Lompat ke isi

Kota Pekalongan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 439: Baris 439:
|[[Pekalongan Utara, Pekalongan|Pekalongan Utara]] ||align="center"| 7||{{Flatlist|
|[[Pekalongan Utara, Pekalongan|Pekalongan Utara]] ||align="center"| 7||{{Flatlist|
* [[Bandengan, Pekalongan Utara, Pekalongan|Bandengan]]
* [[Bandengan, Pekalongan Utara, Pekalongan|Bandengan]]

* [[Degayu, Pekalongan Utara, Pekalongan|Degayu]]
* [[Degayu, Pekalongan Utara, Pekalongan|Degayu]]

* [[Krapyak, Pekalongan Utara, Pekalongan|Krapyak]]
* [[Krapyak, Pekalongan Utara, Pekalongan|Krapyak]]

* [[Kandang Panjang, Pekalongan Utara, Pekalongan|Kandang Panjang]]
* [[Kandang Panjang, Pekalongan Utara, Pekalongan|Kandang Panjang]]

* [[Panjang Baru, Pekalongan Utara, Pekalongan|Panjang Baru]]
* [[Panjang Baru, Pekalongan Utara, Pekalongan|Panjang Baru]]

* [[Panjang Wetan, Pekalongan Utara, Pekalongan|Panjang Wetan]]
* [[Panjang Wetan, Pekalongan Utara, Pekalongan|Panjang Wetan]]

* [[Padukuhan Kraton, Pekalongan Utara, Pekalongan|Padukuhan Kraton]]
* [[Padukuhan Kraton, Pekalongan Utara, Pekalongan|Padukuhan Kraton]]
}}
}}

Revisi per 8 Februari 2023 08.40

Kota Pekalongan
  • Pakalongan
  • Pangangsalan
Transkripsi bahasa daerah
 • Hanacarakaꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀
 • Pegonڤكلوڠن
 • Hanzi北加隆岸
 • Pinyinběi jiā lóng àn
Dari atas searah jarum jam:
Museum Batik Pekalongan, Masjid Agung Al-Jami', Pelabuhan Perikanan Pekalongan, Kantor Pos Pekalongan, GKI Pekalongan
Bendera Kota Pekalongan
Lambang resmi Kota Pekalongan
Julukan: 
Kota Batik • Kota Kreatif[1] • Kota Santri • Kota Aji
Motto: 
Rasa swarga gapuraning bumi
(Jawa) (1906 Masehi)[a]
Peta
Peta
Kota Pekalongan di Jawa
Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
Peta
Kota Pekalongan di Indonesia
Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
Kota Pekalongan (Indonesia)
Koordinat: 6°53′18″S 109°40′31″E / 6.8883°S 109.6753°E / -6.8883; 109.6753
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Tanggal berdiri8 Agustus 1950
Dasar hukumUndang-Undang Nomor 13 tahun 1950
Hari jadi1 April 1906 (umur 118)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • Wali KotaAchmad Afzan Arslan Djunaid
 • Wakil Wali KotaSalahudin
Luas
 • Total45,25 km2 (17,47 sq mi)
Populasi
 • Total315.997
 • Kepadatan6.983/km2 (18,090/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 96%
Kristen 3,67%
- Protestan 2,3%
- Katolik 1,36%
Buddha 0,19%
Hindu 0,07%
Konghucu 0,067%[3][4]
 • IPMKenaikan 74,98 (2020)
Tinggi[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3375 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0285
Pelat kendaraanG xxxx **A/*H/*S
Kode Kemendagri33.75 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 480.230.431.000,- (2020)
Semboyan daerahPekalongan BATIK
"Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif"
Flora resmiBambu wulung
Fauna resmiPerenjak jawa
Situs webwww.pekalongankota.go.id


