Lompat ke isi

Marawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Flag of Minang.svg|al=|jmpl|Marawa]]
[[Berkas:Flag of Minang.svg|al=|jmpl|Bendera kebesaran alam [[Orang Minangkabau|Minangkabau]].]]
'''Marawa''' atau '''Marawa Minangkabau''' (Bahasa Indonesia: Bendera Minangkabau) adalah bendera tiga warna yang terdiri dari tiga bagan vertikal yang menampilkan warna alam [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]: [[hitam]], [[merah]], dan [[kuning emas|emas]] (Bahasa Minangkabau: ''Itam-Sirah-Ameh''). Tidak diketahui dengan pasti kapan pertama kali bendera ini digunakan di [[Luak|Konfederasi Minangkabau]]; secara resmi diadopsi sebagai bendera [[Kerajaan Pagaruyung]] sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347.


Sejak berdirinya Konfederasi Minangkabau, Minangkabau memiliki dua tradisi warna kebesaran, hitam-merah-emas dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah bendera kebesaran alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung, dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang berasal dari [[Tambo Minangkabau|Tambo Alam Minangkabau]]. Bendera ini juga diadopsi oleh kerajaan-kerajaan [[rantau]] Minangkabau lainnya seperti [[Kerajaan Inderapura]].
'''Marawa''' adalah istilah yang disemat bagi bendera, lambang, atau umbul-umbul yang merepresentasikan masyarakat, alam, dan [[budaya Minangkabau]]. Marawa dianggap sebagai simbol yang harus hadir dalam pagelaran budaya Minang. Marawa sekilas mirip dengan [[bendera Jerman]], yang terdiri dari warna hitam, merah, dan kuning.{{sfn|Wahyuni, Yusfil, & Suharti|2018|pp=56}} Bendera ini menjadi lambang adat daerah di Minangkabau seperti [[Luak Tanah Data]], [[Luak Agam]], dan [[Luak Limo Puluah]].


Warna hitam-emas-putih-merah berasal dari pemikiran [[cerdik pandai|cerdik-cerdik pandai]] terdahulu, setara dengan [[Tan Malaka]] atau [[Mohammad Yamin]]. Warna ini merupakan bendera kebesaran adat Minangkabau, dimana hitam melambangkan ''[[Penghulu|pangulu]]'', emas melambangkan ''[[manti]]'', putih melambangkan ''[[malin]]'', dan merah melambangkan ''[[dubalang]]''.
== Sejarah ==
[[Berkas:Marawa.jpg|al=|jmpl|Marawa pada salah satu perayaan adat Minangkabau]]
Marawa pertama kali digunakanoleh [[Kerajaan Pagaruyung]] pada tahun 1347.<ref name="sejarah">[https://www.genpi.co/berita/3646/inilah-marawa-wilayah-adat-luhak-nan-tigo-minangkabau Inilah Marawa Wilayah Adat Luhak Nan Tigo Minangkabau]. Genpi.co</ref> Konon katanya istilah marawa berasal dari kependekan ''menanga karbawa'' (''menang'' (''adu'') ''kerbau''), walaupun masih diperdebatkan dan tidak memiliki rujukan yang jelas.<ref name="Marawa">[https://palantaminang.wordpress.com/2011/04/01/marawa-minangkabau-melambangkan-keagungan-keberanian-dan-kesucian/ Marawa Minangkabau = Melambangkan Keagungan, Keberanian dan Kesucian]. Palantaminang.com</ref>


