Ketupat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dheirawa (bicara | kontrib)
merapikan kata dan paragraf
Baris 15: Baris 15:
}}
}}


'''Ketupat''' atau '''kupat''' adalah [[makanan|penganan]] dari bahan dasar [[beras]] yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda ([[janur]]), atau ada juga yang menggunakan daun [[palma]]. Hidangan ini berasal dari [[Indonesia]], yang dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti; [[Brunei]], [[Malaysia]], [[Singapura]], dan [[Thailand selatan]]. Di [[Filipina]] juga dijumpai ''bugnoy'' yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.<ref name="updf">[[Virgilio Almario|Almario, Virgilio]], et al. 2010. ''[[UP Diksyonaryong Filipino|UP Diksiyonaryong Filipino]]'', 2nd ed. [[Anvil Publishing|Anvil]]: [[Pasig City|Pasig]].</ref> Kupat paling banyak ditemui pada saat perayaan [[Idul Fitri|Lebaran]], dan [[Lebaran kupat|Kupatan]] yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran.<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref>
'''Ketupat''' atau '''kupat''' adalah [[makanan|penganan]] dari bahan dasar [[beras]] yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda ([[janur]]), atau ada juga yang menggunakan daun [[palma]]. Hidangan ini berasal dari [[Indonesia]], yang dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti; [[Brunei]], [[Malaysia]], [[Singapura]], dan [[Thailand selatan]]. Di [[Filipina]] juga dijumpai ''bugnoy'' yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.<ref name="updf">[[Virgilio Almario|Almario, Virgilio]], et al. 2010. ''[[UP Diksyonaryong Filipino|UP Diksiyonaryong Filipino]]'', 2nd ed. [[Anvil Publishing|Anvil]]: [[Pasig City|Pasig]].</ref> Kupat paling banyak ditemui pada saat perayaan [[Idul Fitri|Lebaran]], dan Kupatan yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran.<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref>


== Sejarah ==
Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain [[kupat tahu]] ([[Magelang]], [[Bandung]], [[Tasikmalaya]], [[Purbalingga]]), [[tahu masak]] ([[Banjarnegara]], [[Banyumas]], [[Kebumen]], [[Cilacap]]), [[kupat gecot]] ([[Purbalingga]]), [[Tegal]] ([[kupat glabed]], [[kupat bongkok]], [[kupat blegong]], [[kupat tahu petis]]), [[tahu kupat]] ([[surakarta]]), [[ketoprak]] ([[Purbalingga]], [[Cirebon]]), [[katupat kandangan]] ([[Banjar]]), [[coto makassar]] (dari [[Makassar]], ketupat dinamakan katupa), [[lotek]], [[tipat cantok]] (Bali), serta [[gado-gado]] yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau [[lontong]]. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai [[satai]], meskipun lontong lebih umum.
[[File:Ketupat weaving 7.jpg|thumb|left|Penjual Ketupat di Jakarta.]]


'Kupat' berasal dari istilah [[bahasa Jawa]], yaitu '''ngaku lepat''' yang berarti 'mengakui kesalahan' atau '''laku papat''' (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu '''lebaran''' (pintu maaf), '''luberan''' (berlimpah), '''leburan''' (saling memaafkan), dan '''laburan''' (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa').<ref>Filosofi Ketupat saat Idulfitri, Punya Makna Mendalam.[https://www.liputan6.com/hot/read/4547965/filosofi-ketupat-saat-idulfitri-punya-makna-mendalam]</ref>
Ada 2 bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih [[janur]] yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.


Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan [[Kesultanan Demak]] pimpinan [[Raden Fatah]] awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh [[sunan kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] yang merupakan hasil perpaduan makan tradisional [[Tepo]] yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref><ref>Fadly. Rahman. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia</ref><ref>Angelina. Rianti. Ketupat as Traditional Food of Indonesia</ref> Kupat umumnya disajikan pada saat [[Lebaran]]<ref>Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[https://amp.kompas.com/regional/read/2016/07/07/09533361/idul-fitri-tak-lengkap-tanpa-lepet]</ref>, Kupatan<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref> dll. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di [[Nusantara]] sebagai hidangan utama saat lebaran karena pengaruh Wali Songo dan murid-muridnya, seperti Malaysia yang dibawa prajurit Kesultanan Demak yang kemudian menetap di Semanjung Melayu.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref>
==Tradisi adat==


