Lompat ke isi

Dirgantara Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Merapikan, akan saya coba lengkapi di lain waktu
Update data perusahaan
Baris 18: Baris 18:
| predecessor =
| predecessor =
| successor =
| successor =
| foundation = 26 April 1976
| foundation = '''PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio''' <br/> Jakarta, Indonesia <br/> 23 Agustus 1976 <br/><br/> '''PT Industri Pesawat Terbang Nusantara'''<br/> Jakarta, Indonesia <br/>11 Oktober 1985<br/><br/> '''PT Dirgantara Indonesia''' <br/> Bandung, Indonesia <br/> 24 Agustus 2000<br/><!-- if known: {{start date|YYYY|MM|DD}} di [[city]], [[country]] -->
| former_name = PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio <small>(1976-1985)</small><br/>PT Industri Pesawat Terbang Nusantara <small>(1985-2000)</small>
| founder =
| founder =
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
| defunct = <!-- {{end date|YYYY|MM|DD}} -->
Baris 27: Baris 28:
| area_served =
| area_served =
| key_people = Elfien Goentoro
| key_people = Elfien Goentoro
| products = Pesawat komersial{{br}}Pesawat militer{{br}}Komponen pesawat {{br}}Servis pesawat {{br}}Pertahanan
| products = Pesawat terbang komersial{{br}}Pesawat terbang militer{{br}}Komponen pesawat terbang{{br}}Pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang{{br}}Pertahanan
| brands =
| brands =
| production =
| production =
Baris 48: Baris 49:
| footnotes =
| footnotes =
}}
}}
'''PT Dirgantara Indonesia''' (atau biasa disingkat menjadi '''PTDI''') adalah produsen pesawat terbang pertama dan satu-satunya di [[Indonesia]] dan di wilayah [[Asia Tenggara]]. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga [[helikopter]], senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (''maintenance service'') untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi subkontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti [[Boeing]], [[Airbus]], [[General Dynamics]], [[Fokker]] dan lain sebagainya. Dirgantara Indonesia pernah mempunyai karyawan sampai 16.000 orang. Karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia pun melakukan rasionalisasi karyawannya hingga menjadi berjumlah sekitar 4.000 orang. Karena dinilai tidak mampu membayar kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, perusahaan inipun sempat dinyatakan [[pailit]] oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada [[4 September]] [[2007]].<ref name="pailit">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/05/utama/3814342.htm "PT DI Dipailitkan Pemerintah Kasasi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929122449/http://kompas.com/kompas-cetak/0709/05/utama/3814342.htm |date=2007-09-29 }}, ''[[Kompas]]'', 5 September 2007</ref> Namun pada tanggal [[24 Oktober]] [[2007]], keputusan pailit tersebut dibatalkan.<ref name="pembatalan_pailit">[http://www.kompascetak.com/kompas-cetak/0710/25/utama/3940557.htm "Pailit PT DI Dibatalkan"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''[[Kompas]]'', 25 Oktober 2007</ref>
'''PT Dirgantara Indonesia''' (atau biasa disingkat menjadi '''PTDI''') adalah produsen pesawat terbang pertama dan satu-satunya di [[Indonesia]] dan di wilayah [[Asia Tenggara]]. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai jenis pesawat terbang, tetapi juga memproduksi [[helikopter]] dan senjata, serta menyediakan pelatihan dan pemeliharaan untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia pun menjadi subkontraktor untuk sejumlah produsen pesawat terbang besar di dunia, seperti [[Boeing]], [[Airbus]], [[General Dynamics]], [[Fokker]] dsb. Dirgantara Indonesia pernah mempekerjakan hingga 16.000 orang, namun karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia pun mengurangi jumlah karyawannya menjadi hanya sekitar 4.000 orang. Karena dinilai tidak mampu membayar kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, perusahaan inipun sempat dinyatakan [[pailit]] oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal [[4 September]] [[2007]].<ref name="pailit">[http://kompas.com/kompas-cetak/0709/05/utama/3814342.htm "PT DI Dipailitkan Pemerintah Kasasi"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070929122449/http://kompas.com/kompas-cetak/0709/05/utama/3814342.htm |date=2007-09-29 }}, ''[[Kompas]]'', 5 September 2007</ref> Namun pada tanggal [[24 Oktober]] [[2007]], keputusan pailit tersebut dibatalkan.<ref name="pembatalan_pailit">[http://www.kompascetak.com/kompas-cetak/0710/25/utama/3940557.htm "Pailit PT DI Dibatalkan"]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, ''[[Kompas]]'', 25 Oktober 2007</ref>