==Asal mula==
== Makna dan fungsi ==
Dalam adat Minangkabau marawa bukan hanya sekedar umbul-umbul, melainkan mengandung makna tersendiri pada warna-warnanya.<ref name="arti">[http://www.anakminang.com/2018/06/arti-dari-bendera-marawa-di-minangkabau.html Arti Dari Bendera 'Marawa' di Minangkabau] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210202211357/http://www.anakminang.com/2018/06/arti-dari-bendera-marawa-di-minangkabau.html |date=2021-02-02 }}. Anakminang.com</ref> Tiga warna marawa melambangkan ''[[Luak]] Nan Tigo'', daerah-daerah yang pertama dihuni oleh nenek moyang Minangkabau, sekaligus asal-usul orang Minang sebelum mereka merantau ke daerah-daerah di luarnya.<ref name="tiga">[https://www.harianhaluan.com/news/detail/48560/marawa-jadi-perlambang-tiga-luhak-di-minangkabau Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau]. Harianhaluan.com</ref> Warna hitam dikatakan sebagai pelambang Luak Limo Puluah (daerah [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]] dan [[Kabupaten Lima Puluh Kota]]) dan umumnya diartikan sebagai kerelaan dan kesabaran dalam berusaha. Merah dikaitkan dengan Luak Agam ([[Kabupaten Agam|Agam]], [[Kota Pariaman|Pariaman]], [[Bukittinggi]], dan [[Kota Padang|Padang]]) dan disebut melambangkan keberanian dan kebesaran. Terakhir warna kuning, diasosiasikan dengan Luak Tanah Data ([[Kabupaten Tanah Datar|Tanah Datar]] dan sekitarnya), yang berarti pengaruh yang tinggi dan kewibawaaan, yang bersumber dari kecerdasan yang menunjukkan kemenangan.
Asosiasi Minangkabau dengan warna [[hitam]], [[merah]], dan [[kuning emas|emas]] (atau [[kuning]]){{sfn|Hidayat|Sudardi|Widodo|Habsari|2021|p=131}} asal mulanya tidak diketahui dengan pasti, bendera hitam-merah-emas secara tradisi digunakan untuk melambangkan ''[[Luak|Luak Nan Tigo]]'' (Konfederasi Minangkabau), yang didirikan di [[Dataran Tinggi Minangkabau|dataran tinggi Minangkabau]] oleh nenek moyang mereka, sekaligus sebagai daerah asal-usul orang Minang sebelum mereka merantau ke daerah-daerah di luarnya.{{sfn|"Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau"|2016|p=}} Warna hitam melambangkan [[Luak Limo Puluah|Luak Limo Puluh]] (daerah [[Kabupaten Lima Puluh Kota]] dan [[Kota Payakumbuh]]), merah melambangkan [[Luak Agam]] ([[Kabupaten Agam]], [[Kota Bukittinggi]], [[Kabupaten Padang Pariaman]], [[Kota Pariaman]], dan [[Kota Padang]]), dan warna emas melambangkan [[Luak Tanah Data]] ([[Kabupaten Tanah Datar]] dan sekitarnya).{{sfn|Prismasiwi|Jannah|2018|p=}}


Selain melambangkan alam, setiap warna juga melambangkan nilai-nilai budaya utama.{{sfn|Franzia|Piliang|Saidi|2015|p=60}} Warna hitam bagi masyarakat Minangkabau mempunyai makna keabadian, atau disebut ''tahan tampo'' (tahan tempa), merah melambangkan berani dan tahan uji, sementara warna emas melambangkan keagungan, cemerlang, dan bersinar. Dalam adat Minangkabau, ketiga warna ini juga melambangkan ''tali tigo sapilin'', ''[[tungku tigo sajarangan]]'' (tiga lembaga adat), yaitu [[Ninik Mamak|ninik mamak]], [[cerdik pandai]], dan [[alim ulama]]. Ninik mamak dilambangkan dengan warna hitam, cerdik pandai dengan warna merah, dan alim ulama dengan warna emas.{{sfn|Yandri|2014|p=30-31}}
Marawa berfungsi sebagai simbol penanda sedang diadakannya perayaan. Beberapa perayaan yang mengibarkan marawa dalam pelaksanaannya meliputi khatam Alquran, pengangkatan penghulu, pernikahan, maupun acara-acara adat lainnya.<ref name="fungsi">[https://dutadamaisumaterabarat.id/marawa-sebuah-bendera-hasil-kebudayaan-minangkabau/ Marawa Sebuah “Bendera” Hasil Kebudayaan Minangkabau]. dutadamaisumaterabarat.id</ref>