Pekalongan (Hanacaraka: ꦥꦏꦭꦺꦴꦔꦤ꧀, Pegon: ڤكلوڠن, translit. Pakalongan, Hanzi: 北加隆岸; Pinyin: Běi Jiā Lóng Àn, Belanda: Pacalongan) adalah kota di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini merupakan pelabuhan terpenting di Jawa Tengah dan terkenal dengan batiknya. Pekalongan merupakan kota pertama di Indonesia dan kota Asia Tenggara pertama yang menjadi bagian dari Jaringan Kota Kreatif UNESCO.[1]

Pekalongan berbatasan dengan Laut Jawa di Utara, Kabupaten Batang di Timur, serta Kabupaten Pekalongan di sebelah Selatan dan Barat, dan terletak di Jalur Pantura. Pekalongan berjarak 101 km sebelah barat kota Semarang, atau 384 km sebelah timur Jakarta. Pekalongan dikenal dengan julukan "Kota Batik", karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan variatif. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kota Pekalongan sebanyak 315.997 jiwa dengan kepadatan 6.983 jiwa/km².[3]

Sejarah

Lambang Kota Pekalongan (tahun 1931).

Nama Kota Pekalongan (Gemeente Pekalongan) dapat ditelusuri pada arsip dokumen Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomor 40 tahun 1931. Nama Pekalongan diambil dari kosakata bahasa Jawa 'Along' (dapat banyak) dan di bawah lambang kota tertulis 'Pek-along-an'. Hal ini diikuti dengan keputusan DPRD Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan tambahan Lembaran Daerah Swatantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958, serta persetujuan Pepekupeda Teritorium 4 dengan SK Nomor KTPS-PPD/00351/II/1958 yang menyatakan bahwa nama Pekalongan berasal dari kata 'Pek-Along-An' yang berarti pendapatan atau dalam bahasa Jawa Krama disebut dengan 'Pangangsalan'.

Rumah orang Arab di Pekalongan (tahun 1923).

Pada pertengahan abad ke-19 di kalangan kaum liberal Belanda muncul pemikiran etis, yang selanjutnya dikenal sebagai politik etis, yang menyerukan Program Desentralisasi Kekuasaan Administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap Karesidenan dan Kota Besar serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut.

Rumah orang Belanda di Pekalongan (tahun 1923).

Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi dan untuk Kota Pekalongan. Hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Pelabuhan Pekalongan (ca 1933-40).

Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan Kabupaten dan Kotamadya diteruskan dan hanya menjalankan pemerintahan dekonsentrasi.

Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hatta di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang.

Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan.

Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditindaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 mengubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.

Lambang

Lambang Kota Pekalongan pada zaman Hindia Belanda yang diadopsi tahun 1931.

Kota Pekalongan pertama kali menggunakan coat of arms bergaya Belanda yang pada perisainya tergambar tiga ekor ikan di jaring. Representasi ini melambangkan bahwa Pekalongan merupakan pusat penangkapan ikan utama di Jawa Tengah bagian utara.[butuh rujukan]

Lambang Kota Pekalongan yang kini digunakan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Besar Pekalongan Tentang Bentuk Lambang Kota Besar Pekalongan tanggal 29 Januari 1957 dan kini menggunakan Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 3 Tahun 2017. Lambang ini berupa perisai yang dimahkotai benteng 5 menara. Pada perisai utama terdapat canting di atas bidang kuning emas (Or), tiga ikan berenang pada bidang biru (Azure), serta motif batik Jlamprang menyilang dari kanan atas ke kiri bawah (per bend sinister).

Logo Kota Pekalongan antara tahun 2014 hingga 2017

Pada tanggal 30 Januari 2015, Wali Kota Pekalongan Basyir Ahmad meluncurkan logo baru dan dikukuhkan berdasarkan Perda No. 10 Tahun 2014. Logo ini diluncurkan untuk memberikan citra baru bahwa Pemerintah Kota harus melayani masyarakat. Ahmad menyebut bahwa logo ini "tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat."[6] Logo Kota Pekalongan tampil dengan bentuk yang lebih modern, membentuk lingkaran dengan unsur-unsur seperti orang bekerja, canting, ikan, dan orang beribadah. Ahmad menyebut bahwa lambang ini akan disandingkan dengan emblem UNESCO untuk memudahkan pemasaran dan penjenamaan.[7]