Perusahaan ini didirikan pada [[26 April]] [[1976]] dengan nama "PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio" dan [[BJ Habibie]] sebagai direktur utama pertama. Nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi '''PT Industri Pesawat Terbang Nusantara''' ('''IPTN''') pada tanggal [[11 Oktober]] [[1985]]. Setelah di[[restrukturisasi]], nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang pada tanggal [[24 Agustus]] [[2000]].
[[Berkas:NU-200-Si-Kumbang (cropped).jpg|jmpl|ka|250px|[[Sikumbang]], pesawat era Nurtanio]]
[[Berkas:NU-200-Si-Kumbang (cropped).jpg|jmpl|ka|250px|[[Sikumbang]], pesawat era Nurtanio]]


== Sejarah awal ==
== Sejarah ==
[[Berkas:Bacharuddin Jusuf Habibie official portrait.jpg|jmpl|ka|150px|[[BJ Habibie]], Bapak Industri Pesawat Modern Indonesia]]
[[Berkas:Bacharuddin Jusuf Habibie official portrait.jpg|jmpl|ka|150px|[[BJ Habibie]], Bapak Industri Pesawat Modern Indonesia]]
[[Berkas:Nurtanio Pringgoadisuryo 2003 Indonesia stamp.jpg|jmpl|ka|150px|[[Nurtanio Pringgoadisuryo|Nurtanio]], Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia]]
[[Berkas:Nurtanio Pringgoadisuryo 2003 Indonesia stamp.jpg|jmpl|ka|150px|[[Nurtanio Pringgoadisuryo|Nurtanio]], Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia]]


=== LAPIP ===
=== Lipnur ===
Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) memulai sejarahnya pada tanggal 16 Desember 1961 saat [[TNI Angkatan Udara]] mendirikan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) guna mempersiapkan pendirian industri penerbangan untuk mendukung kegiatan penerbangan di Indonesia. Pada tahun yang sama, LAPIP pun meneken perjanjian kerja sama dengan CEKOP, produsen pesawat asal [[Polandia]]. Perjanjian tersebut meliputi pembangunan pabrik pesawat terbang serta pelatihan sumber daya manusia dan produksi, guna memproduksi pesawat terbang PZL-104 Wilga di bawah lisensi dari CEKOP. Pesawat terbang yang kemudian dikenal dengan nama [[Gelatik (pesawat)|Gelatik]] tersebut akhirnya berhasil diproduksi sebanyak 44 unit. Pada tahun 1965, melalui sebuah keputusan presiden, Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (Kopelapip) dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari pun resmi didirikan. Pada bulan Maret 1966, [[Nurtanio Pringgoadisuryo]] meninggal akibat mengalami kecelakaan saat melakukan uji terbang, dan untuk menghormati kontribusinya, Kopelapip dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian digabung ke dalam Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur). Lipnur lalu memproduksi pesawat latih dasar yang diberi nama LT-200 dan membangun bengkel untuk menyediakan layanan purna jual.
Kependekan dari Lembaga Persiapan Industri Penerbangan diresmikan pada 16 Desember 1961, dibentuk oleh KASAU untuk mempersiapkan Industri Penerbangan yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional Indonesia

Sehubungan dengan ini LAPIP pada tahun 1961 menandatangani perjanjian kerjasama dengan CEKOP (industri pesawat terbang Polandia) untuk membangun sebuah industri pesawat terbang di Indonesia.

