Lompat ke isi

Cibarusah, Bekasi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37: Baris 37:
Semua kecamatan tersebut memang berada di bagian selatan [[Kabupaten Bekasi]]. Kondisi ini membuat semakin menarik untuk dilakukan [[verifikasi]] pemetaan [[bahasa]]. Dengan adanya hasil peta bahasa dari kegiatan verifikasi pemetaan bahasa ke depannya, diharapkan situasi dan kondisi kebahasaan di [[Kabupaten Bekasi]] dapat tergambarkan dengan jelas batas penggunaan bahasanya antara [[Bahasa Betawi|bahasa Melayu Betawi]] dan [[bahasa Sunda]].<ref>{{cite web|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/3396/jalan-daendels-sebagai-batas-pemisah-penggunaan-bahasa-melayu-betawi-dengan-bahasa-sunda|title=Bahasa Di Kabupaten Bekasi|website=badanbahasa.kemdikbud.go.id}}</ref>
Semua kecamatan tersebut memang berada di bagian selatan [[Kabupaten Bekasi]]. Kondisi ini membuat semakin menarik untuk dilakukan [[verifikasi]] pemetaan [[bahasa]]. Dengan adanya hasil peta bahasa dari kegiatan verifikasi pemetaan bahasa ke depannya, diharapkan situasi dan kondisi kebahasaan di [[Kabupaten Bekasi]] dapat tergambarkan dengan jelas batas penggunaan bahasanya antara [[Bahasa Betawi|bahasa Melayu Betawi]] dan [[bahasa Sunda]].<ref>{{cite web|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/berita/3396/jalan-daendels-sebagai-batas-pemisah-penggunaan-bahasa-melayu-betawi-dengan-bahasa-sunda|title=Bahasa Di Kabupaten Bekasi|website=badanbahasa.kemdikbud.go.id}}</ref>


== Geografi ==
Wilayah Kecamatan Cibarusah menjadi wilayah dengan ketinggian rata-rata tertinggi di [[Kabupaten Bekasi]], yaitu 50 - 135 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan topografi sedikit berbukit. Cibarusah dahulunya yang menjadi bagian dari Kawedanan Jonggol, [[Kabupaten Bogor]] yang dikenal sebagai salah satu daerah pertanian yang subur. Sebelum tahun 1979 Cibarusah wilayah nya sangat luas, meliputi juga Kecamatan Serang Baru, Bojongmangu dan beberapa desa di Cikarang Selatan, seperti Sukadami, Serang, Ciantra dan Sukasejati.
== Kelurahan/Desa ==
== Kelurahan/Desa ==
# [[Cibarusahjaya, Cibarusah, Bekasi|Cibarusahjaya]]
# [[Cibarusahjaya, Cibarusah, Bekasi|Cibarusahjaya]]

Revisi per 7 Oktober 2022 01.45

Cibarusah
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenBekasi
Pemerintahan
 • CamatMahrup, S.IP
Populasi
 • Total74,587 jiwa
Kode Kemendagri32.16.22 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3216030 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan7

Cibarusah (Aksara Sunda: ᮎᮤᮘᮛᮥᮞᮂ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sebelum bergabung ke dalam Kabupaten Bekasi tahun 1957, Cibarusah atau Distrik Tjibaroesa (mencakup Serangbaru dan Bojongmangu) adalah wilayah dari Kawedanan Jonggol (sebelumnya pernah bernama Tjibaroesa) yang merupakan bagian dari Kabupaten Bogor.[1] Penggabungan wilayah Cibarusah kedalam Kabupaten Bekasi tak terlepas dari pembubaran Kabupaten Jatinegara yang kemudian wilayahnya digabungkan ke Kota Praja Jakarta, sementara wilayah lainnya berdiri menjadi Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang. Karena wilayah otonomi baru Kabupaten Bekasi untuk ukuran saat itu dinilai terlalu kecil maka digabungkanlah sebagian wilayah Kawedanan Jonggol, seperti Kranggan (Djatisampoerna), Serang (Serangbaru), Tjibaroesa serta beberapa desa atau kampung seperti, Awirangan (Tjileungsi), Tjikarageman (Tjileungsi), dan Soekadamai.

Cibarusah merupakan sebuah wilayah yang cukup dekat dengan beberapa daerah bisnis terkenal seperti Cikarang dan Cibubur yang hanya membutuhkan sekitar 40-50 menit berkendaraan sepeda motor.[2][3]

Sejarah

Pada awalnya, Sunda Kelapa merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Daerah ini berhasil direbut oleh Fatahilah pada 22 Juni 1527. Namanya diganti menjadi Jayakarta, yang berarti "keunggulan yang sempurna". Fatahilah diangkat menjadi pemimpin di Jayakarta hingga ia meninggal pada 1570. Selanjutnya, jabatan Adipati Jayakarta dipegang oleh Ki Bagus Angke hingga 1596. Setelah itu, ia digantikan oleh Pangeran Jayakarta Wijayakrama.

