Lompat ke isi

Stasiun Bangil: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°35′56″S 112°46′42″E / 7.5989654°S 112.778365°E / -7.5989654; 112.778365
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ardy RfPas (bicara | kontrib)
k →‎Sejarah: penambahan keterangan pengoperasian KA Vlugge Vijf
Ardy RfPas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 51: Baris 51:
Stasiun Bangil diresmikan oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) ''Oosterlijnen'' pada 16 Mei 1878 bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Surabaya–Pasuruan, merupakan salah satu diantara jalur kereta api pertama yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Stasiun ini tergolong besar serta memiliki [[depo lokomotif]]. Setelah pembangunan jalur Surabaya–Pasuruan usai, SS juga memulai pembangunan jalur baru menuju Malang yang kemudian dibuka pada 20 Juli 1879.<ref>{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1925|place=Batavia}}</ref><ref>{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1925|place=Batavia}}</ref>
Stasiun Bangil diresmikan oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) ''Oosterlijnen'' pada 16 Mei 1878 bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Surabaya–Pasuruan, merupakan salah satu diantara jalur kereta api pertama yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Stasiun ini tergolong besar serta memiliki [[depo lokomotif]]. Setelah pembangunan jalur Surabaya–Pasuruan usai, SS juga memulai pembangunan jalur baru menuju Malang yang kemudian dibuka pada 20 Juli 1879.<ref>{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1925|place=Batavia}}</ref><ref>{{cite book|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië|author=Staatsspoorwegen|publisher=Burgerlijke Openbare Werken|year=1925|place=Batavia}}</ref>