== Referensi ==
==Variasi bendera==
===Bendera kebesaran alam Minangkabau===
{{reflist}}
[[Berkas:Marawa alam minangkabau.jpg|jmpl|Susunan warna hitam-emas-merah di [[Pendidikan pascasarjana|Gedung Pascasarjana]] [[Universitas Andalas]] [[Kota Padang|Padang]].]][[Berkas:Wikimedia2020 deni dahniel festival Budaya Miangkabau Arak Jamba.jpg|jmpl|Susunan warna hitam-merah-emas di [[Istana Basa Pagaruyung]]]]
Sejak berdirinya [[Luak|Konfederasi Minangkabau]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] memiliki dua tradisi warna ''basa'' (kebesaran), hitam-merah-emas{{sfn|Sartika|Sukanadi|Aruman|2021|p=49}} dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah warna kebesaran alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, [[Kerajaan Pagaruyung]], dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang berasal dari [[Tambo Minangkabau|Tambo Alam Minangkabau]].{{sfn|Sartika|Sukanadi|Aruman|2021|p=49}}{{sfn|"Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau"|2016|p=}}{{sfn|Prismasiwi|Jannah|2018|p=}} Susunan warnanya bervariasi menurut wilayah atau daerah asal yang mengunakan bendera tersebut. Susunan warna merah-emas-hitam digunakan di wilayah [[Luak Limo Puluah|Luak Limo Puluh]] atau yang mengunakannya berasal dari Limo Puluh, hitam-emas-merah di wilayah [[Luak Agam]], dan hitam-merah-emas untuk [[Luak Tanah Data]].{{sfn|"Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau"|2016|p=}} Bendera atau warna-warna bendera ini juga menjadi warna-warna adat di Minangkabau, warna dasar hiasan atau motif [[Rumah Gadang|Rumah adat]], warna-warna dominan pada pelaminan dan panji kebesaran adat, yang digunakan pada setiap upacara resmi adat kenegaraan di Minangkabau.{{sfn|Saifullah|Yulika|2017|p=84}}


===Bendera kebesaran adat Minangkabau===
== Daftar pustaka ==
Bendera kebesaran adat Minangkabau adalah bendera empat warna yang terdiri dari empat bagan vertikal: hitam-emas-putih-merah. Bendera ini berasal dari pemikiran [[cerdik pandai|cerdik-cerdik pandai]] terdahulu, setara dengan [[Tan Malaka]] atau [[Mohammad Yamin]], dimana hitam melambangkan ''[[Penghulu|pangulu]]'', emas melambangkan ''[[manti]]'', putih melambangkan ''[[malin]]'', dan merah melambangkan ''[[dubalang]]''.{{sfn|"Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau"|2016|p=}}
* {{cite book
|last1= Wahyuni
|first1= Wahida
|last2= Yusfil
|first2= Yusfil
|last3= Suharti
|first3= Suharti
|title= Gaya Tari Minangkabau Darek dan Pasisie
|url= https://www.google.co.id/books/edition/GAYA_TARI_MINANGKABAU_DAREK_DAN_PASISIE/qDabDwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=marawa+minangkabau&pg=PA55&printsec=frontcover
|location= Yogyakarta
|publisher= Gre Publishing
|page= 56
|year= 2018
|access-date= 9 Desember 2021
|ISBN= 9786027677678
|ref= harv}}


===Bendera Negeri Sembilan===
== Bacaan lanjutan ==
[[Berkas:Flag of Negeri Sembilan.svg|jmpl|Bendera [[Negeri Sembilan]].]]
Bendera [[Negeri Sembilan]] adalah bendera tiga warna yang terdiri dari emas warna dasar bendera, merah melintang serong di sebelah atas, dan warna hitam di sebelah bawah, keduanya membentuk empat persegi. Bendera ini diresmikan pada tahun 1895, ketika Datuk-Datuk Undang yang Empat dengan [[Muhammad dari Negeri Sembilan|Yamtuan Muhammad]] berhasil dipersatukan kembali oleh [[Britania Raya]] sehingga kerajaan ini kembali utuh.{{sfn|Saifullah|Yulika|2017|p=84}}{{sfn|Japar|Syarifa|Fadhilah|Damayanti|2021|p=88}}{{sfn|Kasmijan|2020|p=54}}

==Sejarah==
Secara resmi diadopsi sebagai bendera [[Kerajaan Pagaruyung]] sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347.{{sfn|Prismasiwi|Jannah|2018|p=}} Bendera ini juga diadopsi oleh kerajaan-kerajaan [[rantau]] Minangkabau lainnya seperti [[Kerajaan Inderapura]].