Pada tahun 1619, VOC menyerang Jayakarta. Karena situasi yang terdesak, Pangeran Jayakarta Wijayakrama memerintahkan anaknya, Pangeran Senapati untuk pergi dari Jayakarta dan mengumpulkan kekuatan baru di daerah pesisir dan pedalaman untuk melanjutkan perjuangan melawan Belanda. Sementara itu, Jayakarta jatuh ke tangan VOC. Namanya diganti menjadi "Batavia".

Pangeran Senapati, bersama keluarga, pasukan dan pengikutnya berangkat pergi dari Jayakarta, melalui jalur laut pantai utara Jawa, lalu ke arah timur, kemudian perjalanan darat ke selatan. Mereka bergerak melewati Cabang Bungin, Batujaya, Pebayuran, Rengas Bandung, Lemah Abang, Pasir Konci, hingga akhirnya mereka sampai di suatu hutan jati.[4]

Pangeran Senopati menganggap kawasan hutan ini cocok sebagai tempat persembunyian. Mereka membuka hutan ini, dan membangun pemukiman baru. Pangeran Senapati bersama pengikutnya mendirikan sebuah Masjid sebagai pusat pemukiman ini.[5] Masjid ini diberi nama Masjid Al Mujahidin. Masjid ini pertama kali dibangun menggunakan kayu jati yang melimpah disana.

Ketika Masjid Al Mujahidin sudah didirikan, pengikut Pangeran Senopati kesulitan untuk mendapatkan air bersih yang memenuhi syarat sah bersuci untuk menunaikan shalat. Ketika pencarian sumber air bersih berhasil, salah satu ulama yang menyertai Pangeran berujar dalam bahasa Sunda "Tah, ieu cai baru sah", yang artinya "Nah, air ini baru sah". Oleh sebab itu, daerah ini dinamakan Cibarusah. Sementara itu, pemukiman ini dinamakan Kampung Babakan Cibarusah.

Oleh masyarakat Cibarusah, Pangeran Senopati dikenal sebagai "Uyut Sena" atau "Mbah Sena". Hingga kini, keturunan Pangeran Sena masih ada di Kampung Babakan Cibarusah. Keturunan beliau dapat dikenali dengan gelar Raden yang disematkan pada nama mereka.[6]

Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1942-1945, terdapat kamp interniran di Cibarusah.

Demografi

Menurut data BPS, ada 14 kecamatan dengan dominasi suku Betawi yang menggunakan bahasa Melayu Betawi dan 9 kecamatan dengan dominasi menggunakan bahasa Sunda. Beberapa kecamatan dengan dominasi bahasa Sunda adalah Kecamatan Setu, Serang Baru, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, dan Pebayuran.

Semua kecamatan tersebut memang berada di bagian selatan Kabupaten Bekasi. Kondisi ini membuat semakin menarik untuk dilakukan verifikasi pemetaan bahasa. Dengan adanya hasil peta bahasa dari kegiatan verifikasi pemetaan bahasa ke depannya, diharapkan situasi dan kondisi kebahasaan di Kabupaten Bekasi dapat tergambarkan dengan jelas batas penggunaan bahasanya antara bahasa Melayu Betawi dan bahasa Sunda.[7]

Geografi

Wilayah Kecamatan Cibarusah menjadi wilayah dengan ketinggian rata-rata tertinggi di Kabupaten Bekasi, yaitu 50 - 135 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan topografi sedikit berbukit. Cibarusah dahulunya yang menjadi bagian dari Kawedanan Jonggol, Kabupaten Bogor yang dikenal sebagai salah satu daerah pertanian yang subur. Sebelum tahun 1979 Cibarusah wilayah nya sangat luas, meliputi juga Kecamatan Serang Baru, Bojongmangu dan beberapa desa di Cikarang Selatan, seperti Sukadami, Serang, Ciantra dan Sukasejati.

Kelurahan/Desa

  1. Cibarusahjaya
  2. Cibarusahkota
  3. Ridogalih
  4. Ridomanah
  5. Sindangmulya
  6. Sirnajati
  7. Wibawamulya

Referensi

  1. ^ [1] tempo.co
  2. ^ Cibarusah Banjir[pranala nonaktif permanen] www.gizi.net
  3. ^ Di Cibarusah 3 Desa Terisolasi www.pikiran-rakyat.com
  4. ^ "Sasakala Cibarusah". Palataran Jabarnews. Diakses tanggal March 29, 2021. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Agustia, Agustia (2012). "Dinamika Pemakaian Gelar Raden di Desa Cibarusah". Universitas Negeri Yogyakarta. 
  6. ^ Agustia, Agustia (2012). "Dinamika Pemakaian Gelar Raden di Desa Cibarusah". Universitas Negeri Yogyakarta. 
  7. ^ "Bahasa Di Kabupaten Bekasi". badanbahasa.kemdikbud.go.id.