres (1983) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
  12. Tahu Diri Dong (1984) bersama Eva Arnaz, Lydia Kandou dan Us Us.
  13. Itu Bisa Diatur (1984) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka dan Aminah Cendrakasih.
  14. Gantian Dong (1985) bersama Ira Wibowo, Lia Warokka, Leily Sagita dan Advent Bangun.
  15. Kesempatan Dalam Kesempitan (1985) bersama Lydia Kandou, Nena Rosier, Lia Warokka, dan Kaharuddin Syah.
  16. Sama Juga Bohong (1986) bersama Ayu Azhari, Nia Zulkarnaen, dan Chintami Atmanegara.
  17. Atas Boleh Bawah Boleh (1986) besama Eva Arnaz, Dian Nitami dan Wolly Sutinah.
  18. Depan Bisa Belakang Bisa (1986) bersama Eva Arnaz dan HIM Damsyik.
  19. Makin Lama Makin Asyik (1987) bersama Meriam Bellina, Susy Bolle dan Timbul.
  20. Saya Suka Kamu Punya (1987) bersama Doyok dan Didik Mangkuprojo.
  21. Jodoh Boleh Diatur (1988) bersama Raja Ema, Silvana Herman dan Nia Zulkarnaen.
  22. Malu-Malu Mau (1988) bersama Nurul Arifin, Suyadi dan Sherly Malinton.
  23. Godain Kita Dong (1989) bersama Lisa Patsy, Ida Kusumah, Tarsan, dan Diding Boneng
  24. Sabar Dulu Doong...! (1989) bersama Anna Shirley, Pak Tile dan Eva Arnaz.
  25. Mana Bisa Tahan (1990) bersama Nurul Arifin, Zainal Abidin, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
  26. Lupa Aturan Main (1991) bersama Eva Arnaz, Fortunella, Hengky Solaiman, dan Diding Boneng
  27. Sudah Pasti Tahan (1991) bersama Nurul Arifin dan Sherly Malinton.
  28. Bisa Naik Bisa Turun (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Fritz G. Schadt, Gitty Srinita, dan Diding Boneng
  29. Masuk Kena Keluar Kena (1992) bersama Kiki Fatmala, Fortunella, Sally Marcellina, dan Diding Boneng
  30. Salah Masuk (1992) bersama Fortunella, Gitty Srinita, Tarida Gloria dan Angel Ibrahim.
  31. Bagi-Bagi Dong (1993) bersama Kiki Fatmala dan Inneke Koesherawati.
  32. Bebas Aturan Main (1993) bersama Lella Anggraini, Gitty Srinita dan Diah Permatasari.
  33. Saya Duluan Dong (1994) bersama Diah Permatasari, Gitty Srinita dan HIM Damsyik.
  34. Pencet Sana Pencet Sini (1994) bersama Sally Marcellina, Pak Tile, Taffana Dewi, dan Diding Boneng

Sinetron

Setelah sukses di layar lebar, Warkop DKI pun mulai menyapa masyarakat lewat sinetron. Warkop DKI mempunyai sinetron komedi di televisi garapan Soraya Intercine Films yang menampilkan Warkop bersama Karina Suwandi dan Roweina Umboh.

Sinetron ini sempat laris ditonton masyarakat. Namun, di tengah episode, Kasino mulai jarang terlihat. Hal ini disebabkan karena Kasino jatuh sakit dan tidak bisa melanjutkan syuting. Di sela kesehatannya ia masih sempat syuting beberapa episode. Ia tampil menggunakan rambut palsu untuk menutupi kebotakan rambutnya yang permanen pasca operasi botak kepalanya akibat penyakit kanker otak yang dideritanya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i Badil, Rudi (2010). Warkop: main-main jadi bukan main. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 9789799102881. 
  2. ^ a b c "Sumber Inspirasi Grup Lawak Warkop DKI". Narasi.tv. Diakses tanggal 21 Februari 2021. 
  3. ^ "Bukan Solo, Ini Sebenarnya Daerah Asal Dono". Republika Online. Diakses tanggal 24 Agustus 2018. 
  4. ^ "Wahjoe Sardono". Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. Diakses tanggal 30 Oktober 2013. 
  5. ^ Rizal, Jawahir Gustav (18 Desember 2020). Sari Hardiyanto, ed. "Mengenang 23 Tahun Kepergian Kasino Warkop..." Kompas.com. Diakses tanggal 21 Februari 2021. 
  6. ^ a b Prawira, Aditya Eka (17 September 2016). "Sakit yang Diderita Dono dan Kasino Sebelum Berpulang". Liputan6.com. Diakses tanggal 21 Februari 2021. 
  7. ^ Informasi dari CV. Kalimantan Jaya Film (distributor film wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengedarkan film-film Warkop DKI masa itu) dan PT Sakalo sebagai pemutar awal film-film Warkop DKI di jaringan bioskop yang dikelola di wilayah Kalimantan Timur.

Pranala luar