==Referensi==
===Sitasi===
{{Reflist|20em}}

===Sumber===
{{Refbegin|30em}}
* {{Cite journal|last=Franzia|first=Elda|last2=Piliang|first2=Yasraf A.|last3=Saidi|first3=Acep I.|date=20 Mei 2015|title=Manifestation of Minangkabau Cultural Identity through Public Engagement in Virtual|url=https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815032954/pdf?md5=4a2536d93e193640dc1f99654df57a81&pid=1-s2.0-S1877042815032954-main.pdf&_valck=1|journal=Procedia - Social and Behavioral Sciences|publisher=Elsevier|volume=184|pages=56-62|doi=10.1016/j.sbspro.2015.05.053|ref=CITEREFFranziaPiliangSaidi2015}}
* {{Cite journal|last=Hidayat|first=Herry N.|last2=Sudardi|first2=Bani|last3=Widodo|first3=Sahid T.|last4=Habsari|first4=Sri K.|date=2021|title=Menggali Minangkabau dalam film dengan mise-en-scene|url=https://jurnal.unpad.ac.id/protvf/article/viewFile/29433/15210|journal=ProTVF|publisher=Universitas Padjadjaran|volume=5|issue=1|pages=117-144|doi=10.24198/ptvf.v5i1.29433|ref=CITEREFHidayatSudardiWidodoHabsari2021}}
* {{Cite book|last=Japar|first=M.|last2=Syarifa|first2=Syifa|last3=Fadhilah|first3=Dini N.|last4=Damayanti|first4=Adenita|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=GDhTEAAAQBAJ&pg=PT99&dq=bendera+negeri+sembilan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiY9Zns7ur0AhVa7nMBHdgcD7kQ6AF6BAgLEAI|title=Kajian Masyarakat Indonesia & Multikulturalisme Berbasis Kearifan Lokal|location=Surabaya|publisher=Jakad Media Publishing|isbn=6236442428|pages=88|url-status=live|ref=CITEREFJaparSyarifaFadhilahDamayanti2021}}
* {{Cite book|last=Kasmijan|first=Iza K.|date=2 Januari 2020|url=https://books.google.co.id/books?id=nHfHDwAAQBAJ&pg=PA54&dq=bendera+negeri+sembilan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiY9Zns7ur0AhVa7nMBHdgcD7kQ6AF6BAgDEAI|title=Malaysia Baru|location=Johor|publisher=Jabatan Penerangan|editor-last=Teck|editor-first=Lim A.|pages=54|editor-last2=Omar|editor-first2=Wan A. W.|url-status=live|ref=CITEREFKasmijan2020}}
* {{Cite web|date=12 Februari 2016|title=Marawa Jadi Perlambang Tiga Luhak di Minangkabau|url=https://www.harianhaluan.com/padang/pr-10185131/marawa-jadi-perlambang-tiga-luhak-di-minangkabau?page=all|website=Harian Haluan|access-date=18 Desember 2021|ref=CITEREF"Marawa_Jadi_Perlambang_Tiga_Luhak_di_Minangkabau"2016}}
* {{Cite web|last=Prismasiwi|first=Landy|last2=Jannah|first2=Annissa N.|date=30 November 2018|title=Inilah Marawa Wilayah Adat Luhak Nan Tigo Minangkabau|url=https://www.genpi.co/berita/3646/inilah-marawa-wilayah-adat-luhak-nan-tigo-minangkabau|website=GenPi.co|access-date=18 Desember 2021|ref=CITEREFPrismasiwiJannah2018}}
* {{Cite book|last=Saifullah|last2=Yulika|first2=Febri|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?id=SE9UDwAAQBAJ&pg=PA84&dq=bendera+negeri+sembilan&hl=id&newbks=1&newbks_redir=1&sa=X&ved=2ahUKEwiY9Zns7ur0AhVa7nMBHdgcD7kQ6AF6BAgHEAI|title=Pertautan Budaya - Sejarah Minangkabau & Negeri Sembilan|location=Padang Panjang|publisher=ISI Padang Panjang|isbn=9786025084669|pages=84|url-status=live|ref=CITEREFSaifullahYulika2017}}
* {{Cite journal|last=Sartika|first=Nifha|last2=Sukanadi|first2=I Made|last3=Aruman|date=1 Desember 2021|title=Perancangan Motif Batik Rumah Gadang Dalam Busana Kasual|url=http://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/JFD/article/download/2110/784|journal=Style: Journal of Fashion Design|publisher=ISI Padang Panjang|volume=1|issue=1|pages=36-51|ref=CITEREFSartikaSukanadiAruman2021}}
* {{Cite journal|last=Yandri|date=2014|title=Tenun Songket Pandai Sikek Dalam Budaya Masyarakat Minangkabau|url=http://ejournal.unp.ac.id/index.php/humanus/article/viewFile/4094/3265|journal=Humanus|volume=8|issue=1|pages=28-34|doi=10.24036/jh.v13i1.4094|ref=CITEREFYandri2014}}
{{Refend}}