== Bentuk ==
Nama nama makanan kupat yang disajikan dalam acara tradisi adat, antara lain: [[Kupat Sumpil]] (Bentuknya segitiga dengan daun bambu sebagai bungkusnya), [[Kupat Sinta]] (menggunakan 4 helai janur, ujung janurnya keluar di dua sudut berseberangan), [[Kupat Luwer]] (menggunakan 2 helai janur, berbentuk persegi panjang seperti bata merah, helai janur keluar di kedua sudut), [[Ketupat Bawang]] (Berbentuk persegi empat, menggunakan 2 helai janur), [[Kupat Jago]] (menggunakan 8 helai janur, berbentuk segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri. Helaian janur di bagian atasnya lalu diikat. Biasanya hadir di syukuran empat bulanan), [[Kupat Tumpeng]] (Berbentuk mengerucut dengan dasar melebar, helai janur menjuntai di bagian yang runcing), [[Kupat Sidalungguh]] (menggunakan 3 helai janur, ketiga helai janur dikeluarkan dari sisinya), [[Kupat Sari]] (berbentuk segitiga sama sisi, ada helaian janur yg keluar di sudut kanan kirinya), [[Kupat Sidapurna]] (Berbentuk seperti huruf P terbalik. Salah satu sudutnya terdapat hiasan lipatan janur mirip pita. Bagian sudut bawahnya dilipat sebagai hiasan), [[Kupat Geleng]] (Berbentuk persigi panjang. Disemua sudutnya tidak keluar helaian janur, sehingga tampilannya terlihat sangat rapat), [[Kupat Bagea]] (Bentuknya hampir bundar dengan janur menjuntai di bagian atas. Anyamannya saling menyilang), [[Kupat Bebek]] (Bentuk bagian bawahnya sedikit membulat dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek), [[Kupat Pandawa]] (Bentuknya segitiga dengan ujung berupa 2 helai janur yang dikepang)
Ada 2 bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih [[janur]] yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.


== Sejarah ==
==Tradisi adat dan Jenis==
[[File:Ketupat weaving 7.jpg|thumb|left|Penjual Ketupat di Jakarta.]]


Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain [[kupat tahu]] ([[Magelang]], [[Bandung]], [[Tasikmalaya]], [[Purbalingga]]), [[tahu masak]] ([[Banjarnegara]], [[Banyumas]], [[Kebumen]], Cilacap), kupat gecot ([[Purbalingga]]), [[Tegal]] (kupat glabed, kupat bongkok, kupat blegong, kupat tahu petis), [[tahu kupat]] ([[surakarta]]), [[ketoprak]] ([[Purbalingga]], [[Cirebon]]), [[katupat kandangan]] ([[Banjar]]), [[coto makassar]] (dari [[Makassar]], ketupat dinamakan katupa), [[lotek]], [[tipat cantok]] (Bali), serta [[gado-gado]] yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau [[lontong]]. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai [[satai]], meskipun lontong lebih umum.
'Kupat' berasal dari istilah [[bahasa Jawa]], yaitu '''ngaku lepat''' yang berarti 'mengakui kesalahan' atau '''laku papat''' (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu '''lebaran''' (pintu maaf), '''luberan''' (berlimpah), '''leburan''' (saling memaafkan), dan '''laburan''' (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa').<ref>Filosofi Ketupat saat Idulfitri, Punya Makna Mendalam.[https://www.liputan6.com/hot/read/4547965/filosofi-ketupat-saat-idulfitri-punya-makna-mendalam]</ref>


