Lompat ke isi

Tanri Abeng: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36: Baris 36:


Pada tahun [[1991]] Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke [[Bakrie & Brothers]], perusahaan milik [[Aburizal Bakrie]].
Pada tahun [[1991]] Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke [[Bakrie & Brothers]], perusahaan milik [[Aburizal Bakrie]].
Tanri Abeng menjadi CEO [[Bakrie & Brothers]], tetapi ia juga merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap dipertahankan hingga Maret [[1998]]. Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri. Salah satu langkah pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi. Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta. Pada akhir tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US$ 700 juta. Saat itu ia sempat dijuluki sebagai ‘Manajer Rp1 Miliar’ lantaran ia mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan milik [[Aburizal Bakrie]] tersebut.<ref name="bisniskeuangan.kompas.com">[http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/22/2026484/Tanri.Abeng.Jual.Hotel.Demi.Universitas Artikel:"Tanri Abeng, Jual Hotel Demi Universitas" di Kompas.com]</ref>
Tanri Abeng menjadi CEO [[Bakrie & Brothers]], tetapi ia juga merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap dipertahankan hingga Maret [[1998]]. Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri. Salah satu langkah pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi. Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta. Pada akhir tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US$ 700 juta. Saat itu ia sempat dijuluki sebagai ‘Manajer Rp1 Miliar’ lantaran ia mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan milik [[Aburizal Bakrie]] tersebut.<ref name="bisniskeuangan.kompas.com">[http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/22/2026484/Tanri.Abeng.Jual.Hotel.Demi.Universitas Artikel:"Tanri Abeng, Jual Hotel Demi Universitas" di Kompas.com]</ref> Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di ''Asia Pacific Brewery'', [[Singapura]] ([[1981]]-[[1991]]), Direktur [[Bata Indonesia]] ([[1993]]-[[1998]]), Ketua B.A.T Indonesia ([[1995]]-[[1998]]) dan [[Mitratel Indonesia]] ([[1994]]-[[1998]]).


Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di ''Asia Pacific Brewery'', [[Singapura]] ([[1981]]-[[1991]]), Direktur [[Bata Indonesia]] ([[1993]]-[[1998]]), Ketua B.A.T Indonesia ([[1995]]-[[1998]]) dan [[Mitratel Indonesia]] ([[1994]]-[[1998]]).
Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti [[Dewan Pendidikan Nasional]] (1993 - 1998), [[Dewan Riset Nasional]] (1990 - 1998), [[Badan Promosi Pariwisata]] (1990 - 1996), [[Yayasan Perlindungan Lingkungan]] (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute. Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun [[1992]] dan [[1995]].
Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti [[Dewan Pendidikan Nasional]] (1993 - 1998), [[Dewan Riset Nasional]] (1990 - 1998), [[Badan Promosi Pariwisata]] (1990 - 1996), [[Yayasan Perlindungan Lingkungan]] (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute. Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun [[1992]] dan [[1995]].
Tahun [[1991]] ia memasuki dunia politik, ia mewakili [[Golkar]] duduk di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR). Selanjutnya tahun [[1998]] ia ditunjuk oleh Presiden [[Soeharto]] sebagai [[Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia|Menteri Negara Pendayagunaan BUMN]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] pimpinan Presiden [[Habibie]]. Tahun [[2004]], ia menjadi Komisaris Utama [[Telekomunikasi Indonesia|PT. Telkom Indonesia]]. Pada tahun [[2010]], Tanri Abeng menyelesaikan pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari [[UGM]].