Logo ini mendapat komplain dari masyarakat Kota Pekalongan karena bentuknya terlalu abstrak dan tak terkesan formal. Akhirnya Pemerintah Kota memutuskan untuk mengembalikannya ke coat of arms yang dibuat tahun 1958 dengan mengukuhkan Perda No. 3 Tahun 2017.[8]

Geografi

Kota Pekalongan membentang antara 6º50’42”–6º55’44” LS dan 109º37’55”–109º42’19” BT. Berdasarkan koordinat fiktifnya, Kota Pekalongan membentang antara 510,00–518,00 km membujur dan 517,75–526,75 km melintang, dimana semuanya merupakan daerah datar, tidak ada daerah dengan kemiringan yang curam, terdiri dari tanah kering 67,48% Ha dan tanah sawah 32,53%.[9]

Berdasarkan jenis tanahnya, di Kota Pekalongan memiliki jenis tanah yang berwarna agak kelabu dengan jenis aluvial kelabu kekuningan dan aluvial yohidromorf. Jarak terjauh dari Utara ke Selatan mencapai ± 9 km, sedangkan dari Barat ke Timur mencapai ± 7 km.

Batas wilayah

Batas wilayah administrasi Kota Pekalongan yaitu:

Utara Laut Jawa
Timur Kabupaten Batang
Selatan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang
Barat Kabupaten Pekalongan

Iklim dan cuaca

Kota Pekalongan merupakan daerah beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 40 mm–300 mm per bulan, dengan jumlah hari hujan 120 hari. Keadaan suhu rata-rata di Kota Pekalongan dari tahun ke tahun tidak banyak berubah, berkisar antara 17–35 °C.

Data iklim Pekalongan
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata harian °C (°F) 26.0
(78.8)
26.5
(79.7)
26.9
(80.4)
27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
27.0
(80.6)
26.4
(79.5)
26.7
(80.1)
27.3
(81.1)
27.6
(81.7)
27.4
(81.3)
26.8
(80.2)
27.0
(80.6)
Presipitasi mm (inci) 632.5
(24.902)
415.4
(16.354)
327.0
(12.874)
195.1
(7.681)
152.6
(6.008)
87.7
(3.453)
82.1
(3.232)
74.2
(2.921)
81.4
(3.205)
143.6
(5.654)
186.3
(7.335)
319.5
(12.579)
2.697,4
(106,197)
Rata-rata hari hujan atau bersalju 18.4 16.6 16.5 13.8 10.6 8.5 4.7 4.5 5.2 8.8 14.8 17.6 140.0
Sumber: [10]

Pemerintahan

Secara administrasi pemerintahan Kota Pekalongan dipimpin oleh seorang Wali kota dan Wakil Wali kota yang membawahi koordinasi atas wilayah administrasi kecamatan yang dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan dibagi lagi menjadi beberapa kelurahan yang dikepalai oleh seorang lurah. Seluruh camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kota. Sejak 2005, Wali kota Pekalongan dan wakilnya dipilih langsung oleh warga kota dalam pilkada, setelah sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD.

Daftar Walikota

Berikut adalah Daftar Wali kota Pekalongan, Jawa Tengah dari masa ke masa:

