Samsi Sastrawidagda: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
RushingBot (bicara | kontrib) k →top: hapus templat bendera per pedoman gaya ikon, removed: {{negara|Indonesia}} |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
|death_date =1963 |
|death_date =1963 |
||
|death_place = |
|death_place = |
||
|nationality = |
|nationality = [[Indonesia]] |
||
|party =[[Partai Nasional Indonesia]] |
|party =[[Partai Nasional Indonesia]] |
||
|spouse = |
|spouse = |
Revisi per 19 Juni 2022 08.39
Samsi Sastrawidagda | |
---|---|
Menteri Keuangan Indonesia ke-1 | |
Masa jabatan 19 Agustus 1945 – 26 September 1945 | |
Presiden | Soekarno |
Pendahulu Tidak Ada | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Kasunanan Surakarta | 13 Maret 1894
Meninggal | 1963 |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Nasional Indonesia |
Almamater | Handels-hogeschool |
Sunting kotak info • L • B |
Dr. Samsi Sastrawidagda (lahir: Solo, 13 Maret 1894 - wafat 1963) adalah Menteri Keuangan Pertama Indonesia.
Latar Belakang
Ia menempuh pendidikan ekonomi dan hukum negara di Sekolah Tinggi Dagang (Handels-hogeschool) di Rotterdam. Gelar akademik terakhir yang didapat tahun 1925 adalah gelar Doktor dengan disertasi De Ontwikkeling v.d handels politik van Japan.[1] Selama di Rotterdam, ia dikenal sebagai pemukul gong dalam perkumpulan gamelan pribumi.
Karier
Perjalanan karier di Kementerian Keuangan dirintis sejak Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang kedua (19 Agustus 1945). Pada saat itu, dibentuk 12 Kementerian dan 4 Menteri Negara. PPKI menunjuk Samsi Sastrawidagda, Kepala Kantor Tata Usaha dan Pajak di Surabaya pada masa pendudukan Jepang, sebagai Menteri Keuangan[2] pada kabinet RI pertama (Kabinet Bucho/presidensial).
Menteri Keuangan
Sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet Republik Indonesia (RI) pertama Dr. Samsi mempunyai peranan besar dalam usaha mencari dana guna membiayai perjuangan dan jalannya pemerintahan RI. Ia memperoleh informasi dari Laksamana Shibata bahwa di gedung Bank Escompto Surabaya tersimpan uang peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang disita Jepang. Karena hubungannya yang dekat dengan para pemimpin pemerintahan Jepang di Surabaya ia berhasil membujuk mereka. Uang tersebut diambil melalui operasi penggedoran bank.[3]
Sebagai Menteri Keuangan, Samsi tidak pernah memimpin Kementerian Keuangan secara langsung. Bahkan belum sempat menyusun perencanaan. Kondisi fisiknya yang sering sakit-sakitan menjadikan ia lebih memilih tinggal di Surabaya. Pada tanggal 26 September 1945 ia mengundurkan diri menjadi Menteri Keuangan[4] kemudian A.A. Maramis yang sebelumnya Menteri Negara dilantik menjadi Menteri Keuangan.
Referensi
- ^ Anderson, Benedict.RO. 1988. Revoloesi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946. Pustaka Sinar Harapan:Jakarta
- ^ Rupiah di tengah rentang sejarah: 45 tahun uang Republik Indonesia, 1946-1991. 1991. Departemen Keuangan
- ^ Moehkardi. 1993. R. Mohamad dalam Revolusi 1945 Surabaya. Sebuah biografi. Lima Sekawan:Klaten
- ^ Poeze, Harry A. 2009. Tan Malaka, Gerakan Kiri, dan Revolusi Indonesia.Pustaka Obor Indonesia
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Posisi baru | Menteri Keuangan Indonesia 1945 |
Diteruskan oleh: A.A. Maramis |