==Bacaan lanjutan==
===Jurnal===
{{Refbegin}}
* [http://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/8242 Jurnal Ilmiah Simbol - Simbol Minangkabau Dalam Karya Seni Lukis]
* [http://ejournal.unp.ac.id/index.php/serupa/article/view/8242 Jurnal Ilmiah Simbol - Simbol Minangkabau Dalam Karya Seni Lukis]
* [http://journal.isi.ac.id/index.php/joged/article/view/1891 Jurnal Ilmiah Ondeh Marawa]
* [http://journal.isi.ac.id/index.php/joged/article/view/1891 Jurnal Ilmiah Ondeh Marawa]
* [https://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/article/view/1090 Jurnal Ilmiah Kajian Struktur Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau Pada Istano Basa Pagaruyung]
* [https://journal.ubm.ac.id/index.php/titik-imaji/article/view/1090 Jurnal Ilmiah Kajian Struktur Ragam Hias Ukiran Tradisional Minangkabau Pada Istano Basa Pagaruyung]
{{Refend}}

==Pranala luar==
* [https://sumbarprov.go.id/ Provinsi Sumatera Barat]
* [https://www.ns.gov.my/kerajaan/info-negeri/bendera-jata-negeri-sembilan Bendera Jata Negeri Sembilan]


[[Kategori:Bendera]]
[[Kategori:Bendera]]

Revisi per 18 Desember 2021 05.08

Bendera kebesaran alam Minangkabau.

Marawa atau Marawa Minangkabau (Bahasa Indonesia: Bendera Minangkabau) adalah bendera tiga warna yang terdiri dari tiga bagan vertikal yang menampilkan warna alam Minangkabau: hitam, merah, dan emas (Bahasa Minangkabau: Itam-Sirah-Ameh). Tidak diketahui dengan pasti kapan pertama kali bendera ini digunakan di Konfederasi Minangkabau; secara resmi diadopsi sebagai bendera Kerajaan Pagaruyung sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347.

Sejak berdirinya Konfederasi Minangkabau, Minangkabau memiliki dua tradisi warna kebesaran, hitam-merah-emas dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah bendera kebesaran alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung, dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang berasal dari Tambo Alam Minangkabau. Bendera ini juga diadopsi oleh kerajaan-kerajaan rantau Minangkabau lainnya seperti Kerajaan Inderapura.

Warna hitam-emas-putih-merah berasal dari pemikiran cerdik-cerdik pandai terdahulu, setara dengan Tan Malaka atau Mohammad Yamin. Warna ini merupakan bendera kebesaran adat Minangkabau, dimana hitam melambangkan pangulu, emas melambangkan manti, putih melambangkan malin, dan merah melambangkan dubalang.

