Lompat ke isi

Kereta api Sawunggalih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Namrud Pasau (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Memperbaiki kalimat
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 52: Baris 52:
| map_state = collapsed
| map_state = collapsed
}}
}}
'''Kereta api Sawunggalih''' adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium milik [[Kereta Api Indonesia]] yang menghubungkan [[Stasiun Kutoarjo]] di [[Kabupaten Purworejo]] dengan [[Stasiun Pasar Senen|Stasiun Jakarta Pasar Senen]] di [[Jakarta Pusat]] dan sebaliknya. Nama ''Sawunggalih'' berasal dari nama panglima dari pasukan pendukung [[Pangeran Diponegoro]] dan sekaligus tokoh agama dari yang asalnya dari Kadipaten Kaleng (Roma), sekarang [[Karanganyar, Kebumen]], [[Jawa Tengah]] bernama Kyai Sawunggalih atau Tumenggung Kartawiyogo Sawunggalih pada masa [[Perang Diponegoro]] sekitar tahun 1825-1830.
'''Kereta api Sawunggalih''' adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium milik [[Kereta Api Indonesia]] yang menghubungkan [[Stasiun Kutoarjo]] di [[Kabupaten Purworejo]] dengan [[Stasiun Pasar Senen|Stasiun Jakarta Pasar Senen]] di [[Jakarta Pusat]] dan sebaliknya. Nama ''Sawunggalih'' berasal dari nama panglima pasukan pendukung [[Pangeran Diponegoro]] dan sekaligus tokoh agama dari Kadipaten Kaleng (Roma), sekarang [[Karanganyar, Kebumen]], [[Jawa Tengah]] bernama Kyai Sawunggalih atau Tumenggung Kartawiyogo Sawunggalih pada masa [[Perang Diponegoro]] sekitar tahun 1825-1830.


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Revisi per 27 September 2022 05.57

Kereta api Sawunggalih
KA SAWUNGGALIH
Kutoarjo - Pasar Senen (PP)
Kereta api Sawunggalih persiapan masuk Stasiun Jakarta Pasar Senen
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
Mulai beroperasi31 Mei 1977
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalKutoarjo
Stasiun akhirJakarta Pasar Senen
Jarak tempuh447 km
Waktu tempuh rerata
  • 7 jam 10 menit (Pagi 153 KTA-PSE)
  • 7 jam 11 menit (Pagi 154 PSE-KTA)
  • 7 jam 19 menit (Malam 155 KTA-PSE)
  • 7 jam 0 menit (Malam 156 PSE-KTA)
Frekuensi perjalananDua kali keberangkatan tiap hari
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif dan Ekonomi Premium
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (kelas eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 80 tempat duduk disusun 2-2. Sebanyak 40 kursi ke arah depan dan 40 ke arah belakang (kelas ekonomi premium)
    kursi dapat direbahkan
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan tirai, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional81.5-100 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal153–156

Kereta api Sawunggalih adalah layanan kereta api penumpang kelas eksekutif dan ekonomi premium milik Kereta Api Indonesia yang menghubungkan Stasiun Kutoarjo di Kabupaten Purworejo dengan Stasiun Jakarta Pasar Senen di Jakarta Pusat dan sebaliknya. Nama Sawunggalih berasal dari nama panglima pasukan pendukung Pangeran Diponegoro dan sekaligus tokoh agama dari Kadipaten Kaleng (Roma), sekarang Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah bernama Kyai Sawunggalih atau Tumenggung Kartawiyogo Sawunggalih pada masa Perang Diponegoro sekitar tahun 1825-1830.

Sejarah

Kereta api Sawunggalih diresmikan pada tanggal 31 Mei 1977 dan pertama kali berdinas menggunakan lokomotif BB201 08 sebagai lokomotif penarik dengan kelas campuran, yaitu kelas bisnis dan ekonomi. Barulah, tahun 1984 Sawunggalih menjadi kereta full kelas bisnis. Sedangkan, kereta full ekonomi dilayani Kutojaya Ekonomi. Sebenarnya cikal bakal Sawunggalih telah ada sejak tahun 1964 yaitu Fajar/Senja JKA400 yang melayani rute Jakarta Kota menuju Purwokerto, Kroya, Gombong hingga Karanganyar.[1]

Pada era 1990an, pemerintah sedang getol melakukan peningkatan kualitas pelayanan kereta api, khususnya kelas eksekutif dan bisnis. Pada 31 Mei 1996, diluncurkan Kereta Sawunggalih Plus relasi Gambir - Kutoarjo yang menyediakan 5 kereta kelas bisnis plus (K2 buatan 1991 dan 1996) ditambah dengan 4 kereta kelas eksekutif dan selalu ditarik oleh lokomotif dinas CC203. Uniknya, Sawunggalih Plus tidak berhenti di Stasiun Cirebon maupun Stasiun Cirebon Prujakan.

Kereta Sawunggalih Plus tidak bertahan lama, sebab akibat Krisis Moneter 1998 daya beli masyarakat turun yang mengakibatkan 1 rangkaian Sawunggalih, yaitu Sawunggalih Plus dihapus tahun 1999. Pada tahun 2001, perjalanan Sawunggalih kembali dilayani oleh 2 rangkaian. 1 rangkaian dengan 1-2 kereta eksekutif dan 7 kereta bisnis tetap bernama Sawunggalih Utama. Sementara, 1 rangkaian lagi full 8-9 kereta bisnis diberi nama Kutojaya Bisnis.

Tidak berselang lama, rangkaian full bisnis Kutojaya Bisnis dilebur menjadi Kereta Sawunggalih Utama full bisnis, dengan satu rangkaian lainnya tetap membawa kelas eksekutif. Pada tahun 2012 semua kereta bisnis milik Sawunggalih Utama ditambah pendingin ruangan (AC Split). Sawunggalih Utama menjadi kereta bisnis pertama yang ditambah AC bersama dengan kereta bisnis Argo Parahyangan, Gumarang dan Purwojaya.

Pada tahun 2018, semua rangkaian Sawunggalih Utama diganti menjadi rangkaian stainless steel buatan PT INKA tahun 2018 dengan formasi 2 Eksekutif Stainless Steel dan 6 Ekonomi Premium. Mulai 19 Juni 2022, Kereta Api Sawunggalih menambah pemberhentian di Stasiun Cikarang.

Galeri

Lihat Pula

Referensi

  1. ^ Roda Sayap (2019) BB201, Kesebelasan Diesel Elektrik

Pranala luar