Lompat ke isi

Awan kumulonimbus: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: +{{Authority control}}
Baris 20: Baris 20:
* [[Kumulonimbus kalvus]]: awan dengan puncak bergelembung, mirip kumulus kongestus, tetapi lebih besar;
* [[Kumulonimbus kalvus]]: awan dengan puncak bergelembung, mirip kumulus kongestus, tetapi lebih besar;
* [[Kumulonimbus kapillatus]]: awan seperti sirus dengan puncak berpinggiran serat;
* [[Kumulonimbus kapillatus]]: awan seperti sirus dengan puncak berpinggiran serat;
* [[Kumulonimbus inkus]]: subjenis [[Kumulonimbus kapillatus]] dengan puncak datar.
* [[Kumulonimbus inkus]]: subjenis [[Kumulonimbus kapillatus]] dengan puncak datar mirip [[paron]]
* [[Kumulonimbus mammatus]]
* [[Kumulonimbus mammatus]]
* [[Awan fraktus|Kumulonimbus pannus]]
* [[Awan fraktus|Kumulonimbus pannus]]

Revisi per 28 April 2022 19.35

Awan kumulonimbus
Awan kumulonimbus (jenis kalvus)
Awan kumulonimbus (jenis kalvus)
SingkatanCb
Simbol
GenusCumulonimbus (awan tumpukan/hujan besar)
Ketinggian2.000–16.000 m
(6.500–60.000 ft)
BentukAwan sangat tinggi dan besar
Awan hujan?Ya, biasanya lebat, namun bisa jadi virga (sedikit hujan namun menguap sebelum menyentuh daratan)

Awan kumulonimbus (Cb) adalah sebuah awan vertikal menjulang (keluarga D2) yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya. Kumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan kumulonimbus terbentuk dari awan kumulus (terutama dari kumulus kongestus) dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.[1][2]

Jenis

Galeri

Lihat pula

Tautan Referensi

  1. ^ Rakyat, Pikiran (3 January 2019). "Mengenal Awan Cumulonimbus dan Bahayanya". www.Pikiran Rakyat. Diakses tanggal 10/10/2020. 
  2. ^ "Mengenal Awan Cumulonimbus". Ilmu Pengetahuan dan Informasi Teknologi. 4 March 2015. Diakses tanggal 10/10/2020. 

Pranala luar