=== Karir Politik ===
Setelah lebih dari empat dekade, malang melintang di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun [[2011]], ia mendirikan [[Universitas Tanri Abeng]], yang berlokasi di [[Ulujami]], [[Pesanggahan]], [[Jakarta Selatan]]. Menurut penuturannya, pendanaan untuk membangun kampus ini ia peroleh dari hasil menjual hotel Hotel Aryaduta yang ia miliki dari hasil bermitra dengan [[James Riady]] (pemilik [[Lippo Group]]) pada [[1995]] di [[Makassar]].<ref name="bisniskeuangan.kompas.com"/>
Pada Tahun [[1991]] ia memasuki dunia politik, ia mewakili [[Golkar]] duduk di [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR). Selanjutnya tahun [[1998]] ia ditunjuk oleh Presiden [[Soeharto]] sebagai [[Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia|Menteri Negara Pendayagunaan BUMN]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]] dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di [[Kabinet Reformasi Pembangunan]] pimpinan Presiden [[Habibie]]. Tahun [[2004]], ia menjadi Komisaris Utama [[Telekomunikasi Indonesia|PT. Telkom Indonesia]]. Pada tahun [[2010]], Tanri Abeng menyelesaikan pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari [[UGM]].

Setelah lebih dari empat dekade, malang melintang di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun [[2011]], ia mendirikan [[Universitas Tanri Abeng]], yang berlokasi di [[Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan]]. Menurut penuturannya, pendanaan untuk membangun kampus ini ia peroleh dari hasil menjual hotel Hotel Aryaduta yang ia miliki dari hasil bermitra dengan [[James Riady]] (pemilik [[Lippo Group]]) pada [[1995]] di [[Makassar]].<ref name="bisniskeuangan.kompas.com" />


Pada awal tahun [[2012]], ia menjabat sebagai CEO [[OSO Group]], menggantikan [[Oesman Sapta Odang]] (''founder'').<ref>{{Cite web |url=http://www.bisnis.com/articles/tanri-abeng-and-george-toisutta-pimpin-oso-group |title=Artikel:"Tanri Abeng & George Toisutta pimpin OSO Group" di bisnis.com |access-date=2012-12-14 |archive-date=2012-12-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121217164713/http://www.bisnis.com/articles/tanri-abeng-and-george-toisutta-pimpin-oso-group |dead-url=yes }}</ref> OSO Group bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, transportasi, property dan hotel.
Pada awal tahun [[2012]], ia menjabat sebagai CEO [[OSO Group]], menggantikan [[Oesman Sapta Odang]] (''founder'').<ref>{{Cite web |url=http://www.bisnis.com/articles/tanri-abeng-and-george-toisutta-pimpin-oso-group |title=Artikel:"Tanri Abeng & George Toisutta pimpin OSO Group" di bisnis.com |access-date=2012-12-14 |archive-date=2012-12-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121217164713/http://www.bisnis.com/articles/tanri-abeng-and-george-toisutta-pimpin-oso-group |dead-url=yes }}</ref> OSO Group bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, transportasi, property dan hotel.
Baris 49: Baris 50:
# [[Beasiswa]] "American Field Service", yang saat ini, untuk Indonesia, dilaksanakan oleh [[Bina Antarbudaya]]
# [[Beasiswa]] "American Field Service", yang saat ini, untuk Indonesia, dilaksanakan oleh [[Bina Antarbudaya]]
# Fakultas Ekonomi [[Universitas Hasanuddin]], [[Makassar]]
# Fakultas Ekonomi [[Universitas Hasanuddin]], [[Makassar]]
# Program Master of Business Administrasion, University of New York Buffalo.
# Program Master of Business Administrasion, [[Universitas New York|University of New York Buffalo]].
# Doktor, Ilmu Multidisiplin, Universitas Gadjah Mada.
# Doktor, Ilmu Multidisiplin, [[Universitas Gadjah Mada]].