Burgemeester van Pacalongan
No Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Wali Kota
1
PKW. Lakeman
1929
1929
1
2
FAJ. Middelkoop
1929
1932
2
3
J. Leewis
1932
1935
3
4
AE. Catalani
1935
1937
4
5
HJ. Kuneman
1937
1939
5
6
WJ. van Haeften
1939
1941
6
7
Mr. HC. Hartevelt
1941
1 Januari 1942
7
8
Mr. Johan de Widt
1 Januari 1942
8 Maret 1942
8
No Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Wali Kota
プカロンガン市長
9
Kawabata
13 Maret 1942
24 Agustus 1945
9
R. Soempeno Danoewilogo
Wali Kota Pekalongan
No Wali Kota Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Wali Kota
10
R. Soempeno Danoewilogo
5 September 1945
5 Maret 1954
10
11
Agoes Miftah Danoekoesoemo
1 Juni 1954
1 November 1956
11
12
M. Soehartono Slamet
Poespopranoto
1 November 1956
19 November 1957
12
13
R. Iskandar Said 13 Januari 1958 17 Januari 1959
13
14
R.M Bambang Sardjono
Noersetyo
14 April 1959
November 1959
14
15
R. Mochamad Tedjo
5 April 1960
30 Mei 1967
15
16
R. Teguh Soenarjo
30 Mei 1967
11 Oktober 1972
16
17
R. Soepomo
11 Oktober 1972
7 November 1979
17
18
Djoko Prawoto
7 November 1979
7 November 1984
18
7 November 1984
7 November 1989
19
19
Mochamad Chaeron
7 November 1989
7 November 1994
20
20
Samsudiat
27 Oktober 1994
30 Desember 1999
21
30 Desember 1999
2004
22
Hamzah Shodiq
21
Muhammad Basyir
Ahmad Syawie
5 Juli 2005
5 Juli 2010
23
Abu Almafachir
5 Juli 2010
9 Agustus 2015
24
Achmad Alf
Arslan Djunaid
22
Achmad Alf Arslan
Djunaid
17 Februari 2016
7 September 2017
25
Saelany Machfudz
23
Saelany Machfudz
7 September 2017
19 November 2017
19 November 2017
17 Februari 2021
Achmad Afzan Arslan Djunaid
24
Achmad Afzan Arslan Djunaid
26 Februari 2021
Petahana
26
Salahudin

Dewan Perwakilan

Kecamatan

Berikut ini adalah daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan. Kota Pekalongan memiliki 4 kecamatan dan 27 kelurahan pasca-penggabungan (berdasarkan Perda Kota Pekalongan No.8 Tahun 2013).[11]

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar
Kelurahan
33.75.01 Pekalongan Barat 7
33.75.04 Pekalongan Selatan 6
33.75.02 Pekalongan Timur 7
33.75.03 Pekalongan Utara 7
TOTAL 27


Demografi

Agama

Sejak dulu, Kota Pekalongan dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat religiusitas yang cukup tinggi, indikatornya adalah dengan banyaknya jumlah pondok pesantren yang ada yakni 44 buah dengan jumlah santri mencapai 4.706 orang. Keberagaman pemeluk agama tidak lagi menimbulkan permasalahan yang berarti menunjukkan kondusifnya kehidupan antar umat beragama Kota Pekalongan.

Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk Kota Pekalongan, sedangkan agama lain yang dianut sebagian warga Kota Pekalongan adalah Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Untuk memenuhi kebutuhan peribadatan, di Kota Pekalongan terdapat berbagai jenis tempat ibadah berupa Masjid 106 unit, Musholla 613 unit, 13 buah Gereja Kristen, 2 Gereja Katolik, 1 Pura dan 5 Wihara yang tersebar diseluruh kecamatan Kota Pekalongan.

Etnis

Kota Pekalongan secara etnik didominasi oleh Suku Jawa yang bertutur dengan Bahasa Jawa dialek Pekalongan yang secara dialek dekat dengan Bahasa Jawa Banyumasan dialek Tegal ataupun Bahasa Jawa Semarang. Sejarah Pekalongan sebagai kota pelabuhan dan perdagangan membuatnya memiliki sejumlah komunitas pendatang yang menonjol, seperti etnis Cina dan Arab, selain tentu saja suku-suku Nusantara lain seperti suku Melayu dan Banjar.

Ekonomi

Karena letaknya sangat strategis yaitu di antara Jakarta dan Surabaya, perekonomian Kota Pekalongan cukup maju di antara kota-kota lain di Jawa Tengah yaitu dalam bidang industri, perikanan dan properti. Dalam bidang perikanan, Kota Pekalongan memiliki sebuah pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa.

Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut oleh para nelayan dari berbagai daerah. Selain itu di Kota Pekalongan banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, terasi, sarden, dan kerupuk ikan, baik perusahaan berskala besar maupun industri rumah tangga.

Pusat perbelanjaan

Kota Pekalongan memiliki beberapa pusat perbelanjaan dari mall, pasar grosir hingga pasar tradisional.

Mall

Pasar

  • Pasar Grosir Batik Setono
  • Pasar Induk Banjarsari (Berhenti Operasi Sementara karena Kebakaran)
  • Pasar Induk Grogolan
  • Pasar Induk Banyu Urip
  • Pasar Pagi Keraton
  • Pasar Podosugih
  • Pasar Anyar
  • Pasar Kraton
  • Pasar Poncol
  • Pasar Klego
  • Pasar Induk Kuripan
  • Pasar Buah Banjarsari

Industri

  • Galangan kapal kayu
  • Galangan kapal fiberglass
  • Galangan kapal baja (PT Barokah Marine)
  • Pabrik es balok
  • Industri Ikan Asin
  • Industri Pemindangan ikan
  • Pabrik Pengalengan Ikan Maya
  • Industri Kecil Pembuatan Terasi
  • Pabrik Pembuatan Fillet Ikan
  • Industri Kerajinan Batik
  • Industri Pembuatan Mebel Rotan dan Bambu
  • Industri Kecil Makanan Ringan
  • Pabrik Rokok Sigaret Kretek
  • Pabrik Teh
  • Industri Pembuatan Sarung
  • Industri Kain

Hiburan

  • Cinema XXI Pekalongan Square dan Transmart Pekalongan
  • Karaoke Happy Puppy Plaza Pekalongan
  • Sahid International Convention Center
  • Crown Dupan Club

Pariwisata

City branding Kota Pekalongan, diluncurkan dengan Perda No. 5 Tahun 2014 tentang Branding Kota Pekalongan tanggal 3 September 2014. Memuat huruf kursif yang melambangkan dinamika kota yang kaya akan budaya dan tradisi dengan masyarakat yang sangat hangat, dan bersahabat, diakhiri dengan lengkungan batang bunga ke atas yang menggambarkan tumbuh kembangnya kota serta bertuliskan World’s City of Batik di bawahnya yang berartikan Kota Batik Dunia.[12]

Kota Pekalongan dikenal akan batiknya yang telah mendunia, banyak wisatawan yang datang atau sekedar singgah di Kota Pekalongan. Tempat wisata di Kota Pekalongan tidak hanya wisata batik saja, tetapi terdapat juga wisata keagamaan, sejarah dan alam.

Tempat wisata

  • Museum Batik Pekalongan
  • Kampoeng Batik Kauman
  • Kampung Wisata Batik Pesindon
  • Kampung Wisata ATBM Medono
  • Kampung Wisata Canting Landungsari
  • Pantai Pasir Kencana
  • Pantai Slamaran Indah
  • Seaworld Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan (PPNP)
  • Wisata Hutan Bakau (Mangrove Park)
  • Water Park Dupan
  • Kawasan Kota Tua Jetayu
  • Ziarah Makam Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Atas
  • Taman Kota Kawasan Mataram
  • Monumen 03-10-1945

Acara dan perayaan

Pada setiap tahun pada tanggal tertentu, Pemerintah atau warga Kota Pekalongan mengadakan berbagai acara yang menarik wisatawan, acara-acara tersebut diantaranya:

  • Pekan Batik Nusantara (PBN) dan Pekan Batik Internasional (PBI)

Pekan Batik Nusantara diadakan 1 tahun sekali pada bulan Oktober sedangkan Pekan Batik Internasional berlangsung setiap 3 tahun sekali pada bulan yang sama. Kegiatan yang diselenggarakan dalam acara ini adalah gala diner, fashion show, gelar budaya, seminar, karnaval kreasi busana batik, pameran produk batik dalm dan luar negeri, great sale dan wisata kuliner.

