Pulau Alor: Perbedaan antara revisi
→Iklim dan Cuaca: sunting kata baku |
Penambahan Konten |
||
Baris 49: | Baris 49: | ||
Selain potensi wisata bahari, Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang memiliki daya tarik secara kultural dan historis yang jarang dijamah dan dikunjungi baik oleh penduduk setempat maupun oleh wisatawan. Meski memiliki aksebilitas amat terbatas, tetapi bagi para pencinta petualangan alam justru menjadi tantangan dan keunikan.[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een groep met pijl en boog gewapende krijgers op Poelau Alor TMnr 60002205.jpg|jmpl|Prajurit pribumi Alor, 1895.]] |
Selain potensi wisata bahari, Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang memiliki daya tarik secara kultural dan historis yang jarang dijamah dan dikunjungi baik oleh penduduk setempat maupun oleh wisatawan. Meski memiliki aksebilitas amat terbatas, tetapi bagi para pencinta petualangan alam justru menjadi tantangan dan keunikan.[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van een groep met pijl en boog gewapende krijgers op Poelau Alor TMnr 60002205.jpg|jmpl|Prajurit pribumi Alor, 1895.]] |
||
Masyarakatnya yang masih memegang teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi budayanya yang khas dalam menyambut para pelancong, membuat nama desa ini melambung sampai ke mancanegara. Salah satunya, [[Al-Qur'an]] tua dari kulit kayu yang ditulis dengan tinta ramuan tradisional yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun, sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Alor. Daya pemikat lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang dihuni oleh suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah adat.[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zandlopervormige keteltrom TMnr 5977-9.jpg|jmpl|300px|Sebuah moko]]Bagi pendaki gunung yang menggilai tantangan di tempat yang masih perawan, Gunung Delaki Sirung di Pulau Pantar dan Gunung Koya-Koya di Pulau Alor, adalah tempatnya. Fenomena geologi vulkanik unik terdapat di Desa Air Panas dan air terjun di pulau Medan, serta taman wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor. |
Masyarakatnya yang masih memegang teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi budayanya yang khas dalam menyambut para pelancong, membuat nama desa ini melambung sampai ke mancanegara. Salah satunya, [[Al-Qur'an]] tua dari kulit kayu yang ditulis dengan tinta ramuan tradisional yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun, sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Alor. Daya pemikat lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang dihuni oleh suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah adat.[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Zandlopervormige keteltrom TMnr 5977-9.jpg|jmpl|300px|Sebuah moko]]Bagi pendaki gunung yang menggilai tantangan di tempat yang masih perawan, [[Gunung Sirung|Gunung Delaki Sirung]] di Pulau Pantar dan [[Gunung Koyakoya|Gunung Koya-Koya]] di Pulau Alor, adalah tempatnya. Fenomena geologi vulkanik unik terdapat di Desa Air Panas dan air terjun di pulau Medan, serta taman wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor. |
||
== Transportasi == |
== Transportasi == |
Revisi per 26 Februari 2022 15.25
Koordinat | 8°15′S 124°45′E / 8.250°S 124.750°E |
---|---|
Negara | Indonesia |
Gugus kepulauan | Sunda kecil |
Provinsi | Nusa Tenggara Timur |
Kabupaten | Alor |
Luas | 2.119,7 km² |
Populasi | - |
Alor adalah sebuah pulau yang terletak di ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara. Luas wilayahnya 2.119 km², dan titik tertingginya 1.839 m. Pulau ini dibatasi oleh Laut Flores dan Laut Banda di sebelah utara, Selat Ombai di selatan (memisahkan dengan Pulau Timor), serta Selat Pantar di barat (memisahkan dengan Pulau Pantar. Pulau Alor adalah satu dari 92 pulau terluar Indonesia karena berbatasan langsung dengan Timor Leste di sebelah selatan.
Pulau Alor merupakan salah satu dari dua pulau utama di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Di pulau ini terdapat Kota Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor.
Iklim dan Cuaca
Letak Pulau Alor berada di sebelah selatan Khatulistiwa. Hal ini menyebabkan Alor beriklim Semiarid (Kering). Suhu di Alor dapat mencapai 22,2 C sampai 32,2 C. Persentase kelembaban tertinggi 92%, terendah 80%, penyinaran matahari tertinggi dan terendah 62%.
Tujuan wisata
Pulau Alor selain memiliki keindahan alam yang dapat dilihat secara langsung di daratan dan di pantai, juga memiliki keindahan alam dibawah laut berupa ikan-ikan langka nan indah serta karang dan tumbuhan-tumbuhan laut yang begitu mempesona.
Ada 18 titik selam dengan keindahan alam yang disebut “Baruna’s Dive Sites at Alor”:
- 1. Baruna’s Point
- 2. Never – Never wall
- 3. Cave Point
- 4. Barrel Sponge Wall
- 5. Mola – mola Point
- 6. Night Snacks
- 7. Alor Expree / Alor Dreaming
- 8. Rocky Point
- 9. Three Coconuts
- 10. Moving Pictures
- 11. Eagle Ray Point
- 12. Rahim’s Point
- 13. Tuna Channel
- 14. Anemone Country
- 15. Sharks Reeway
- 16. Octopus Garden
- 17. Captain’s Choice
- 18. The Refrigerator
Selain potensi wisata bahari, Alor juga menyimpan sejumlah objek wisata yang memiliki daya tarik secara kultural dan historis yang jarang dijamah dan dikunjungi baik oleh penduduk setempat maupun oleh wisatawan. Meski memiliki aksebilitas amat terbatas, tetapi bagi para pencinta petualangan alam justru menjadi tantangan dan keunikan.
Masyarakatnya yang masih memegang teguh adat dan tradisi akan mempertontonkan atraksi budayanya yang khas dalam menyambut para pelancong, membuat nama desa ini melambung sampai ke mancanegara. Salah satunya, Al-Qur'an tua dari kulit kayu yang ditulis dengan tinta ramuan tradisional yang diperkirakan berusia lebih dari 800 tahun, sebuah bukti sejarah tentang keberadaan Islam di Alor. Daya pemikat lainnya yaitu kampung Takpala, sebuah desa tradisional yang dihuni oleh suku Abui dengan pola perkampungan linear dengan deretan rumah adat.
Bagi pendaki gunung yang menggilai tantangan di tempat yang masih perawan, Gunung Delaki Sirung di Pulau Pantar dan Gunung Koya-Koya di Pulau Alor, adalah tempatnya. Fenomena geologi vulkanik unik terdapat di Desa Air Panas dan air terjun di pulau Medan, serta taman wisata alam Tuti Adagae di Pulau Alor.
Transportasi
Wisatawan bisa datang dari Kupang dengan naik kapal feri dengan waktu tempuh 12-13 jam menuju Larantuka. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan naik kapal kayu menuju pelabuhan laut Kalabahi dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Di depan pelabuhan Kalabahi yang berada di Kepulauan Alor, terbentang Taman Laut Selat Pantar.