Lompat ke isi

Masakan Minang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 12: Baris 12:


== Jaringan ==
== Jaringan ==
Jaringan rumah makan Padang berkembang dari [[Sumatra]] ke [[Jawa]] dan [[Bali]]. Di Bali ada sekitar 100 rumah makan Padang. Data lain dari Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat, di wilayah Jakarta dan sekitarnya ada sekitar 20.000 rumah makan Padang.<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm Harian Kompas Daring]</ref> Bahkan ada yang di luar negeri.
Jaringan rumah makan Padang berkembang dari [[Sumatra]] ke [[Jawa]], [[Bali]], hingga [[Sulawesi]]. Di Bali ada sekitar 100 rumah makan Padang. Data lain dari Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat, di wilayah Jakarta dan sekitarnya ada sekitar 20.000 rumah makan Padang.<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/25/latar/331202.htm Harian Kompas Daring]</ref> Bahkan ada yang di luar negeri.


== Menu ==
== Menu ==

Revisi per 29 Oktober 2022 00.51

Masakan Minang atau lebih dikenal dengan istilah Masakan Padang adalah nama yang digunakan untuk menyebut segala jenis masakan yang berasal dari kawasan Minangkabau, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Semua jenis masakan ini lebih populer dengan sebutan masakan Padang.[1] Meskipun sesungguhnya berbagai resep masakan Sumatra Barat mayoritas tidak berasal dari kota Padang, misalnya kota Bukittinggi, Solok, Padang Pariaman, Payakumbuh, dan sebagainya juga dikenal memiliki tradisi kuliner yang kaya. Rumah makan Padang atau rumah makan urang awak adalah sebutan untuk usaha rumah makan yang khusus menyajikan masakan Padang di luar daerah.

Pengelolaan

Penentuan lokasi tempat usaha bagi rumah makan masakan padang merupakan langkah utama untuk menentukan dapat sukses atau tidak usaha ini.[2] Pada umumnya manajemen rumah makan Padang dikelola oleh keluarga atau kaum kerabat sekampung.[3] Pengelola rumah makan Padang banyak menganut falsafah Minang yang demokratis, seperti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, hal ini terlihat dari pembagian keuntungan yang dibagikan setiap seratus hari kerja, dengan sistem bagi hasil berdasarkan indeks prestasi. Cara seperti ini, akan mendorong karyawan untuk berprestasi, mereka akan berusaha melayani tamu sebaik-baiknya agar tamu mau datang kembali. Sistem bagi hasil[4] seperti ini menjadikan karyawan merasa ikut memiliki perusahaan. Untuk memahami pengelolaan rumah makan, setiap karyawan harus melewati proses pengkaderan lengkap khas rumah makan. Biasanya karier mereka dimulai dari pencuci piring, kemudian meningkat sebagai penyiap makanan, pelayan tamu, kasir, hingga menjadi manajer.

Cara penyajian hidangan

Pelayan di rumah makan Padang.

Pelayan rumah makan Padang kebanyakannya pria. Pelayan rumah makan Padang mempunyai keunikan dalam menyajikan hidangan. Mereka akan membawa sejumlah piring hidangan secara sekaligus dengan bertingkat-tingkat/bertumpuk-tumpuk dengan kedua belah atau sebelah tangan saja tanpa jatuh. Hal ini merupakan atraksi yang cukup menarik bagi para pengunjungnya. Kemudian semua piring-piring kecil yang berisikan hidangan ini disajikan kepada tamu. Tamu bisa mengambil makanan yang ia sukai dan hanya membayar makanan yang diambil. Jika sudah selesai makan, pelayan akan memeriksa hidangan apa saja yang telah dimakan oleh tamu. Cara penyajian yang unik ini berbeda dengan kebanyakan restoran lainnya. Umumnya jika tamu masuk ia akan disodori menu dan akan memesan makanan dari menu tersebut.

Jaringan

Jaringan rumah makan Padang berkembang dari Sumatra ke Jawa, Bali, hingga Sulawesi. Di Bali ada sekitar 100 rumah makan Padang. Data lain dari Ikatan Warung Padang Indonesia (Iwapin) mencatat, di wilayah Jakarta dan sekitarnya ada sekitar 20.000 rumah makan Padang.[5] Bahkan ada yang di luar negeri.

Berbagai sajian lauk Nasi Kapau, masakan Minangkabau Bukittinggi.

Masakan Padang termasuk jenis masakan yang dapat dihidangkan kapan pun.[6] Rumah makan Padang menawarkan keanekaragaman jenis masakan seperti rendang, gulai tunjang, gulai gajebo, soto Padang, dendeng balado, ayam pop, dan gulai kepala ikan kakap disertai Samba Lado (dikenal sebagai Sambal Balado di daerah jawa). Banyak rumah makan Padang yang masih mengimpor bahan dari ranah Minang, misalnya mendatangkan ikan bilis asli dari Sumatra Barat. Pengelola rumah makan Padang juga mempertahankan keaslian rasa masakan Minang dengan menggunakan juru masak yang berasal dari Sumatra Barat. Atau setidaknya mereka meminta bantuan orang dari Sumatra Barat untuk menjaga kualitas dan cita rasa masakan.[7]

Beberapa pengelola rumah makan perlu mempertimbangkan kemampuan lidah konsumen di luar komunitas Minang, apalagi orang asing, misalnya mengurangi tingkat kepedasan.[8] Dari beberapa jenis masakan Minang yang di sebutkan di atas, masakan lainnya seperti Ayam dan Itik lado ijau, baluik lado ijau (belut goreng cabe hijau), samba lado pukek, samba lado tanak, tidak kalah populernya dan juga diminati banyak orang. Banyak wisatawan asing yang berkunjung ke restoran-restoran Minang untuk mencoba kelezatan masakan Minangkabau.

Referensi

  1. ^ Habsari, Rinto, (2007), Info boga Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, ISBN 978-979-22-2860-1.
  2. ^ Rachmawati, Mila, Sukses Bisnis Rumah Makan Padang, Niaga Swadaya, ISBN 978-979-1477-74-1.
  3. ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 87, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
  4. ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 90, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
  5. ^ Harian Kompas Daring
  6. ^ Alamsyah, Yuyun, Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional, hlm 88, Elex Media Komputindo, ISBN 978-979-27-4117-9.
  7. ^ Harian Kompas Daring
  8. ^ Harian Kompas Daring

Lihat pula

Pranala luar