Pada pembangunan jalur baru ke [[Kabupaten Malang|Malang]], selain berfungsi sebagai jalur penghubung dari daerah perkotaan (Surabaya dan sekitarnya) ke daerah destinasi wisata (terutama ke daerah [[Batu, Malang|Batu]]) dan tempat peristirahatan, jalur ini juga dikenal melewati daerah pegunungan dan memiliki medan yang memiliki banyak tanjakan, terutama di daerah Sengon dimana memiliki gradien tanjakan yang cukup curam. Pada awal beroperasinya, [[Staatsspoorwegen]] tidak memiliki armada lokomotif yang besar dan cukup kuat untuk melayani jalur ini. Maka, dibangunlah sebuah [[depo lokomotif]] yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan perbaikan lokomotif dari dan ke arah [[Malang]]. Selain itu, SS (singkatan dari [[Staatsspoorwegen]]) pada awalnya juga mendatangkan 12 armada loko uap buatan Fox, Walker & Co., [[Inggris]]. 7 diantaranya untuk jalur datar, sedangkan 5 sisanya untuk jalur pegunungan. Lalu, armada lokomotif SS300 dan SS400 ([[lokomotif C11]] dan [[Lokomotif C12|C12]]) buatan Hartmann, [[Jerman]] juga didatangkan untuk melengkapi armada lokomotif dari dan ke arah Malang.<ref>{{Cite book|last=Reitsma|first=S.A.|date=1925|title=Gedenkboek der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlansch Indie 1875-1925|location=Weltevreden (Batavia)|publisher=Topografische Inrichting|url-status=live}}</ref> Lambat laun, akhirnya depo lokomotif Bangil menjadi tempat pemberhentian armada lokomotif besar dan kuat, seperti lokomotif mallet seri SS500 ([[lokomotif CC10]]) dan beberapa jenis lokomotif kereta api ekspress seperti SS1000 ([[lokomotif C53]]), SS800 "''Javanic"'' ([[lokomotif F10]]) yang merupakan armada loko mutasi dari jalur pegunungan Jawa Barat, kemudian SS1100 dan SS1300 ([[Lokomotif C27|C27]] dan [[Lokomotif C28|C28]]). Sejak tahun 1934, SS menghadirkan layanan kereta api ekspres untuk menghubungkan perkotaan ([[Kota Surabaya|Surabaya]]) ke daerah peristirahatan di [[Malang Raya|Malang]] bernama ''Vlugge Vijf'' (Cepat Lima). Pada awalnya, kereta api ini menempuh perjalanan sekitar 4 jam untuk sekali perjalanan, kemudian waktu tempuh perjalanan dipangkas hingga 2,5 jam saat dihela lokomotif seri SS800. Lalu pada akhirnya, waktu tempuh perjalanannya dapat ditembus hanya dalam waktu 1 jam 15 menit (75 menit) disaat hadirnya armada lokomotif ekspres andalan seri SS1300 ([[lokomotif C28]]), disamping keberadaan jalur ''double-track'' dari Surabaya – Porong, pemasangan traksi ganda dari dipo lokomotif stasiun ini (untuk perjalanan ke arah Malang) juga taspat disepanjang jalur KA ini yang ditingkatkan mencapai 90 km/jam pada akhir 1930-an.<ref>{{Cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|date=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|location=Deventer- Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.|isbn=9020115200|url-status=live}}</ref>
Pada pembangunan jalur baru ke [[Kabupaten Malang|Malang]], selain berfungsi sebagai jalur penghubung dari daerah perkotaan (Surabaya dan sekitarnya) ke daerah destinasi wisata (terutama ke daerah [[Batu, Malang|Batu]]) dan tempat peristirahatan, jalur ini juga dikenal melewati daerah pegunungan dan memiliki medan yang memiliki banyak tanjakan, terutama di daerah Sengon dimana memiliki gradien tanjakan yang cukup curam. Pada awal beroperasinya, [[Staatsspoorwegen]] tidak memiliki armada lokomotif yang besar dan cukup kuat untuk melayani jalur ini. Maka, dibangunlah sebuah [[depo lokomotif]] yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan perbaikan lokomotif dari dan ke arah [[Malang]]. Selain itu, SS (singkatan dari [[Staatsspoorwegen]]) pada awalnya juga mendatangkan 12 armada loko uap buatan Fox, Walker & Co., [[Inggris]]. 7 diantaranya untuk jalur datar, sedangkan 5 sisanya untuk jalur pegunungan. Lalu, armada lokomotif SS300 dan SS400 ([[lokomotif C11]] dan [[Lokomotif C12|C12]]) buatan Hartmann, [[Jerman]] juga didatangkan untuk melengkapi armada lokomotif dari dan ke arah Malang.<ref>{{Cite book|last=Reitsma|first=S.A.