Kontrak dengan CEKOP:
* Membangun gedung untuk fasilitas manufaktur pesawat terbang
* Pelatihan SDM
* Memproduksi [[PZL-104 Wilga]] di bawah lisensi sebagai [[Gelatik]]

==== Gelatik ====
Pesawat [[Gelatik (pesawat)|Gelatik]] diproduksi sebanyak 44 unit, dipergunakan sebagai [[pesawat terbang pertanian]], transpor ringan, dan aero-club

=== LIPNUR ===
Pada tahun 1965 Berdiri [[KOPELAPIP]] (Komando Pelaksana Industri Pesawat Terbang) dan [[PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari]] melalui Dekret Presiden.
Setelah pada tahun 1966 Nurtanio meninggal, Pemerintah menggabungkan KOPELAPIP dan PN. Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi [[LIPNUR]] kependekan dari Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio untuk menghormati kepeloporan almarhum Nurtanio.

Kemudian setelah itu datanglah BJ Habibie yang mengubah LIPNUR menjadi IPTN yang dikemudian hari sempat tercatat sebagai industri pesawat terbang termaju di negara berkembang.


=== B.J. Habibie ===
Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari [[Airbus Helicopters|Eurocopter]].
Sementara itu, upaya untuk merintis pendirian industri pesawat terbang juga terus dilakukan oleh [[B.J. Habibie]] yang sejak tahun 1965 bekerja di [[Messerschmitt-Bolkow-Blohm]] (MBB), sebuah produsen pesawat terbang asal Jerman. Pada awal Desember 1973, Direktur Utama Pertamina, [[Ibnu Sutowo]] pun menemui Habibie di [[Dusseldorf]] guna menjelaskan impian Pertamina untuk mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia. Habibie kemudian diangkat sebagai Penasehat Direktur Utama Pertamina dan diminta untuk segera kembali ke Indonesia. Pada awal bulan Januari 1974, Pertamina pun membentuk divisi baru untuk fokus pada ''advanced technology'' dan teknologi penerbangan (ATTP). Pada tanggal 26 Januari 1974, Habibie dipanggil oleh Presiden [[Soeharto]] dan kemudian diangkat sebagai Penasehat Presiden di bidang teknologi. Pada bulan September 1974, ATTP meneken perjanjian dasar untuk kerjasama lisensi dengan MBB asal Jerman dan [[CASA]] asal Spanyol untuk memproduksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212. Karena Pertamina kemudian menghadapi sejumlah masalah, pada tanggal 26 April 1976, semua aset milik divisi ATTP, Lipnur, dan TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan industri pesawat terbang kemudian dijadikan modal untuk mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). B.J. Habibie lalu ditunjuk sebagai direktur utama IPTN. Setelah semua fasilitas fisik selesai dibangun, IPTN pun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Agustus 1976. Pada tanggal 11 Oktober 1985, nama perusahaan ini diubah menjadi "PT Industri Pesawat Terbang Nusantara", dan pada tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang.<ref name="profil">{{Cite web|url=https://indonesian-aerospace.com/tentang/sejarah|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Dirgantara Indonesia|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref>


=== 2000 - sekarang ===
Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman KFX. Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Len Industri]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang [[industri pertahanan]].<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176606/Salinan_PP_Nomor_5_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 5 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik indonesia|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref>
Pada awal tahun 2012, Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 unit pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu, Dirgantara Indonesia juga sedang menyelesaikan 3 unit pesawat CN235 pesanan TNI AL dan 24 unit Heli Super Puma dari [[Airbus Helicopters|Eurocopter]]. Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk memproduksi pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta bekerja sama dengan Korea Selatan untuk memproduksi pesawat tempur siluman KFX. Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Len Industri]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang [[industri pertahanan]].<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176606/Salinan_PP_Nomor_5_Tahun_2022.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 5 tahun 2022|publisher=Sekretariat Kabinet Republik indonesia|language=id|access-date=19 Januari 2022}}</ref>


