Partai Nasional Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
→‎Masa Indonesia: #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Baris 29: Baris 29:


=== Penangkapan para tokoh pentingnya ===
=== Penangkapan para tokoh pentingnya ===
Namun PNI dianggap membahayakan [[Belanda]] karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan. AkhirnyaPemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI di [[Yogyakarta]] pada tanggal [[24 Desember]] [[1929]]. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal [[29 Desember]] [[1929]]. Tokoh-tokoh yang ditangkap antara lain Soekarno, [[Gatot Mangkupraja]], [[Soepriadinata]] dan [[Maskun Sumadiredja]]
Namun PNI dianggap membahayakan [[Belanda]] karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI di [[Yogyakarta]] pada tanggal [[24 Desember]] [[1929]]. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal [[29 Desember]] [[1929]]. Tokoh-tokoh yang ditangkap antara lain Soekarno, [[Gatot Mangkupraja]], [[Soepriadinata]] dan [[Maskun Sumadiredja]]


Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal [[18 Agustus]] [[1930]]. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara [[Sukamiskin]], Bandung.<ref name="pergerakan">[http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-sri%20pangestu.pdf "Pergerakan Nasional Indonesia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928043656/http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-sri%20pangestu.pdf |date=2007-09-28 }}, ''Sri Pangestri Dewi Murni - Jurusan Sejarah Fakultas Sastra [[USU]]'', 2005</ref> Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato ''[[s:Indonesia Menggugat|Indonesia Menggugat]]'' dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal [[18 Agustus]] [[1930]]. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara [[Sukamiskin]], Bandung.<ref name="pergerakan">[http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-sri%20pangestu.pdf "Pergerakan Nasional Indonesia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070928043656/http://library.usu.ac.id/download/fs/sejarah-sri%20pangestu.pdf |date=2007-09-28 }}, ''Sri Pangestri Dewi Murni - Jurusan Sejarah Fakultas Sastra [[USU]]'', 2005</ref> Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato ''[[s:Indonesia Menggugat|Indonesia Menggugat]]'' dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.

Revisi per 24 Mei 2023 03.14

Partai Nasional Indonesia
Ketua umumSoekarno
PendiriSoekarno (Ketua)
Tjipto Mangoenkoesoemo
Mr. Budhyarto Martoatmodjo
Iskak Tjokroadisurjo (Sekretaris/Bendahara)
Samsi Sastrawidagda (Anggota)
Sartono (Anggota)
Sunario Sastrowardoyo (Anggota)
Ir. Anwari (Anggota)
Dibentuk4 Juli 1927 (1927-07-04)
Dibubarkan10 Januari 1973 (1973-01-10)
Digabungkan denganPartai Demokrasi Indonesia
Diteruskan olehPartai Demokrasi Indonesia Perjuangan
IdeologiNasionalisme Indonesia
Pancasila
Marhaenisme
Anti-imperialisme

Partai Nasional Indonesia (PNI) adalah partai politik nasionalis di Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. PNI didirikan oleh Presiden Pertama RI Soekarno sebelum kemerdekaan. Setelah kemerdekaan PNI baru memasok sejumlah perdana menteri, dan berpartisipasi dalam sebagian besar kabinet pada 1950-an dan 1960-an. Namun Partai ini dilebur secara paksa menjadi Partai Demokrasi Indonesia pada tahun 1973 oleh Presiden Kedua RI Soeharto. [note 1]

Masa Hindia Belanda

Pembentukan Perserikatan Nasional Indonesia

Propaganda PNI pada tahun 1920-an
Foto para pendiri PNI yang merupakan arsip dari gedung Museum Sumpah Pemuda.

Pada tanggal tanggal 4 Juli 1927 didirikan sebuah perserikatan bernama Perserikatan Nasional Indonesia di Bandung. Para tokoh pendirinya ialah para tokoh nasional seperti Tjipto Mangunkusumo, Sartono, Iskaq Tjokrohadisuryo dan Sunaryo.[2] Selain itu, anggota Algemeene Studie Club (ASC) turut bergabung dengan perserikatan ini melalui pernyataan yang disampaikan oleh Soekarno setelah deklarasi pendirian.[3] Pada tahun 1928, Perserikatan Nasional Indonesia berganti nama menjadi Partai Nasional Indonesia.

Penangkapan para tokoh pentingnya

Namun PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan. Akhirnya Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta pada tanggal 24 Desember 1929. Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929. Tokoh-tokoh yang ditangkap antara lain Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinata dan Maskun Sumadiredja

Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili di pengadilan Belanda maka para tokoh ini dimasukkan dalam penjara Sukamiskin, Bandung.[4] Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato Indonesia Menggugat dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.