|date=1925|title=Gedenkboek der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlansch Indie 1875-1925|location=Weltevreden (Batavia)|publisher=Topografische Inrichting|url-status=live}}</ref> Lambat laun, akhirnya depo lokomotif Bangil menjadi tempat pemberhentian armada lokomotif besar dan kuat, seperti lokomotif mallet seri SS500 ([[lokomotif CC10]]) dan beberapa jenis lokomotif kereta api ekspress seperti SS1000 ([[lokomotif C53]]), SS800 "''Javanic"'' ([[lokomotif F10]]) yang merupakan armada loko mutasi dari jalur pegunungan Jawa Barat, kemudian SS1100 dan SS1300 ([[Lokomotif C27|C27]] dan [[Lokomotif C28|C28]]). Sejak tahun 1934, SS menghadirkan layanan kereta api ekspres untuk menghubungkan perkotaan ([[Kota Surabaya|Surabaya]]) ke daerah peristirahatan di [[Malang Raya|Malang]] bernama ''Vlugge Vijf'' (Cepat Lima). Pada awalnya, kereta api ini menempuh perjalanan sekitar 4 jam untuk sekali perjalanan, kemudian waktu tempuh perjalanan dipangkas hingga 2,5 jam saat dihela lokomotif seri SS800. Lalu pada akhirnya, waktu tempuh perjalanannya dapat ditembus hanya dalam waktu 1 jam 15 menit (75 menit) disaat hadirnya armada lokomotif ekspres andalan seri SS1300 ([[lokomotif C28]]), disamping keberadaan [[jalur ganda]] dari Surabaya – Porong, pemasangan [[traksi ganda]] dari dipo lokomotif stasiun ini (untuk menaklukkan jalur curam ke Malang) juga taspat disepanjang jalur KA ini yang ditingkatkan mencapai 90 km/jam pada akhir 1930-an.<ref>{{Cite book|last=Oegema|first=J.J.G.|date=1982|title=De Stoomtractie op Java en Sumatra|location=Deventer- Antwerpen|publisher=Kluwer Technische Boeken B.V.|isbn=9020115200|url-status=live}}</ref>
[[File:Locomotief van de Staatsspoorwegen op Java, KITLV 32563.tiff|jmpl|kiri|Lokomotif ekspres seri SS1300 (sebelum dipasang smoke deflector) yang kemudian menjadi C28]]
[[File:Locomotief van de Staatsspoorwegen op Java, KITLV 32563.tiff|jmpl|kiri|Lokomotif ekspres seri SS1300 (sebelum dipasang smoke deflector) yang kemudian menjadi C28]]
Stasiun ini juga pernah terhubung dengan jalur ke arah Pandaan – Japanan milik [[Modjokerto Stoomtram Maatschappij]] (MSM) untuk pengangkutan barang diantaranya gula dari pabrik-pabrik gula yang beroperasi disana di sebelah selatan emplasemen stasiun yang dibuka pada tanggal 4 Mei 1919. Jalur ini juga pernah mengalami perpindahan dari jalur lama yang diresmikan pada tanggal 18 September 1899<ref>{{Cite book|last=Weijerman|first=A.W.E.|date=1904|title=Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië|publisher=Javasche Boekhandel & Drukkerij|url-status=live}}</ref>, sebagai imbas proyek lanjutan MSM berupa jalur yang terhubung ke PG.Sumberredjo di sebelah utara yang seharusnya juga dibangun namun tidak kunjung dieksekusi karena jalur ini dianggap kurang menguntungkan bagi MSM hingga pada akhirnya pembangunan jalur ke PG.Sumberredjo diambil alih oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) dan jalur MSM yang awalnya dari jalur satu dipindah ke sebelah selatan.<ref>{{Cite book|last=Reitsma|first=S.A.|date=1920|title=Indische spoorweg-politiek|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk PG.Sumberredjo sendiri tutup disekitar tahun 1932/1933 disusul oleh PG.Pandaan dan PG.Japanan sebagai imbas dari [[Depresi Besar]], kemudian kompleks PG.Sumberredjo diakuisisi oleh ''NV.Textielfabriek en Handelsmaatschappij Kantjil Mas'' dan berubah nama menjadi Pabrik Tekstil Kantjil Mas.
Stasiun ini juga pernah terhubung dengan jalur ke arah Pandaan – Japanan milik [[Modjokerto Stoomtram Maatschappij]] (MSM) untuk pengangkutan barang diantaranya gula dari pabrik-pabrik gula yang beroperasi disana di sebelah selatan emplasemen stasiun yang dibuka pada tanggal 4 Mei 1919. Jalur ini juga pernah mengalami perpindahan dari jalur lama yang diresmikan pada tanggal 18 September 1899<ref>{{Cite book|last=Weijerman|first=A.W.E.|date=1904|title=Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië|publisher=Javasche Boekhandel & Drukkerij|url-status=live}}</ref>, sebagai imbas proyek lanjutan MSM berupa jalur yang terhubung ke PG.Sumberredjo di sebelah utara yang seharusnya juga dibangun namun tidak kunjung dieksekusi karena jalur ini dianggap kurang menguntungkan bagi MSM hingga pada akhirnya pembangunan jalur ke PG.Sumberredjo diambil alih oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) dan jalur MSM yang awalnya dari jalur satu dipindah ke sebelah selatan.<ref>{{Cite book|last=Reitsma|first=S.A.|date=1920|title=Indische spoorweg-politiek|publisher=Landsdrukkerij|url-status=live}}</ref> Sedangkan untuk PG.Sumberredjo sendiri tutup disekitar tahun 1932/1933 disusul oleh PG.Pandaan dan PG.Japanan sebagai imbas dari [[Depresi Besar]], kemudian kompleks PG.Sumberredjo diakuisisi oleh ''NV.Textielfabriek en Handelsmaatschappij Kantjil Mas'' dan berubah nama menjadi Pabrik Tekstil Kantjil Mas.

