Lompat ke isi

Retno Marsudi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tahun 1985 belum ada penggunaan gelar S.I.P. (QuickEdit)
Baris 114: Baris 114:
{{kotak selesai}}
{{kotak selesai}}
{{Kabinet Kerja}}
{{Kabinet Kerja}}
{{Kabinet Indonesia Maju}}{{Menteri Luar Negeri Indonesia}}
{{Kabinet Indonesia Maju}}
{{Menteri Luar Negeri Indonesia}}
{{Menteri Luar Negeri G20}}

{{DEFAULTSORT:Marsudi, Retno Lestari Priansari}}
{{DEFAULTSORT:Marsudi, Retno Lestari Priansari}}
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]

Revisi per 31 Desember 2021 09.31

Retno Marsudi
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-17
Mulai menjabat
27 Oktober 2014
PresidenJoko Widodo
Wakil MenteriA.M. Fachir (2014–19)
Mahendra Siregar (2019–)
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Retno Lestari Priansari

27 November 1962 (umur 61)
Indonesia Semarang, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politikIndependen
Suami/istriAgus Marsudi (m. 1988)
Anak
  • Dyota
  • Bagas
Orang tua
  • Moch Sidik (ayah)
  • Retno Werdiningsih (ibu)
Alma materUniversitas Gadjah Mada
Haagse Hogeschool
ProfesiDiplomat
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dra. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M. (lahir 27 November 1962[1]) adalah Menteri Luar Negeri perempuan pertama[2] Indonesia yang menjabat dari 27 Oktober 2014 hingga 22 Oktober 2019 dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Retno Lestari Priansari Marsudi kembali dipercaya dan dilantik oleh Presiden Joko WIdodo sebagai Menteri Luar Negeri pada 23 Oktober 2019 untuk Kabinet Indonesia Maju periode 2019 hingga 2024.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi adalah Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.

Riwayat Hidup

Masa kecil dan pendidikan

Retno Marsudi lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962. Dia menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Semarang sebelum akhirnya memperoleh gelar S-1nya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Pada tahun 1985.[3][4] Ia lalu memperoleh gelar S-2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda.[5]

Karier

Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dari tahun 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.[6] Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Eropa dan Amerika.[3] Retno dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003.[6]

Pada tahun 2005, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia.[7] Selama masa tugasnya, ia memperoleh penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011, menjadikannya orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut.[2] Selain itu, ia juga sempat mendalami studi hak asasi manusia di Universitas Oslo.[5] Sebelum masa baktinya selesai, Retno dikirim kembali ke Jakarta untuk menjadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika, yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.[8]

Retno kemudian dikirim sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012.[3] Ia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM (Asia-Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation).[3]

Pada 2017, Retno mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Penghargaan tersebut diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). UN Women adalah lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Sementara PGF adalah lembaga non-profit yang bertujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan. Penghargaan ini diserahkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB yang juga selaku Deputi Direktur Eksekutif UN Women Lakhsmi Puri pada acara jamuan makan siang di sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York.[9]

Pada tanggal 27 Oktober 2014, Retno dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja periode 2014-2019. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 2019, Retno kembali diminta untuk membantu presiden Joko Widodo pada susunan Kabinet Indonesia Maju untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Luar Negeri.

Kehidupan pribadi

Retno menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek, dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.[5]

Referensi

  1. ^ Profil Singkat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
  2. ^ a b "Retno Marsudi, Menlu Perempuan Pertama Indonesia" (dalam bahasa Indonesia). Bisnis.com. 26 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-11. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  3. ^ a b c d "Dubes Retno siap kelola hubungan Indonesia-Belanda" (dalam bahasa Indonesia). Antara. 14 Januari 2012. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  4. ^ http://alumni.fisipol.ugm.ac.id/news/2014/02/Retno%20L.P.%20Marsudi,%20Menikmati%20Profesi%20Diplomat/13
  5. ^ a b c "Mengenal Retno Marsudi, menlu perempuan pertama Indonesia" (dalam bahasa Indonesia). Merdeka.com. 26 Oktober 2014. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  6. ^ a b "Menlu Retno Marsudi Sudah Siapkan Program Kerja" (dalam bahasa Indonesia). Kompas. 26 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-20. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  7. ^ Retno Marsudi named foreign affairs minister "Retno Marsudi named foreign affairs minister" Periksa nilai |url= (bantuan) (dalam bahasa Indonesia). Antara. 26 Oktober 2014. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  8. ^ "Retno tunggu arahan presiden soal tiga KTT" (dalam bahasa Indonesia). Antara. 26 Oktober 2014. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. 
  9. ^ Aji, Wahyu. "Bersama Empat Tokoh Perempuan Dunia, Menteri Luar Negeri RI Diakui Sebagai Agen Perubahan oleh PBB | Good News from Indonesia". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2017-09-22. 
Jabatan politik
Didahului oleh:
Marty Natalegawa
Menteri Luar Negeri Indonesia
2014–sekarang
Petahana
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Hatanto Reksodiputro
Duta Besar Indonesia untuk Norwegia
2005–2008
Diteruskan oleh:
Esti Andayani
Didahului oleh:
Junus Effendi Habibie
Duta Besar Indonesia untuk Belanda
2011–2015
Diteruskan oleh:
I Gusti Agung Wesaka Puja