Asal mula

Asosiasi Minangkabau dengan warna hitam, merah, dan emas (atau kuning)[1] asal mulanya tidak diketahui dengan pasti, bendera hitam-merah-emas secara tradisi digunakan untuk melambangkan Luak Nan Tigo (Konfederasi Minangkabau), yang didirikan di dataran tinggi Minangkabau oleh nenek moyang mereka, sekaligus sebagai daerah asal-usul orang Minang sebelum mereka merantau ke daerah-daerah di luarnya.[2] Warna hitam melambangkan Luak Limo Puluh (daerah Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Payakumbuh), merah melambangkan Luak Agam (Kabupaten Agam, Kota Bukittinggi, Kabupaten Padang Pariaman, Kota Pariaman, dan Kota Padang), dan warna emas melambangkan Luak Tanah Data (Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya).[3]

Selain melambangkan alam, setiap warna juga melambangkan nilai-nilai budaya utama.[4] Warna hitam bagi masyarakat Minangkabau mempunyai makna keabadian, atau disebut tahan tampo (tahan tempa), merah melambangkan berani dan tahan uji, sementara warna emas melambangkan keagungan, cemerlang, dan bersinar. Dalam adat Minangkabau, ketiga warna ini juga melambangkan tali tigo sapilin, tungku tigo sajarangan (tiga lembaga adat), yaitu ninik mamak, cerdik pandai, dan alim ulama. Ninik mamak dilambangkan dengan warna hitam, cerdik pandai dengan warna merah, dan alim ulama dengan warna emas.[5]

Variasi bendera

Bendera kebesaran alam Minangkabau

Susunan warna hitam-emas-merah di Gedung Pascasarjana Universitas Andalas Padang.
Susunan warna hitam-merah-emas di Istana Basa Pagaruyung

Sejak berdirinya Konfederasi Minangkabau, Minangkabau memiliki dua tradisi warna basa (kebesaran), hitam-merah-emas[6] dan hitam-emas-putih-merah. Hitam-merah-emas adalah warna kebesaran alam Minangkabau, Konfederasi Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung, dan kerajaan-kerajaan pendahulu yang berasal dari Tambo Alam Minangkabau.[6][2][3] Susunan warnanya bervariasi menurut wilayah atau daerah asal yang mengunakan bendera tersebut. Susunan warna merah-emas-hitam digunakan di wilayah Luak Limo Puluh atau yang mengunakannya berasal dari Limo Puluh, hitam-emas-merah di wilayah Luak Agam, dan hitam-merah-emas untuk Luak Tanah Data.[2] Bendera atau warna-warna bendera ini juga menjadi warna-warna adat di Minangkabau, warna dasar hiasan atau motif Rumah adat, warna-warna dominan pada pelaminan dan panji kebesaran adat, yang digunakan pada setiap upacara resmi adat kenegaraan di Minangkabau.[7]

Bendera kebesaran adat Minangkabau

Bendera kebesaran adat Minangkabau adalah bendera empat warna yang terdiri dari empat bagan vertikal: hitam-emas-putih-merah. Bendera ini berasal dari pemikiran cerdik-cerdik pandai terdahulu, setara dengan Tan Malaka atau Mohammad Yamin, dimana hitam melambangkan pangulu, emas melambangkan manti, putih melambangkan malin, dan merah melambangkan dubalang.[2]

Bendera Negeri Sembilan

Bendera Negeri Sembilan.

Bendera Negeri Sembilan adalah bendera tiga warna yang terdiri dari emas warna dasar bendera, merah melintang serong di sebelah atas, dan warna hitam di sebelah bawah, keduanya membentuk empat persegi. Bendera ini diresmikan pada tahun 1895, ketika Datuk-Datuk Undang yang Empat dengan Yamtuan Muhammad berhasil dipersatukan kembali oleh Britania Raya sehingga kerajaan ini kembali utuh.[7][8][9]

Sejarah

Secara resmi diadopsi sebagai bendera Kerajaan Pagaruyung sejak berdirinya kerajaan ini pada tahun 1347.[3] Bendera ini juga diadopsi oleh kerajaan-kerajaan rantau Minangkabau lainnya seperti Kerajaan Inderapura.

Referensi

Sitasi

Sumber

Bacaan lanjutan

Jurnal

Pranala luar