Revisi per 28 April 2023 16.24

Stasiun Bangil
SP17T09PD09

Tampak depan Stasiun Bangil, 2020
Lokasi
Koordinat7°35′56″S 112°46′42″E / 7.5989654°S 112.778365°E / -7.5989654; 112.778365
Ketinggian+9 m
Operator
Letak
Jumlah peron5 (satu peron sisi yang agak tinggi, satu peron pulau yang cukup tinggi, dan tiga peron pulau yang rendah)
Jumlah jalur8
LayananArjuno Ekspres (jadwal pagi, arah Surabaya), Jayabaya, Ranggajati, Wijayakusuma, Mutiara Timur, Blambangan Ekspres, Logawa, Sri Tanjung, Tawang Alun, Probowangi, Penataran, Tumapel, Lokal Pasuruan, Komuter, dan KA ketel/angkutan BBM
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 219: Jalur tidak dikenal "SuSi".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Bangil (BG) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Pogar, Bangil, Pasuruan. Stasiun ini merupakan stasiun paling timur di Daerah Operasi VIII Surabaya lintas Bangil–Sidoarjo sekaligus merupakan stasiun aktif paling barat di Kabupaten Pasuruan. Ke arah timur dari stasiun ini terdapat jalur percabangan menuju Probolinggo dan Malang.

Ke arah timur sebelum Stasiun Pasuruan, terdapat Stasiun Kraton kini sudah dinonaktifkan karena jarak antarstasiun yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Pasuruan. Sementara itu, ke arah barat sebelum Stasiun Porong, terdapat Stasiun Gununggangsir yang juga sudah tidak aktif karena memiliki tingkat pemasukan yang rendah.

Stasiun ini merupakan stasiun utama di Kabupaten Pasuruan sehingga dijadikan stasiun pemberhentian bagi sebagian besar kereta api.

Sejarah

Stasiun Bangil diresmikan oleh Staatsspoorwegen (SS) Oosterlijnen pada 16 Mei 1878 bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api Surabaya–Pasuruan, merupakan salah satu diantara jalur kereta api pertama yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Stasiun ini tergolong besar serta memiliki depo lokomotif. Setelah pembangunan jalur Surabaya–Pasuruan usai, SS juga memulai pembangunan jalur baru menuju Malang yang kemudian dibuka pada 20 Juli 1879.[3][4]

Pada pembangunan jalur baru ke Malang, selain berfungsi sebagai jalur penghubung dari daerah perkotaan (Surabaya dan sekitarnya) ke daerah destinasi wisata (terutama ke daerah Batu) dan tempat peristirahatan, jalur ini juga dikenal melewati daerah pegunungan dan memiliki medan yang memiliki banyak tanjakan, terutama di daerah Sengon dimana memiliki gradien tanjakan yang cukup curam. Pada awal beroperasinya, Staatsspoorwegen tidak memiliki armada lokomotif yang besar dan cukup kuat untuk melayani jalur ini. Maka, dibangunlah sebuah depo lokomotif yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan perbaikan lokomotif dari dan ke arah Malang. Selain itu, SS (singkatan dari Staatsspoorwegen) pada awalnya juga mendatangkan 12 armada loko uap buatan Fox, Walker & Co., Inggris. 7 diantaranya untuk jalur datar, sedangkan 5 sisanya untuk jalur pegunungan. Lalu, armada lokomotif SS300 dan SS400 (lokomotif C11 dan C12) buatan Hartmann, Jerman juga didatangkan untuk melengkapi armada lokomotif dari dan ke arah Malang.[5] Lambat laun, akhirnya depo lokomotif Bangil menjadi tempat pemberhentian armada lokomotif besar dan kuat, seperti lokomotif mallet seri SS500 (lokomotif CC10) dan beberapa jenis lokomotif kereta api ekspress seperti SS1000 (lokomotif C53), SS800 "Javanic" (lokomotif F10) yang merupakan armada loko mutasi dari jalur pegunungan Jawa Barat, kemudian SS1100 dan SS1300 (C27 dan C28). Sejak tahun 1934, SS menghadirkan layanan kereta api ekspres untuk menghubungkan perkotaan (Surabaya) ke daerah peristirahatan di Malang bernama Vlugge Vijf (Cepat Lima). Pada awalnya, kereta api ini menempuh perjalanan sekitar 4 jam untuk sekali perjalanan, kemudian waktu tempuh perjalanan dipangkas hingga 2,5 jam saat dihela lokomotif seri SS800. Lalu pada akhirnya, waktu tempuh perjalanannya dapat ditembus hanya dalam waktu 1 jam 15 menit (75 menit) disaat hadirnya armada lokomotif ekspres andalan seri SS1300 (lokomotif C28), disamping keberadaan jalur ganda dari Surabaya – Porong, pemasangan traksi ganda dari dipo lokomotif stasiun ini (untuk menaklukkan jalur curam ke Malang) juga taspat disepanjang jalur KA ini yang ditingkatkan mencapai 90 km/jam pada akhir 1930-an.[6]