  • Perayaan HUT Kota Pekalongan

Diadakan 1 tahun sekali yaitu setiap tanggal 1 April, dalam acara ini dilakukan kirab dan gelar kesenian dan budaya khas Kota Pekalongan, karnaval serta berbagai event lomba. Tetapi pada tahun 2015, perayaan ini dilaksanakan dalam acara Pekan Kreatif Nusantara (PKN) yang konsep nya tidak jauh berbeda dengan Pekan Batik.

  • Hari Teknologi Nasional

Diselenggarakan 1 tahun sekali pada bulan September, agenda dalam acara ini adalah pameran inovasi daerah yang diikuti berbagai daerah di Indonesia serta lomba inovasi.

  • Nyadran

Tradisi Nelayan Pekalongan yang diadakan 1 tahun sekali dengan menggelar acara "ngelarung" sesaji ditengah laut yang diperebutkan oleh kalangan masyarakat nelayan.

  • Pek Tjun

Dilakukan 1 tahun sekali, kegiatan Pek Tjun menampilkan kebudayaan Tionghoa dengan puncak acara di Pantai Pasir Kencana dengan atraksi barongsai yang dilarung di laut serta lomba mendirikan telur ditengah terik matahari.

  • Cap Gomeh

Diselenggarakan 1 tahun sekali oleh umat Konghucu yang dipusatkan di Klenteng Pho An Thian, dengan kegiatan karnaval mengarak "para dewa" keliling kota yang diiringi kesenian Tionghoa.

  • Krapyakan atau Syawalan

Diselenggarakan 1 tahun sekali, sepekan usai Hari Raya Idul Fitri, acara ini berlokasi di Jalan Jlamprang, Krapyak dengan pemotongan lopis raksasa seberat 1 ton lebih dengan tinggi sekitar 2 meter.[13]

  • Festival Pintoe Dalam

Digelar 1 tahun sekali selama 2 hari di sepanjang Jalan Blimbing, Pekalongan Timur, menyajikan kesenian dan makanan khas etnis Tionghoa.

  • Khoul

Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati wafatnya Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Alatas, diselenggarakan 1 tahun sekali menjelang bulan puasa Ramadan. Acara ini berlangsung di wilayah Makam Sapuro yang dihadiri masyarakat dari berbagai daerah di Nusantara dan Mancanegara.

Kuliner

Tauto Pekalongan.

Kota Pekalongan memiliki kuliner khas, diantaranya:

  • Tauto, merupakan salah satu makanan khas Kota Pekalongan, makanan ini merupakan sebagaimana makanan soto namun menggunakan daging kerbau dengan bumbu khas yaitu tauco.
  • Kopi tahlil, sebuah minuman kopi yang diracik dengan menggunakan bahan rempah-rempah seperti jahe, kapulaga, pandan.
  • Gule kambing kacang hijau, makanan ini dipengaruhi budaya khas Timur Tengah, gule kambing ini disajikan dengan dicampur bersama kacang hijau.
  • Nasi kebuli, merupakan nasi yang dimasak menggunakan rempah-rempah yang disajikan dengan potongan daging kambing yang dilengkapi acar nanas.
  • Garang asem Pekalongan, makanan yang berkuah bening dari daging sapi dengan racikan tomat dan cabai rawit gelondongan yang disajikan dalam kondisi panas. Biasa disajikan bersama megono.
  • Megono, makanan yang terbuat dari nangka muda yang dirajang, diramu dengan bumbu dan dimasak dengan cara dikukus.
  • Nasi uwet, makanan ini hampir mirip gulai kambing namun dengan kuah yang lebih encer karena tidak menggunakan santan.
  • Nasi Otot, makanan yang terdiri dari nasi dan otot sapi yang diberi bumbu yang khas, serta ditambah dengan tambahan gorengan.

