Wajo, Makassar: Perbedaan antara revisi
menambahkan konten dan referensi |
|||
Baris 31: | Baris 31: | ||
=== Makam Pangeran Diponegoro === |
=== Makam Pangeran Diponegoro === |
||
[[Makam Pangeran Diponegoro]] merupakan kompleks pemakaman keluarga [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]].271Pangeran Diponegoro adala keturunan anggota keluarga [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]] yang memulai [[Perang Diponegoro]]. Perang ini dilakukan untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda dan sekutu-sekutunya dari anggota keluarga [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].{{Sfn|Mardiono|2020|p=145}} |
[[Makam Pangeran Diponegoro]] merupakan kompleks pemakaman keluarga [[Diponegoro|Pangeran Diponegoro]].271Pangeran Diponegoro adala keturunan anggota keluarga [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]] yang memulai [[Perang Diponegoro]]. Perang ini dilakukan untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda dan sekutu-sekutunya dari anggota keluarga [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Keraton Yogyakarta]].{{Sfn|Mardiono|2020|p=145}} |
||
Lokasinya terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo. Lokasinya berjarak 4 km dari pusat Kota Makassar. Di dalam kompleks pemakaman ini terdapat makam dari Pangeran Diponegoro yang meninggal pada tanggal 8 Januari 1855. Selain itu terdapat makam putra pertama Pangeran Diponegoro yang meninggal lebih dahulu dibandingkan dirinya, dan makam istri serta keturunannya. Lahan yang ada di pemakaman ini merupakan peninggalan dari ayah Pangeran Diponegoro. Pemerintah Hindia Belanda membangunkan tempat tinggal bagi istri dan anak-anak Pangeran Diponegoro di sekitar makam.{{Sfn|Mardiono|2020|p=271}} |
Lokasinya terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo. Lokasinya berjarak 4 km dari pusat Kota Makassar. Di dalam kompleks pemakaman ini terdapat makam dari Pangeran Diponegoro yang meninggal pada tanggal 8 Januari 1855. Selain itu terdapat makam putra pertama Pangeran Diponegoro yang meninggal lebih dahulu dibandingkan dirinya, dan makam istri serta keturunannya. Lahan yang ada di pemakaman ini merupakan peninggalan dari ayah Pangeran Diponegoro. Pemerintah Hindia Belanda membangunkan tempat tinggal bagi istri dan anak-anak Pangeran Diponegoro di sekitar makam.{{Sfn|Mardiono|2020|p=271}} |
Revisi per 22 Maret 2023 10.19
Wajo | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Selatan |
Kota | Makassar |
Pemerintahan | |
• Camat | Benyamin Budianto Turupadang, S.STP, M.Si. |
Kode Kemendagri | 73.71.05 |
Kode BPS | 7371060 |
Desa/kelurahan | 8 |
Wajo (Makassar: ᨓᨍᨚ) adalah sebuah kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia.
Wilayah administratif
Kecamatan Wajo merupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam wilayah administratif Kota Makassar.[1] Wilayah Kecamatan Wajo berbatasan langsung dengan pantai.[2] Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, wilayah Kecamatan Wajo seluas 1,99 km2. Ibu kota kecamatan untuk Kecamatan Wajo terletak di Kelurahan Melayu Baru.[1] Persentase luas Kecamatan Wajo terhadap luas Kota Makassar adalah 1,13%.[3]
Demografi
Penduduk
Pada tahun 2019, persentase penduduk di Kecamatan Wajo atas jumlah seluruh penduduk di Kota Makassar sebesar 2,06%. Kepadatan penduduk di Kecamatan Wajo sebesar 15.806 jiwa/km2 pada tahun 2019.[4]
Bangunan bersejarah
Masjid Arab
Masjid Arab didirikan pada tahun 1907 dengan nama Masjid As-Said. Nama Masjid Arab disematkan karena para pendiri masjid merupakan para pendatang di Kota Makassar yang merupakan keturunan bangsa Arab. Masjid Arab juga dikenali dengan nama Masjid Jalan Lombok karena lokasinya yang terletak di Jalan Lombok.[5] Kawasan tempat pembangunan Masjid Arab termasuk wilayah Kecamatan Wajo yang sebagian besar dihuni oleh penduduk dari etnis Tionghoa.[6]
Arsitektur Masjid Arab yang asli memiliki konstruksi yang mirip dengan Joglo dalam arsitektur Jawa. Hanya saja, bagian atapnya dibuat berbentuk limas. Namun, atap berbentuk limas ini telah diganti dengan kubah. Bangunan utama pada Masjid Arab berbentuk segi empat yang hampir berbentuk bujur sangkar. Ukuran bangunannya ialah 21 × 23 meter dengan sisi yang paling panjang membujur ke arah kiblat.[7]
Makam Pangeran Diponegoro
Makam Pangeran Diponegoro merupakan kompleks pemakaman keluarga Pangeran Diponegoro.271Pangeran Diponegoro adala keturunan anggota keluarga Keraton Yogyakarta yang memulai Perang Diponegoro. Perang ini dilakukan untuk melawan Pemerintah Hindia Belanda dan sekutu-sekutunya dari anggota keluarga Keraton Yogyakarta.[8]
Lokasinya terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo. Lokasinya berjarak 4 km dari pusat Kota Makassar. Di dalam kompleks pemakaman ini terdapat makam dari Pangeran Diponegoro yang meninggal pada tanggal 8 Januari 1855. Selain itu terdapat makam putra pertama Pangeran Diponegoro yang meninggal lebih dahulu dibandingkan dirinya, dan makam istri serta keturunannya. Lahan yang ada di pemakaman ini merupakan peninggalan dari ayah Pangeran Diponegoro. Pemerintah Hindia Belanda membangunkan tempat tinggal bagi istri dan anak-anak Pangeran Diponegoro di sekitar makam.[9]
Referensi
Catatan kaki
- ^ a b Nurjanna dan Sahabuddin 2022, hlm. 75.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar 2019, hlm. 6.
- ^ Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar 2019, hlm. 9.
- ^ Nurjanna dan Sahabuddin 2022, hlm. 77.
- ^ Duli, dkk. 2013, hlm. 49.
- ^ Chaniago, Hasril, ed. (Maret 2022). Memoar Achjar Iljas Dari Tepi Danau Maninjau:. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 503. ISBN 978-623-321-150-5.
- ^ Duli, dkk. 2013, hlm. 50.
- ^ Mardiono 2020, hlm. 145.
- ^ Mardiono 2020, hlm. 271.
Daftar pustaka
- Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar (September 2019). Potret Kota Makassar 2019. Makassar: Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Makassar.
- Duli, A., dkk. (November 2013). Effendy, Muslimin A. R., ed. Monumen Islam di Sulawesi Selatan. Makassar: Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar, Penerbit Identitas Universitas Hasanuddin, dan Danarosi Media.
- Mardiono, Peri (Februari 2020). Malik, Abdul, ed. Melacak Gerakan Perlawanan dan Laku Spiritualitas Pangeran Diponegoro. Bantul: Araska. ISBN 978-623-7537-48-9.
- Nurjanna dan Sahabuddin, R. (September 2022). Karim, A., dan Rahman, F. A., ed. Keputusan Berwirausaha Kalangan Wanita di Kota Makassar. Makassar: PT. Nas Media Indonesia. ISBN 978-623-351-581-8.