Lokomotif ekspres seri SS1300 (sebelum dipasang smoke deflector) yang kemudian menjadi C28

Stasiun ini juga pernah terhubung dengan jalur ke arah Pandaan – Japanan milik Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) untuk pengangkutan barang diantaranya gula dari pabrik-pabrik gula yang beroperasi disana di sebelah selatan emplasemen stasiun yang dibuka pada tanggal 4 Mei 1919. Jalur ini juga pernah mengalami perpindahan dari jalur lama yang diresmikan pada tanggal 18 September 1899[7], sebagai imbas proyek lanjutan MSM berupa jalur yang terhubung ke PG.Sumberredjo di sebelah utara yang seharusnya juga dibangun namun tidak kunjung dieksekusi karena jalur ini dianggap kurang menguntungkan bagi MSM hingga pada akhirnya pembangunan jalur ke PG.Sumberredjo diambil alih oleh Staatsspoorwegen (SS) dan jalur MSM yang awalnya dari jalur satu dipindah ke sebelah selatan.[8] Sedangkan untuk PG.Sumberredjo sendiri tutup disekitar tahun 1932/1933 disusul oleh PG.Pandaan dan PG.Japanan sebagai imbas dari Depresi Besar, kemudian kompleks PG.Sumberredjo diakuisisi oleh NV.Textielfabriek en Handelsmaatschappij Kantjil Mas dan berubah nama menjadi Pabrik Tekstil Kantjil Mas.

Fasad bangunan ini mirip seperti Stasiun Kertosono dimana bangunan utama stasiun saat ini sudah tidak terlihat asli, kecuali pada bagian kanopi dan depo lokomotif yang kini sudah tidak digunakan. Dalam beberapa catatan sejarah, bangunan utama yang asli Stasiun Bangil telah dijatuhi bom melalui serangan udara sebagai dampak serangkaian Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948 di wilayah Pasuruan–Sidoarjo. Kemungkinan besar stasiun ini telah dibangun ulang oleh Djawatan Kereta Api (DKA) setelah Agresi sehingga stasiun ini kembali beroperasi pada tahun berikutnya.[9][10]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Bangil dilihat dari arah barat, beserta emplasemen
Peron Stasiun Bangil ke arah barat (Surabaya) pada malam hari

Stasiun Bangil memiliki delapan jalur kereta api ditambah dua jalur menuju gudang yang terletak di sebelah barat daya stasiun. Jalur 2 adalah sepur lurus dari dan ke arah timur (JemberBanyuwangi), jalur 3 adalah sepur lurus arah selatan (MalangBlitarKertosono) dan barat (Surabaya), serta jalur 6–8 merupakan jalur parkir rangkaian KA angkutan BBM.

Dari emplasemen stasiun terdapat percabangan menuju Pandaan, yang sudah dinonaktifkan bersamaan dengan penonaktifan seluruh jalur kereta api Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) pada tahun 1969. Jalur tersebut digunakan untuk angkutan barang, yang kemudian menyambung dengan Japanan. Di sebelah barat emplasemen stasiun ini terdapat sebuah depo lokomotif. Di belakang depo tersebut terdapat stasiun singgah bagi kereta api milik MSM.