Nama nama makanan kupat yang disajikan dalam acara tradisi adat, antara lain: [[Kupat Sumpil]] (Bentuknya segitiga dengan daun bambu sebagai bungkusnya), Kupat Sinta (menggunakan 4 helai janur, ujung janurnya keluar di dua sudut berseberangan), Kupat Luwer (menggunakan 2 helai janur, berbentuk persegi panjang seperti bata merah, helai janur keluar di kedua sudut), Ketupat Bawang (Berbentuk persegi empat, menggunakan 2 helai janur), Kupat Jago (menggunakan 8 helai janur, berbentuk segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri. Helaian janur di bagian atasnya lalu diikat. Biasanya hadir di syukuran empat bulanan), Kupat Tumpeng (Berbentuk mengerucut dengan dasar melebar, helai janur menjuntai di bagian yang runcing), Kupat Sidalungguh (menggunakan 3 helai janur, ketiga helai janur dikeluarkan dari sisinya), Kupat Sari (berbentuk segitiga sama sisi, ada helaian janur yg keluar di sudut kanan kirinya), Kupat Sidapurna (Berbentuk seperti huruf P terbalik. Salah satu sudutnya terdapat hiasan lipatan janur mirip pita. Bagian sudut bawahnya dilipat sebagai hiasan), Kupat Geleng (Berbentuk persigi panjang. Disemua sudutnya tidak keluar helaian janur, sehingga tampilannya terlihat sangat rapat), Kupat Bagea (Bentuknya hampir bundar dengan janur menjuntai di bagian atas. Anyamannya saling menyilang), Kupat Bebek (Bentuk bagian bawahnya sedikit membulat dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek), Kupat Pandawa (Bentuknya segitiga dengan ujung berupa 2 helai janur yang dikepang)
Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan [[Kesultanan Demak]] pimpinan [[Raden Fatah]] awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh [[sunan kalijaga]] kepada masyarakat [[suku Jawa|Jawa]]. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan [[filosofi Jawa]].<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref><ref>Fadly. Rahman. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia</ref><ref>Angelina. Rianti. Ketupat as Traditional Food of Indonesia</ref> Kupat umumnya disajikan pada saat [[Lebaran]]<ref>Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[https://amp.kompas.com/regional/read/2016/07/07/09533361/idul-fitri-tak-lengkap-tanpa-lepet]</ref>, [[Lebaran kupat|Kupatan]]<ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[https://www.kompas.tv/article/175096/lebaran-ketupat-tradisi-keislaman-di-tanah-jawa-yang-sarat-makna]</ref><ref>Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[https://tugujatim.id/lebaran-ketupat-tradisi-masyarakat-jawa-seminggu-setelah-lebaran/]</ref><ref>MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[https://syakal.iainkediri.ac.id/memahami-tradisi-kupatan-masyarakat-jawa-dan-islam-kosmopolitan/]</ref><ref>Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[https://lumajang.jatimnetwork.com/pendidikan/pr-1803266135/sejarah-tradisi-kupatan-atau-lebaran-ketupat-pada-masyarakat-jawa]</ref> dll. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di [[Nusantara]] sebagai hidangan utama saat lebaran.<ref>Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[https://catalogue.nla.gov.au/Record/1571153]</ref>


== Nama-nama lokal ==
== Nama-nama lokal ==

Revisi per 26 April 2023 03.46

Ketupat
کتوڤت
Ketupat masak yang belum dibuka disajikan di atas piring.
Nama lainKupat (Jawa)
SajianHidangan utama
Tempat asalIndonesia[1][2]
Suhu penyajianHangat atau temperatur ruangan
Bahan utamaBeras yang dibuat di dalam kantong anyaman daun kelapa muda.
VariasiKetupat pulut, ketupat daun palas, lepet.
Energi makanan
(per porsi )
Semangkuk ketupat sayur memiliki sekitar 93 kalori[3] kkal
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Ketupat atau kupat adalah penganan dari bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa muda (janur), atau ada juga yang menggunakan daun palma. Hidangan ini berasal dari Indonesia, yang dalam perkembangannya menyebar ke negara lain, seperti; Brunei, Malaysia, Singapura, dan Thailand selatan. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.[4] Kupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran, dan Kupatan yang dilaksanakan seminggu setelah lebaran.[5][6][7][8]

Sejarah

Penjual Ketupat di Jakarta.

'Kupat' berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu ngaku lepat yang berarti 'mengakui kesalahan' atau laku papat (4 perilaku) yang juga melambangkan 4 sisi dari kupat, yaitu lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (dari kata Labur; putih, yang berarti 'bersih dari dosa-dosa').[9]

Kupat merupakan simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Kesultanan Demak pimpinan Raden Fatah awal abad ke-15. Bentuknya yang persegi empat bermakna "kiblat papat lima pancer," sebagai keseimbangan alam yakni 4 arah mata angin yang bertumpu pada satu pusat. Kupat pertama kali muncul di tanah Jawa, diperkenalkan oleh sunan kalijaga kepada masyarakat Jawa yang merupakan hasil perpaduan makan tradisional Tepo yang dibalut anyaman yang dapat ditemukan di Wengker sekitar Gunung Lawu. Sunan Kalijaga menjadikan kupat sebagai budaya dan filosofi Jawa.[10][11][12] Kupat umumnya disajikan pada saat Lebaran[13], Kupatan[14][15][16][17] dll. Dalam perkembangannya, panganan ini menyebar ke berbagai wilayah di Nusantara sebagai hidangan utama saat lebaran karena pengaruh Wali Songo dan murid-muridnya, seperti Malaysia yang dibawa prajurit Kesultanan Demak yang kemudian menetap di Semanjung Melayu.[18]

