Lompat ke isi

Punarbawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faredoka (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
Baris 13: Baris 13:
* '''Ketidakpuasan atau Penderitaan ([[Dukkha]])''', segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.
* '''Ketidakpuasan atau Penderitaan ([[Dukkha]])''', segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.


Tumimbal lahir dalam [[Agama Buddha|Buddhisme]] tidak dapat disamakan dengan [[reinkarnasi]] di mana jasmani mengalami kehancuran, tetapi roh atau jiwa tidak mengalami kehancuran atau perubahan. Pada konsep reinkarnasi, jiwa kekal tersebut “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru. Konsep reinkarnasi demikian dianut oleh [[agama Hindu]] seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci [[Bhagavad Gita]].
Tumimbal lahir dalam [[Agama Buddha|Buddhisme]] tidak dapat disamakan dengan [[reinkarnasi]] di mana jasmani mengalami kehancuran, tetapi roh atau jiwa tidak mengalami kehancuran atau perubahan. Pada konsep reinkarnasi, jiwa kekal tersebut “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru. Konsep reinkarnasi demikian dianut oleh [[agama Hindu]] seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci [[Bhagavad Gita]]. Buddhisme menolak eksistensi roh dan menekankan bahwa makhluk-makhluk hanya terdiri atas agregat-agregat ([[Khandha|''khanda'']]).


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 24 April 2023 04.04

Tumimbal Lahir (Pali: Paṭisandhi, Punabbhava; Sanskerta: Punarbhava) adalah istilah yang dikenal dalam agama Buddha sehubungan dengan kelahiran kembali suatu mahluk hidup dalam salah satu dari 31 alam kehidupan menurut kosmologi Buddha tanpa melibatkan eksistensi roh yang permanen (anatta). Konsep ini berbeda dengan konsep reinkarnasi menurut Hinduisme yang melibatkan eksistensi roh (Pali: atta; Sanskerta: atman) yang berpindah dari alam kehidupan sebelumnya ke alam kehidupan selanjutnya.

Tumimbal lahir adalah suatu proses kelahiran kembali ketika batin-jasmani yang lama mengalami pelapukan dan kesadaran kematian (cūti viññāṇa) telah muncul. Setelah hancur, timbul kesadaran penyambung kelahiran kembali (paṭisandhi viññāṇa) yang mengondisikan kelahiran kembali di alam berikutnya akibat adanya kekuatan kamma (perbuatan).

Tiga Corak Umum

Konsep tumimbal lahir yang berbeda dari konsep reinkarnasi sesuai dengan prinsip Tiga Corak Umum (tilakkhaṇa) menurut Buddhisme, yaitu:

  • Tanpa-Roh atau Tanpa-Aku (Anatta), segala sesuatu adalah tanpa adanya “roh”, ”jiwa”, atau batin yang kekal.
  • Ketidakkekalan (Anicca), segala sesuatu yang terbentuk dari gabungan beberapa unsur adalah tidak kekal.
  • Ketidakpuasan atau Penderitaan (Dukkha), segala sesuatu yang tidak kekal membawa penderitaan.

Tumimbal lahir dalam Buddhisme tidak dapat disamakan dengan reinkarnasi di mana jasmani mengalami kehancuran, tetapi roh atau jiwa tidak mengalami kehancuran atau perubahan. Pada konsep reinkarnasi, jiwa kekal tersebut “mencari” dan menempatkan jasmani yang baru. Konsep reinkarnasi demikian dianut oleh agama Hindu seperti yang dijelaskan dalam salah satu kitab suci Bhagavad Gita. Buddhisme menolak eksistensi roh dan menekankan bahwa makhluk-makhluk hanya terdiri atas agregat-agregat (khanda).

Referensi

Lihat Pula