== Karier ==
== Karier ==
Baris 71: Baris 72:
== Buku ==
== Buku ==


* ''Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos'', Pustaka Sinar Harapan (2000)
* ''Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos'', Pustaka [[Sinar Harapan]] (2000)
* ''Profesi Manajemen'', Gramedia
* ''Profesi Manajemen'', Gramedia
* ''NO REGRETS'', Gramedia (2012)
* ''NO REGRETS'', Gramedia (2012)
Baris 89: Baris 90:
{{Kabinet Reformasi Pembangunan}}
{{Kabinet Reformasi Pembangunan}}


{{lifetime|1942||Abeng, Tanri}}
{{lifetime|1942||Abeng, Tanri}}{{Kabinet Pembangunan VII}}

[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh PII]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Alumni Universitas Hasanuddin]]
[[Kategori:Alumni Universitas Hasanuddin]]
[[Kategori:Tokoh Sulawesi Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Kepulauan Selayar]]
[[Kategori:Tokoh dari Kepulauan Selayar]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Tokoh PII]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia]]

Revisi per 14 Oktober 2022 05.29

Tanri Abeng
Tanri Abeng
Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara Indonesia ke-1
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 20 Oktober 1999
PresidenSoeharto
Baharuddin Jusuf Habibie
Sebelum
Pendahulu
Tidak ada; jabatan baru
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir7 Maret 1942 (umur 82)
Jepang Selayar, Sulawesi, Masa Pendudukan Jepang
KebangsaanIndonesia
AnakEmil Abeng
Edwin Abeng
Alma materUniversitas Hasanuddin
PekerjaanPengusaha
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Dr. H. Tanri Abeng., MBA. (lahir 7 Maret 1942) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.

Riwayat Hidup

Tanri Abeng dilahirkan di sebuah desa di Pulau Selayar, Celebes. Pada usia 10 tahun kedua orangtuanya meninggal dan ia dikirim untuk tinggal dengan kerabat di Makassar. Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Makassar, ia sempat berangkat ke Amerika Serikat dalam program American Field Service (AFS) Exchange program. Selanjutnya ketika ia pulang kembali ke Makassar, ia melanjutkan sekolahnya di Universitas Hasanuddin sampai tingkat 5, pendidikannya dilanjutkan ke Graduate School of Business Administration, di Universitas New York, Amerika Serikat hingga mendapatkan gelar MBA. Kemudian ia mengikuti program management training Union carbide Amerika serikat. Setelah selesai, ia ditempatkan di Jakarta sebagai Manager Keuangan perusahaan tersebut (1969-1979). Kariernya terus menanjak sampai akhirnya ia menjadi Direktur PT Union-Carbide Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi Direktur Agrocarb Indonesia, Direktur Karmi Arafura Fisheries (1971-1976) dan pada tahun 1977-1979, ia merangkap sebagai manager pemasaran Union Carbide Singapura.[1]

Tahun 1979, ia pindah ke perusahaan produsen bir Belanda, Heineken, PT Perusahaan Bir Indonesia (Indonesian Beer Company). meskipun ia tidak bisa berbahasa Belanda dan tidak minum bir, Ia menjadi CEO perusahaan tersebut setelah wawancara selama 15 menit. Selanjutnya ia mengubah nama PT Perusahaan Bir Indonesia ke Multi Bintang Indonesia. Pada tahun 1982, itu mencatat laba sebesar Rp. 4 miliar, naik dari hampir Rp. 500 juta dibandingkan ketika ia bergabung.

Pada tahun 1991 Tanri Abeng mundur sebagai CEO Multi Bintang dan pindah ke Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie. Tanri Abeng menjadi CEO Bakrie & Brothers, tetapi ia juga merangkap sebagai ketua non-eksekutif Multi Bintang Indonesia, posisi ini tetap dipertahankan hingga Maret 1998. Ketika ia memulai di Bakrie, perusahaan ini memiliki lebih dari 60 anak perusahaan yang beroperasi di beragam industri. Salah satu langkah pertama Tanri Abeng untuk merestrukturisasi perusahaan adalah dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama - telekomunikasi, dukungan infrastruktur dan perkebunan - serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia dan konstruksi. Dengan beberapa reformasi, kinerja Bakrie & Brothers membaik, ketika Tanri Abeng bergabung dengan perusahaan penjualan tahunan sekitar US $ 50 juta. Pada akhir tahun 1996 penjualan ditutup menjadi US$ 700 juta. Saat itu ia sempat dijuluki sebagai ‘Manajer Rp1 Miliar’ lantaran ia mendapat bayaran sebesar itu saat memimpin perusahaan milik Aburizal Bakrie tersebut.[2] Selain sebagai Presiden Direktur di Bakrie & brothers, ia juga merangkap jabatan sebagai Direktur di Asia Pacific Brewery, Singapura (1981-1991), Direktur Bata Indonesia (1993-1998), Ketua B.A.T Indonesia (1995-1998) dan Mitratel Indonesia (1994-1998).