Bentuk

Ada 2 bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Tradisi adat dan Jenis

Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Magelang, Bandung, Tasikmalaya, Purbalingga), tahu masak (Banjarnegara, Banyumas, Kebumen, Cilacap), kupat gecot (Purbalingga), Tegal (kupat glabed, kupat bongkok, kupat blegong, kupat tahu petis), tahu kupat (surakarta), ketoprak (Purbalingga, Cirebon), katupat kandangan (Banjar), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan katupa), lotek, tipat cantok (Bali), serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong. Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Nama nama makanan kupat yang disajikan dalam acara tradisi adat, antara lain: Kupat Sumpil (Bentuknya segitiga dengan daun bambu sebagai bungkusnya), Kupat Sinta (menggunakan 4 helai janur, ujung janurnya keluar di dua sudut berseberangan), Kupat Luwer (menggunakan 2 helai janur, berbentuk persegi panjang seperti bata merah, helai janur keluar di kedua sudut), Ketupat Bawang (Berbentuk persegi empat, menggunakan 2 helai janur), Kupat Jago (menggunakan 8 helai janur, berbentuk segitiga sama kaki dengan ujung menjuntai di kanan kiri. Helaian janur di bagian atasnya lalu diikat. Biasanya hadir di syukuran empat bulanan), Kupat Tumpeng (Berbentuk mengerucut dengan dasar melebar, helai janur menjuntai di bagian yang runcing), Kupat Sidalungguh (menggunakan 3 helai janur, ketiga helai janur dikeluarkan dari sisinya), Kupat Sari (berbentuk segitiga sama sisi, ada helaian janur yg keluar di sudut kanan kirinya), Kupat Sidapurna (Berbentuk seperti huruf P terbalik. Salah satu sudutnya terdapat hiasan lipatan janur mirip pita. Bagian sudut bawahnya dilipat sebagai hiasan), Kupat Geleng (Berbentuk persigi panjang. Disemua sudutnya tidak keluar helaian janur, sehingga tampilannya terlihat sangat rapat), Kupat Bagea (Bentuknya hampir bundar dengan janur menjuntai di bagian atas. Anyamannya saling menyilang), Kupat Bebek (Bentuk bagian bawahnya sedikit membulat dengan ujungnya dibiarkan agak panjang dan miring ke atas, mirip mulut bebek), Kupat Pandawa (Bentuknya segitiga dengan ujung berupa 2 helai janur yang dikepang)

Nama-nama lokal

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Rianti, Angelina; Novenia, Agnes E.; Christopher, Alvin; Lestari, Devi; Parassih, Elfa K. (March 2018). "Ketupat as traditional food of Indonesian culture". Journal of Ethnic Foods. 5 (1): 4–9. doi:10.1016/j.jef.2018.01.001alt=Dapat diakses gratis. 
  2. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Kompas Sejarah Ketupat
  3. ^ "Calories in indonesian food ketupat sayur". My Fitness Pal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-03. Diakses tanggal 2019-06-03. 
  4. ^ Almario, Virgilio, et al. 2010. UP Diksiyonaryong Filipino, 2nd ed. Anvil: Pasig.
  5. ^ Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[1]
  6. ^ Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[2]
  7. ^ MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[3]
  8. ^ Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[4]
  9. ^ Filosofi Ketupat saat Idulfitri, Punya Makna Mendalam.[5]
  10. ^ Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[6]
  11. ^ Fadly. Rahman. Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia
  12. ^ Angelina. Rianti. Ketupat as Traditional Food of Indonesia
  13. ^ Idul Fitri Tak Lengkap Tanpa Lepet.[7]
  14. ^ Lebaran Ketupat, Tradisi Keislaman di Tanah Jawa yang Sarat Makna.[8]
  15. ^ Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa Seminggu setelah Lebaran.[9]
  16. ^ MEMAHAMI TRADISI KUPATAN MASYARAKAT JAWA DAN ISLAM KOSMOPOLITAN[10]
  17. ^ Sejarah Tradisi Kupatan Atau Lebaran Ketupat Pada Masyarakat Jawa.[11]
  18. ^ Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries : the Malay Annals of Semarang and Cerbon / translated and provided with comments by H.J. de Graaf and Th.G.Th. Pigeaud ; edited by M.C. Ricklefs.[12]