Lompat ke isi

Cuanki: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
prior to link spam
Tag: Pengembalian manual
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
{{Tanpa referensi|date=November 2021}}[[Berkas:Cuanki Bandung.jpg|jmpl|Cuanki Bandung]]
{{Tanpa referensi|date=November 2021}}[[Berkas:Cuanki Bandung.jpg|jmpl|Cuanki Bandung]]
'''Cuanki''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{Sund|ᮎᮥᮃᮔ᮪ᮊᮤ}}) merupakan salah satu jajanan khas [[Masakan Sunda|Sunda]] yang berasal dari kota [[Bandung]] yang berbahan dasar [[ikan]], [[daging sapi]], [[tepung tapioka]], dan bumbu penyedap lainnya yang disajikan dengan kuah kaldu yang kuat berisi [[bakso]], siomay kukus, siomay goreng, tahu goreng, dan tahu rebus dengan taburan bawang goreng dan daun seledri.
'''Cuanki''' ([[Aksara Sunda Baku]]: {{Sund|ᮎᮥᮃᮔ᮪ᮊᮤ}}) merupakan salah satu jajanan yang populer dari kota [[Bandung]] yang berbahan dasar [[ikan]], [[daging sapi]], [[tepung tapioka]], dan bumbu penyedap lainnya yang disajikan dengan kuah kaldu yang kuat berisi [[bakso]], siomay kukus, siomay goreng, tahu goreng, dan tahu rebus dengan taburan bawang goreng dan daun seledri.


== Asal usul ==
== Asal usul ==

Revisi per 16 Oktober 2022 14.45

Cuanki Bandung

Cuanki (Aksara Sunda Baku: ᮎᮥᮃᮔ᮪ᮊᮤ) merupakan salah satu jajanan yang populer dari kota Bandung yang berbahan dasar ikan, daging sapi, tepung tapioka, dan bumbu penyedap lainnya yang disajikan dengan kuah kaldu yang kuat berisi bakso, siomay kukus, siomay goreng, tahu goreng, dan tahu rebus dengan taburan bawang goreng dan daun seledri.

Asal usul

Asal mula Cuanki berasal dari merk dagang panganan Tim Sam (dimsum) berkuah bernama Bakso Tahu Kuah Choan Kie, di daerah Bandung dan berproduksi di kota Cimahi. Choan Kie sendiri mengandung arti rezeki.[1][butuh rujukan]

Cuanki merupakan semacam siomay atau bakso tahu yang kering, yang kemudian diberi kuah. Panganan ini awalnya berbahan dasar daging babi, karena hanya memenuhi konsumen warga keturunan Tionghoa.[butuh rujukan]

Pada dekade tahun 80-an, sejumlah mantan pegawai Choan Kie yang kebanyakan orang-orang dari beberapa wilayah, seperti Bandung, Garut dan Ciamis, kemudian mencoba memproduksi dan berjualan sendiri. Para pedagang memodifikasi bahan dasar yang awalnya minyak dan daging babi menjadi ikan tenggiri, agar bisa dikonsumsi masyarakat umum. Ternyata respons pasar bagus, makanan berkuah itu menjadi alternatif baru diantara bakso dan mie ayam.[butuh rujukan]

Para pedagang menjajakan dengan cara memikul dan berjalan kaki secara berkeliling, sebagaimana para penjual bakso dan mie ayam di masa itu. Seiring perkembangan waktu dan teknologi, para pedagang cuanki banyak yang berjualan dengan cara menetap di satu tempat atau ada pula yang menjual cuanki instan yang dapat disajikan dalam waktu singkat.[butuh rujukan]

Pranala luar

  1. ^ Amiruddin, Faizal. "Benarkah Bakso Cuanki Kependekan dari Cari Uang Jalan Kaki?". detiknews. Diakses tanggal 2022-05-18.