Per Mei 2010, sistem persinyalan stasiun ini telah diganti dengan sistem persinyalan elektrik berbasis kontrol logika terprogram (Programmable Logic Controller, PLC) buatan Len Industri, yaitu Sistem Interlocking Len generasi ke-2 (SIL-02).[11]

Insiden

Pada 12 Mei 2006, seorang wanita—diduga mengalami gangguan jiwa—memasuki lokomotif CC201 79R yang menarik 23 gerbong ketel BBM tujuan Malang saat masinis turun di Stasiun Bangil.[12] Masinis tersebut turun dari lokomotif untuk koordinasi pembagian rangkaian gerbong menjadi lima rangkaian. Pada saat itulah, wanita tersebut masuk ke dalam lokomotif dan menjalankan kereta ke arah Surabaya, tetapi wanita tersebut tidak mampu mengendalikan lokomotif. Begitu KA akan memasuki Stasiun Sidotopo, kereta itu ditahan sehingga rangkaian gerbong ketel tersebut anjlok semua. Delapan gerbong berisi bahan bakar bensin premium dan satu gerbong berisi bahan bakar solar terguling dan tumpah. Pada akhirnya, wanita tersebut ditangkap petugas setempat. Diduga wanita tersebut mengalami gangguan jiwa karena memberikan jawaban tidak masuk akal saat diinterogasi.[13]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Jalur Nama kereta api Kelas Tujuan akhir Keterangan
Lintas utara Jawa Blambangan Ekspres Eksekutif dan ekonomi Semarang Tawang Via Surabaya Pasarturi
Ketapang
Lintas tengah Jawa Arjuno Ekspres Eksekutif Surabaya Gubeng Hanya jadwal pagi

Dijalankan pada hari tertentu


Jayabaya Eksekutif dan ekonomi Malang Via Surabaya Pasarturi
Jakarta Pasar Senen
Lintas selatan Jawa Ranggajati Eksekutif dan bisnis Cirebon
Jember
Wijayakusuma Eksekutif dan ekonomi premium Cilacap
Ketapang
Mutiara Timur Eksekutif dan ekonomi Yogyakarta

Dijalankan pada hari tertentu


Ketapang
Logawa Bisnis dan ekonomi Purwokerto
Jember
Sri Tanjung Ekonomi Lempuyangan
Ketapang
Lintas timur Jawa Probowangi Surabaya Gubeng
Ketapang
Tawang Alun Malang Kotalama
Ketapang

Lokal

Nama kereta api Tujuan akhir Keterangan
Penataran Surabaya (Gubeng atau Kota) Via Malang
Blitar
Tumapel Surabaya Kota
Malang
Lokal Pasuruan Surabaya Kota
Pasuruan
Komuter Surabaya Kota
Bangil

Barang

KA ketel/angkutan BBM, tujuan Benteng dan Malang Kotalama

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1925). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ Staatsspoorwegen (1925). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Ned. Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  5. ^ Reitsma, S.A. (1925). Gedenkboek der Staatsspoor en Tramwegen in Nederlansch Indie 1875-1925. Weltevreden (Batavia): Topografische Inrichting. 
  6. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Deventer- Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. ISBN 9020115200. 
  7. ^ Weijerman, A.W.E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel & Drukkerij. 
  8. ^ Reitsma, S.A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  9. ^ Sejarah perkeretaapian Indonesia. Tim Telaga Bakti Nusantara., Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. 1997-. ISBN 979-665-168-8. OCLC 38139980. 
  10. ^ Sudarno (1993). Sejarah pemerintahan militer dan peran pamong praja di Jawa Timur selama perjuangan fisik, 1945-1950. Jakarta: Balai Pustaka. 
  11. ^ "Prestasi Len Dalam Persinyalan Kereta Api | PT Len Industri (Persero)". www.len.co.id. Diakses tanggal 2019-08-07. 
  12. ^ "Surabaya Heboh, Wanita Gila Larikan 23 Gerbong Kereta Api". detikcom. Diakses tanggal 2019-12-03. 
  13. ^ Mei 2006, Liputan612; Wib, 14:39. "Dimasinisi Wanita Gila, Kereta BBM Terguling". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-04-23. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Terminus Bangil–Kalisat Kraton
ke arah Kalisat
Gununggangsir
ke arah Wonokromo
Wonokromo–Bangil Terminus
Wonokerto
ke arah Kertosono
Kertosono–Bangil
Sidowayah
ke arah Japanan
Japanan–Bangil
eks-Modjokerto Stoomtram Maatschappij
turun di belakang Depo Lokomotif Bangil SS