== Produksi ==
== Produksi ==
Baris 104: Baris 89:
* Komponen sayap dari [[Airbus A380]]
* Komponen sayap dari [[Airbus A380]]
* Komponen sayap dari [[Airbus A350]]<ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/08/18/brk,20100818-272162,id.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Komponen sayap dari [[Airbus A350]]<ref>http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/08/18/brk,20100818-272162,id.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
* Komponen ekor dari [[:en:Sukhoi Superjet 100|Sukhoi Superjet 100]]
* Komponen ekor dari [[Sukhoi Superjet 100]]


=== Helikopter ===
=== Helikopter ===
* [[NBO 105]] dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari [[MBB]] Jerman. Dihentikan sejak juli 2011.
* [[NBO 105]] dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari [[MBB]] Jerman. Dihentikan sejak juli 2011.
* [[NBK 117]]
* [[NBK 117]]
* [[:en:Bell 412|NBell 412]] lisensi dari [[Bell Helicopter]], AS
* [[NBell 412]] lisensi dari [[Bell Helicopter]], AS
* [[NAS 330 Puma]] lisensi dari [[Aerospatiale]], Prancis
* [[NAS 330 Puma]] lisensi dari [[Aerospatiale]], Prancis
* [[:en:Eurocopter Super Puma|Eurocopter 332 Super Puma]] Pengembangan dari Puma, lisensi dari Eurocopter, Prancis
* [[Eurocopter 332 Super Puma]] Pengembangan dari Puma, lisensi dari Eurocopter, Prancis
* [[:en:Eurocopter Fennec|Eurocopter Fennec]] pengganti NBO 105.
* [[Eurocopter Fennec]] pengganti NBO 105.
* [[:en:Eurocopter Ecureuil|Eurocopter Ecureuil]] pengganti NBO 105.<ref name="ReferenceA"/>
* [[Eurocopter Ecureuil]] pengganti NBO 105.<ref name="ReferenceA"/>
* [[:en:Eurocopter EC725|Eurocopter EC725]]
* [[Eurocopter EC725]]
* Tailboom dan fuselage dari [[EC 725]] dan [[EC 225]]<ref>http://tekno.liputan6.com/berita/201001/261065/Eurocopter.Pesan.Rangka.dari.PT Dirgantara.Indonesia</ref><ref>http://visijobs.com/beta/news/detail/2010/01/29/Eurocopter-Prancis-Beri-Order-Besar-Pada-PT-DI</ref>
* Tailboom dan fuselage dari [[EC 725]] dan [[EC 225]]<ref>http://tekno.liputan6.com/berita/201001/261065/Eurocopter.Pesan.Rangka.dari.PT Dirgantara.Indonesia</ref><ref>http://visijobs.com/beta/news/detail/2010/01/29/Eurocopter-Prancis-Beri-Order-Besar-Pada-PT-DI</ref>



Revisi per 20 Januari 2022 07.43

PT Dirgantara Indonesia
Sebelumnya
PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (1976-1985)
PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (1985-2000)
Perseroan terbatas
IndustriDirgantara dan Pertahanan
Didirikan26 April 1976
Kantor pusat,
Indonesia
Tokoh kunci
Elfien Goentoro
ProdukPesawat terbang komersial
Pesawat terbang militer
Komponen pesawat terbang
Pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang
Pertahanan
Karyawan
4.400 (2017)
IndukLen Industri
Anak usahaIPTN North America, Inc
PT Nusantara Turbin & Propulsi
PT General Electric Turbine Service
Situs webindonesian-aerospace.com