Ia juga aktif di pemerintahan dan organisasi non-pemerintah seperti Dewan Pendidikan Nasional (1993 - 1998), Dewan Riset Nasional (1990 - 1998), Badan Promosi Pariwisata (1990 - 1996), Yayasan Perlindungan Lingkungan (1993 - 1998), Asosiasi Indonesia-Belanda, Indonesia-British Council dan Asia-Australia Institute. Dia juga merupakan Komisaris dari Bursa Efek Jakarta antara tahun 1992 dan 1995.

Karir Politik

Pada Tahun 1991 ia memasuki dunia politik, ia mewakili Golkar duduk di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Selanjutnya tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie. Tahun 2004, ia menjadi Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia. Pada tahun 2010, Tanri Abeng menyelesaikan pendidikan Doktor dalam Ilmu Multidisiplin dari UGM.

Setelah lebih dari empat dekade, malang melintang di perusahaan multinasional dan pemerintahan, tahun 2011, ia mendirikan Universitas Tanri Abeng, yang berlokasi di Ulujami, Pesanggahan, Jakarta Selatan. Menurut penuturannya, pendanaan untuk membangun kampus ini ia peroleh dari hasil menjual hotel Hotel Aryaduta yang ia miliki dari hasil bermitra dengan James Riady (pemilik Lippo Group) pada 1995 di Makassar.[2]

Pada awal tahun 2012, ia menjabat sebagai CEO OSO Group, menggantikan Oesman Sapta Odang (founder).[3] OSO Group bergerak dibidang pertambangan, perkebunan, transportasi, property dan hotel.

Pendidikan

  1. Beasiswa "American Field Service", yang saat ini, untuk Indonesia, dilaksanakan oleh Bina Antarbudaya
  2. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar
  3. Program Master of Business Administrasion, University of New York Buffalo.
  4. Doktor, Ilmu Multidisiplin, Universitas Gadjah Mada.

Karier

  1. PT. Union Carbide Indonesia
  2. Presdir PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang PT. Multi Bintang Indonesia)
  3. Presdir Grup Bakrie
  4. Meneg Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII
  5. Meneg Pendayagunaan BUMN Kabinet Reformasi Pembangunan
  6. Ketua Eksekutif Pusat Kepemimpinan
  7. Wakil Ketua Dewan Bisnis Indonesia-Malaysia
  8. Komisaris Utama PT. Telkom Indonesia
  9. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) (2015–2019)[4]

Organisasi

  • Anggota PII
  • Anggota HMI Cabang Makassar[5]
  • Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Keluarga Besar PII periode 2008 - 2011[6]

Buku

  • Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos, Pustaka Sinar Harapan (2000)
  • Profesi Manajemen, Gramedia
  • NO REGRETS, Gramedia (2012)

Catatan kaki

  1. ^ Ensiklopedi Nasional Indonesia, Penerbit PT. Delta Pamungkas, jakarta, 2004
  2. ^ a b Artikel:"Tanri Abeng, Jual Hotel Demi Universitas" di Kompas.com
  3. ^ "Artikel:"Tanri Abeng & George Toisutta pimpin OSO Group" di bisnis.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-17. Diakses tanggal 2012-12-14. 
  4. ^ [1]
  5. ^ [2]
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-21. Diakses tanggal 2015-11-20. 

Pranala luar

Didahului oleh:
Ryaas Rasyid
Ketua Umum Perhimpunan KB PII
2008—2011
Diteruskan oleh:
Soetrisno Bachir