Di Kota Pekalongan juga terdapat restoran atau kafe baik berjaringan nasional maupun lokal, diantaranya:

Kesenian

Pendidikan

Kota Pekalongan memiliki sekitar 2.687 sekolah, 451.609 siswa dan 22.137 guru

Perguruan Tinggi

  • Universitas Pekalongan
  • Universitas Terbuka Pekalongan
  • Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP)
  • Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Widya Pratama (STMIK Widya Pratama)
  • Institut Agama Islam Negeri Pekalongan
  • Akademi Keperawatan Negeri (AKPER Negeri)
  • Akademi Kebidanan Harapan Ibu (AKBID Harapan Ibu)
  • Politeknik Batik Pusmanu Pekalongan

Kesehatan

Rumah sakit

Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1. 3326049 RSUD Bendan RSUD B Jalan Sriwijaya №2, Bendan Kergon, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51119
2. 3375074 RS Aro Pekalongan RS Bedah D Jalan Dr. Sutomo №16, Gamer, Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51123
3. 3375022 RS Budi Rahayu RS C Jalan Barito №5, Padukuhan Kraton, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51146
4. 3375073 RS H.A Zaky Djunaid RS D Jalan Pelita II №8, Pringrejo, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117
5. 3375071 RS Karomah Holistic RS D Jalan Gajah Mada Barat №124, Tirto, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51118
6. 3375075 RS Hermina Pekalongan RS D Jalan Jenderal Sudirman №16, Podosugih, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51112
7. 3375033 RS Siti Khodijah Pekalongan RS C Jalan Bandung №39, Kauman, Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51129
8. 3375072 RSIA Anugerah Pekalongan RSIA D Jalan Perintis Kemerdekaan №3, Pasirkratonkramat, Kec. Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51145
9. - RSUD Kraton RS B Jl. Veteran No.31, Dukuh, Kec. Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51117
10. - RS Bhakti Waluyo RS D Jl. Dr. Sutomo No.32, Sokorejo, Kec. Pekalongan Tim., Kota Pekalongan, Jawa Tengah 51121
RSUD Bendan Milik Pemerintah Kota Pekalongan

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

  • Puskesmas Bendan
  • Puskesmas Tirto
  • Puskesmas Kramatsari
  • Puskesmas Kusuma Bangsa
  • Puskesmas Krapyak Kidul
  • Puskesmas Dukuh
  • Puskesmas Klego
  • Puskesmas Tondano
  • Puskesmas Noyontaan
  • Puskesmas Sokorejo
  • Puskesmas Jenggot
  • Puskesmas Pekalongan Selatan
  • Puskesmas Buaran Pekalongan Selatan
  • Puskesmas Kergon
  • Puskesmas Salammanis
  • Puskesmas Medono
  • Puskesmas Degayu
  • Puskesmas Setono

Transportasi

Stasiun Pekalongan

Kota Pekalongan mudah dijangkau karena merupakan kota perlintasan pada jalur Jakarta-Surabaya. Di Pekalongan terdapat beberapa fasilitas transportasi:

Olahraga

Di Kota Pekalongan terdapat fasilitas olahraga pada berbagai cabang olahraga, diantaranya:

  • Stadion Hoegeng
  • Stadion Bumirejo
  • Stadion Kuripan Lor
  • Kolam Renang Tirta Sari
  • Gedung GOR Jetayu
  • Gedung GOR Peritis Kemerdekaan
  • Gedung GOR Medono
  • Lapangan Tenis Prabajaya
  • Lapangan Tenis PDAM
  • Sungai Cemoro Sewu
  • Lapangan Abdi Jaya Pringrejo
  • Lapangan Golf Setono

Media

Televisi

Masyarakat di Kota Pekalongan dapat menikmati beberapa stasiun televisi, terdiri dari TV lokal dan nasional (catatan: sebagian besar stasiun TV dalam daftar di bawah ini juga dapat disaksikan di Tegal dan sekitarnya).