PT Dirgantara Indonesia (atau biasa disingkat menjadi PTDI) adalah produsen pesawat terbang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai jenis pesawat terbang, tetapi juga memproduksi helikopter dan senjata, serta menyediakan pelatihan dan pemeliharaan untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia pun menjadi subkontraktor untuk sejumlah produsen pesawat terbang besar di dunia, seperti Boeing, Airbus, General Dynamics, Fokker dsb. Dirgantara Indonesia pernah mempekerjakan hingga 16.000 orang, namun karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia, Dirgantara Indonesia pun mengurangi jumlah karyawannya menjadi hanya sekitar 4.000 orang. Karena dinilai tidak mampu membayar kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada mantan karyawannya, perusahaan inipun sempat dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 4 September 2007.[1] Namun pada tanggal 24 Oktober 2007, keputusan pailit tersebut dibatalkan.[2]

Sikumbang, pesawat era Nurtanio

Sejarah

BJ Habibie, Bapak Industri Pesawat Modern Indonesia
Nurtanio, Bapak Perintis Industri Pesawat Indonesia

Lipnur

Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur) memulai sejarahnya pada tanggal 16 Desember 1961 saat TNI Angkatan Udara mendirikan Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP) guna mempersiapkan pendirian industri penerbangan untuk mendukung kegiatan penerbangan di Indonesia. Pada tahun yang sama, LAPIP pun meneken perjanjian kerja sama dengan CEKOP, produsen pesawat asal Polandia. Perjanjian tersebut meliputi pembangunan pabrik pesawat terbang serta pelatihan sumber daya manusia dan produksi, guna memproduksi pesawat terbang PZL-104 Wilga di bawah lisensi dari CEKOP. Pesawat terbang yang kemudian dikenal dengan nama Gelatik tersebut akhirnya berhasil diproduksi sebanyak 44 unit. Pada tahun 1965, melalui sebuah keputusan presiden, Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (Kopelapip) dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari pun resmi didirikan. Pada bulan Maret 1966, Nurtanio Pringgoadisuryo meninggal akibat mengalami kecelakaan saat melakukan uji terbang, dan untuk menghormati kontribusinya, Kopelapip dan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari kemudian digabung ke dalam Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (Lipnur). Lipnur lalu memproduksi pesawat latih dasar yang diberi nama LT-200 dan membangun bengkel untuk menyediakan layanan purna jual.

B.J. Habibie

Sementara itu, upaya untuk merintis pendirian industri pesawat terbang juga terus dilakukan oleh B.J. Habibie yang sejak tahun 1965 bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB), sebuah produsen pesawat terbang asal Jerman. Pada awal Desember 1973, Direktur Utama Pertamina, Ibnu Sutowo pun menemui Habibie di Dusseldorf guna menjelaskan impian Pertamina untuk mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia. Habibie kemudian diangkat sebagai Penasehat Direktur Utama Pertamina dan diminta untuk segera kembali ke Indonesia. Pada awal bulan Januari 1974, Pertamina pun membentuk divisi baru untuk fokus pada advanced technology dan teknologi penerbangan (ATTP). Pada tanggal 26 Januari 1974, Habibie dipanggil oleh Presiden Soeharto dan kemudian diangkat sebagai Penasehat Presiden di bidang teknologi. Pada bulan September 1974, ATTP meneken perjanjian dasar untuk kerjasama lisensi dengan MBB asal Jerman dan CASA asal Spanyol untuk memproduksi helikopter BO-105 dan pesawat sayap tetap NC-212. Karena Pertamina kemudian menghadapi sejumlah masalah, pada tanggal 26 April 1976, semua aset milik divisi ATTP, Lipnur, dan TNI Angkatan Udara yang berkaitan dengan industri pesawat terbang kemudian dijadikan modal untuk mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN). B.J. Habibie lalu ditunjuk sebagai direktur utama IPTN. Setelah semua fasilitas fisik selesai dibangun, IPTN pun diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Agustus 1976. Pada tanggal 11 Oktober 1985, nama perusahaan ini diubah menjadi "PT Industri Pesawat Terbang Nusantara", dan pada tanggal 24 Agustus 2000, nama perusahaan ini kembali diubah menjadi seperti sekarang.[3]

