Lompat ke isi

Pemilihan Presiden Indonesia 1983: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
NU11111 (bicara | kontrib)
Soeharto dipilih secara suara bulat dari 1973-1998
Baris 14: Baris 14:
| nominee1 = '''[[Soeharto]]'''
| nominee1 = '''[[Soeharto]]'''
| party1 = Golongan Karya
| party1 = Golongan Karya
| electoral_vote1 = '''440'''
| electoral_vote1 = '''558'''
| percentage1 = '''78,85%'''
| percentage1 = '''100,00%'''
|map_image = Hasil Pilpres 1983.svg
|map_image = Hasil Pilpres 1983.svg
|map_caption = Suara Majelis Permusyawaratan Rakyat
|map_caption = Suara Majelis Permusyawaratan Rakyat
Baris 52: Baris 52:
| align="left" | [[Golongan Karya]]
| align="left" | [[Golongan Karya]]
| align="left" | [[Golongan Karya|Fraksi Karya Pembangunan]]<br />[[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]]
| align="left" | [[Golongan Karya|Fraksi Karya Pembangunan]]<br />[[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]]
| {{formatnum:440}}
| {{formatnum:558}}
| {{formatnum:78,85}}
| {{formatnum:100,00}}
|-
|-
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |
| colspan="6" bgcolor="#E9E9E9" |

Revisi per 29 Mei 2022 20.11

Pemilihan Presiden Indonesia 1983
10 Maret 1983
558 suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ditetapkan berdasarkan perolehan suara terbanyak untuk menang
Kandidat
 
Calon Soeharto
Partai Golkar
Suara elektoral 558
Persentase 100,00%
Peta persebaran suara
Suara Majelis Permusyawaratan Rakyat
  Soeharto: 440 kursi
  Abstain: 118 kursi
Presiden petahana
Soeharto

Golkar

Presiden terpilih

Soeharto
Golkar

Pemilihan presiden Indonesia 1983 adalah suatu pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 1983–1988. Secara tradisi, Golongan Karya sebagai fraksi dengan kursi terbanyak di Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 1971 mengusung Soeharto sebagai calon presiden. Alhasil, Soeharto kembali mempertahankan kursi kekuasaan dan dilaksanakan pelantikan pada 10 Maret 1983.

Latar Belakang

Pada pemilu 1982, Pemilih Golput semakin banyak, Sejak dikampanyekan tahun 1970-an, Golput pengikutnya semakin banyak dan semakin bertambah, Namun pemerintah menyebarkan kampanye untuk menghentikan Pemilih Golput ini, Namun kampanye Golkar menjadi ricuh setelah kejadian yang ricuh di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.

Namun kejadian ini tidak mengalahkan Golkar di pemilu, Golkar tetap menang telak dan mendapat suara yang banyak, Dan sudah dipastikan, Soeharto terpilih di Sidang Umum MPR 1982, Soeharto tetap berkuasa.

Sementara, Wakil Presiden akhirnya yang terpilih adalah Umar Wirahadikusumah.[1]


Hasil

Pemilihan Presiden

s • b Ringkasan hasil pemilihan Presiden Indonesia 10 Maret 1983
Calon Partai Fraksi Suara %
Soeharto Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
558 100,00
Total 558 100%
Suara sah 558 100,0
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 118 19,73

Pemilihan Wakil Presiden

s • b Ringkasan hasil pemilihan Wakil Presiden Indonesia 11 Maret 1983
Calon Partai Fraksi Suara %
Umar Wirahadikusumah Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
558 100,00
Total 558 100%
Suara sah 558 100,0
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 0 0,0

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Firdausi, Fadrik Aziz (13 April 2019). "Sejarah Pemilu 1982: Cap Haram Golput & Dalih Kebangkitan PKI". hlm. all. Diakses tanggal 15 Mei 2022.