Pergantian kepemimpinan

Pimpinan PNI, Ir. Soekarno diganti oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931.[4] Moh. Hatta yang tidak setuju pembentukan Partai Indonesia akhirnya membentuk PNI-Baru atau Pendidikan Nasional Indonesia. Ir. Soekarno bergabung dengan Partindo. [note 2] Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933 sampai dengan 1942. Lalu pada tahun 1934, Moh. Hatta dan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan 1942.

Masa Indonesia

PNI ikut serta dalam Pemilihan Umum legislatif Indonesia 1955 yang diadakan dalam dua tahap pada bulan September untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, dan Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilihan umum ini diikuti sebanyak 29 partai politik. Hasil pemilihan ini memenangkan PNI sebagai lima besar yang disusul oleh Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam Indonesia.[5]

Lalu pada tahun 1973, PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia[note 3] PNI didirikan kembali pada tahun 1998 dan dipimpin oleh Supeni, mantan Duta besar keliling Indonesia.[butuh rujukan]PNI menjadi peserta pemilu 1999.[butuh rujukan]PNI berubah nama menjadi PNI Marhaenisme pada tahun 2002 dan diketuai oleh Sukmawati Soekarnoputri, anak dari Soekarno.[butuh rujukan]

Tokoh

Partai Penerus

Lihat pula

Pranala luar

Catatan

  1. ^ Adam Malik dalam buku ini menjelaskan bahwa dipilihnya tanggal 4 Juli itu bukan merupakan sebuah kebetulan akan tetapi lebih berkaitan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat yang mana sejarah mencatat bahwa proklamasi kemerdekaan Amerika berlangsung pada tanggal 4 Juli 1776 di Philadelpia dan pidato Soekarno pada Sidang Umum PBB ke-XV tanggal 30 September 1960 dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New)[1]
  2. ^ Tujuan pokok Partindo sama dengan PNI-Lama, yaitu mencapai Indonesia merdeka dengan menjalan kan politik non-kooperasi terhadap pemerintahan Belanda. Tindakan Sartono ini mendapat reaksi keras dari anggota PNI-Lama, di antaranya Hatta dan Sutan Sjahrir, serta golongan yang tidak menyetujui dengan pembubaran ini. Mereka membentuk Golongan Merdeka dan menjadi organisasi baru bernama Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru). Partindo dan PNI-baru bersaing dalam memperoleh simpati rakyat.
  3. ^ Salah satu cara rezim Orde Baru mengkontrol partai politik dalam pluralitas demokrasi melalui penyederhanaan seluruh golongan sosial politik menjadi tiga partai di Indonesia. Hal ini kemudian dilegitimasi melalui keluarnya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1975 tentang Partai Politik dan Golkar.

Referensi

  1. ^ Malik, Adam (1982). Mengabdi republik, Gunung Agung. 
  2. ^ "Riwayat Berdirinya PNI". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia. 2016-07-15. Diakses tanggal 2021-07-27. 
  3. ^ Rahman, M. A., dkk. (2008). Sumpah Pemuda: Latar Sejarah dan Pengaruhnya pada Pergerakan Nasional (PDF). Jakarta: Museum Sumpah Pemuda. hlm. 50. ISBN 979-98998-2-6. 
  4. ^ a b "Pergerakan Nasional Indonesia" Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine., Sri Pangestri Dewi Murni - Jurusan Sejarah Fakultas Sastra USU, 2005
  5. ^ Miaz, Yalvema (2012). Tim Editor UNP Press, ed. Partisipasi Politik: Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi (PDF). Padang: UNP Press. hlm. 4. ISBN 978-602-8819-65-7. 

Sumber

  • Bambang Setiawan & Bestian Nainggolan (Eds) (2004) Partai-Partai Politik Indonesia: Ideologi dan Program 2004-2009 (Indonesian Political Parties: Ideologies and Programs 2004-2009 Kompas ISBN 979-709-121-X (Indonesia)
  • Evans, Kevin Raymond, (2003) The History of Political Parties & General Elections in Indonesia, Arise Consultancies, Jakarta, ISBN 979-97445-0-4
  • Gosnell, Harold F. (1958) Indonesians Go to the Polls: The Parties and their Stand on Constitutional Issues in Midwest Journal of Political Science
  • Kahin, George McTurnan (1970), Nationalism and Revolution in Indonesia, Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
  • Liddle, R. William, The 1977 Indonesian and New Order Legitimacy, South East Asian Affairs 1978, Translation published in Pemilu-Pemilu Orde Baru, LP3ES, Jakarta, ISBN 979-8015-88-6 (Indonesia)
  • Ricklefs, M.C. (1982), A History of Modern Indonesia, Macmillan Southeast Asian reprint, ISBN 0-333-24380-3