2000 - sekarang

Pada awal tahun 2012, Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 unit pesawat CN235 pesanan Korea Selatan. Selain itu, Dirgantara Indonesia juga sedang menyelesaikan 3 unit pesawat CN235 pesanan TNI AL dan 24 unit Heli Super Puma dari Eurocopter. Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk memproduksi pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta bekerja sama dengan Korea Selatan untuk memproduksi pesawat tempur siluman KFX. Pada tanggal 12 Januari 2022, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke Len Industri, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan.[4]

Produksi

Pesawat Sayap Tetap

Komponen pesawat

Perusahaan ini memproduksi sejumlah komponen untuk digunakan oleh produsen pesawat terbang lain, yakni:

Helikopter

Lainnya

Direktur Utama

Berikut adalah daftar Direktur Utama IPTN/Dirgantara Indonesia:

Rencana Bisnis

PT Dirgantara Indonesia akan memasuki bisnis pesawat komersial dengan memproduksi N219, jika N219 sudah beroperasi dan sudah mendapatkan sertifikasi Dirgantara Indonesia akan mengembangkan dan memproduksi pesawat berpenumpang 50 orang.[15]

PT Dirgantara Indonesia akan mengirimkan sekitar 300 tenaga ahli ke Korea Selatan dalam kerjasama pembuatan pesawat tempur KFX grade 4.5. Rencananya pesawat tempur tipe 4.5 ini akan setingkat di atas F16 yang masih pada tipe 4. Nantinya lima prototype yang menjadi buatan bersama salah satunya akan dibuat di PT Dirgantara Indonesia, Bandung.[16]

Referensi

  1. ^ "PT DI Dipailitkan Pemerintah Kasasi" Diarsipkan 2007-09-29 di Wayback Machine., Kompas, 5 September 2007
  2. ^ "Pailit PT DI Dibatalkan"[pranala nonaktif permanen], Kompas, 25 Oktober 2007
  3. ^ "Sejarah Perusahaan". PT Dirgantara Indonesia. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  4. ^ "Peraturan Pemerintah nomor 5 tahun 2022" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik indonesia. Diakses tanggal 19 Januari 2022. 
  5. ^ Liputan6.com. "Nurtanio, Nama dari Jokowi untuk Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa". liputan6.com. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  6. ^ "Penjelasan Jokowi Soal Pemberian Nama Pesawat N219". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2017-11-28. 
  7. ^ "N-219". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-11-27. 
  8. ^ http://www.tempointeraktif.com/hg/bisnis/2010/08/18/brk,20100818-272162,id.html[pranala nonaktif permanen]
  9. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ReferenceA
  10. ^ http://tekno.liputan6.com/berita/201001/261065/Eurocopter.Pesan.Rangka.dari.PT Dirgantara.Indonesia
  11. ^ http://visijobs.com/beta/news/detail/2010/01/29/Eurocopter-Prancis-Beri-Order-Besar-Pada-PT-DI
  12. ^ http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=122329
  13. ^ http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/01/19/03092913/kilas.ekonomi[pranala nonaktif permanen]
  14. ^ Setiady Dwi. PT DI Kembangan Kendaraan Amfibi Hovercraft[pranala nonaktif permanen]. Suaramerdeka.com, edisi 1/2/2010
  15. ^ http://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/20/pt-dirgantara-indonesia-siap-produksi-pesawat-komersial?page=2
  16. ^ http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/01/08/o0lq1g317-pt-dirgantara-indonesia-siapkan-personil-untuk-kerjasama-kfx