Analog (PAL)

Stasiun analog beroperasi hingga Ditunda.[14]

Kanal (UHF) Frekuensi Nama Nama Perusahaan Jaringan Pemilik
22 479.25 MHz NET. Tegal PT Media Televisi Tegal NET. Net Visi Media
24 495.25 MHz RTV Tegal PT Visi Visual Indonesia Jaya RTV Rajawali Corpora
26 511.25 MHz Kompas TV Pekalongan PT Bayanaka Multimedia Digital Kompas TV KG Media
39 615.25 MHz tvOne Tegal PT Lativi Media Karya Semarang-Padang tvOne Visi Media Asia
41 631.25 MHz Trans7 Tegal PT Trans7 Tegal Malang Trans7 Trans Media
45 663.25 MHz iNews Tegal PT Global Telekomunikasi Terpadu iNews Media Nusantara Citra
46 671.25 MHz Trans TV Tegal PT Trans TV Tegal Malang Trans TV Trans Media
48 687.25 MHz GTV Tegal PT GTV Tegal GTV Media Nusantara Citra
51 711.25 MHz Indosiar Tegal PT Indosiar Semarang Televisi Indosiar Surya Citra Media
55 743.25 MHz SCTV Tegal PT Surya Citra Wisesa SCTV
57 759.25 MHz Batik TV LPP Lokal Batik TV Pekalongan Independen Publik
59 775.25 MHz RCTI Network Jawa Tengah PT RCTI Dua RCTI Media Nusantara Citra
61 791.25 MHz MNCTV Jawa Tengah PT TPI Dua MNCTV

Radio

Beberapa stasiun radio yang beroperasi di Kota Pekalongan antara lain:

  • Radio BSP
  • Radio Damasintha
  • Radio RCS FM
  • Radio Kota Batik
  • Radio MS Pekalongan
  • Radio Pop FM

Surat kabar

  • Radar Pekalongan
  • Pantura Post Pekalongan
  • Suara Merdeka Pantura / Pekalongan
  • Pekalongan Express
  • Tribun Pantura / Pekalongan

Tokoh ternama

Galeri

Catatan kaki

  1. ^ Motto daerah ini bersifat implisit dan merupakan sengkalan dari hari jadi Kota Pekalongan pada tanggal 1 April 1906.[2]

Referensi

  1. ^ a b "Pekalongan | Creative City of Crafts and Folk Arts". en.unesco.org. Diakses tanggal 2022-06-12. 
  2. ^ "Peringatan Hari Jadi Kota Pekalongan". Pemerintah Kota Pekalongan. 
  3. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2021. 
  4. ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diakses tanggal 4 Maret 2022. 
  5. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 21 Agustus 2021. 
  6. ^ Pujangga, Raka F. "Hari ini, Pemkot Pekalongan Resmi Ganti Logo". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2021-12-29. 
  7. ^ "Ini Dia Arti Logo Baru Pemkot Pekalongan". Sindonews.com. Diakses tanggal 2021-12-29. 
  8. ^ "Kota Pekalongan Launching Logo Baru Tapi Lama". Tribrata News Jawa Tengah. 2017-05-19. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  9. ^ "Kota Pekalongan Dalam Angka 2017" (BPS Kota Pekalongan), diakses 13 Juni 2018
  10. ^ "Pekalongan, Indonesia Travel Weather Averages". Weatherbase. Diakses tanggal 7 Februari 2016. 
  11. ^ "Biro Hukum". www.jdih.setjen.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-10-12. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ "Peraturan Daerah Kota Pekalongan No. 5 Tahun 2014". 
  13. ^ "Lopis Raksasa, Ikon Budaya Pekalongan, diakses dari situs berita Suara Merdeka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-05. Diakses tanggal 2016-10-03. 
  14. ^ "Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 11/2021 tentang Perubahan atas Permenkominfo 6/2021". Kemenkominfo. Diakses tanggal 16 Agustus 2021. 

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Pekalongan
Kota Pekalongan
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.