Lompat ke isi

Prasasti Dong Yen Chau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 25: Baris 25:
{{Col-3}}
{{Col-3}}
'''Transliterasi'''<ref name="Thurgood 1999 3"/>
'''Transliterasi'''<ref name="Thurgood 1999 3"/>
:''Siddham! Ni yang nāga punya putauv.
:''Siddham! Ni yang nāga punyo putauv.
:''Ya urāng sepuy di ko, kurun ko jemā labuh nari svarggah.
:''Ya urāng sepuy di ko, kurun ko jemā labuh nari svarggah.
:''Ya urāng paribhū di ko, kurun saribu thun davam di naraka, dengan tijuh kulo ko.
:''Ya urāng paribhū di ko, kurun saribu thun davam di naraka, dengan tijuh kulo ko.

Revisi per 18 November 2023 05.23

Prasasti Đông Yên Châu
Bahan bakuBatu
Sistem penulisanAksara Brahmik Kuno[1]
Dibuatkira-kira 350 M[2]
Ditemukan1936;
88 tahun lalu
 (1936)
Trà Kiệu barat laut (dekat Indrapura), Vietnam Prancis[3]
BahasaCham Kuno

Prasasti Dong Yen Chau[4][5] adalah prasasti berbahasa Melayu purba yang ditulis dalam aksara Brahmi Selatan Kuno,[6] yang ditemukan pada tahun 1936 di Đông Yen Châu, barat laut dari Trà Kiệu, tak jauh dari ibu kota lama Kerajaan Champa di Indrapura, yang saat ini termasuk wilayah negara Vietnam.[7] Prasasti ini ditulis dalam bentuk prosa, yang merupakan prasasti tertua dalam bahasa Cham, serta memperlihatkan adat kepercayaan dari orang-orang Cham zaman dahulu di kerajaan Champa.[5][8] Meskipun tidak bertanggal, ungkapan yang digunakan mirip dengan yang digunakan pada prasasti bertanggal dalam bahasa Sanskerta yang dikeluarkan oleh Raja Bhadravarman I dari dinasti kedua Champa, yang memerintah pada akhir abad ke-4 Masehi.[9] Isi prasasti adalah mantra seruan untuk menghormati 'naga suci kepunyaan raja', yang besar kemungkinan dipercayai sebagai hewan suci pelindung dari suatu mata air atau sumur. Penggunaan teks bahasa sehari-hari ini menunjukkan, bahwa pada abad ke-4, daerah yang sekarang merupakan Vietnam bagian tengah dihuni oleh populasi masyarakat yang berbahasa Austronesia.[7][10] Bukti-bukti monumen dan palaeografi juga menunjukkan bahwa agama Hindu adalah sistem kepercayaan yang dominan saat itu.[7][10]

Kemiripan tata bahasa dan kosakata yang digunakan dalam prasasti ini dengan prasasti-prasasti berbahasa Melayu,[11] menyebabkan beberapa peneliti berpendapat bahwa peninggalan ini dapat dipandang sebagai contoh tertua bentuk bahasa Melayu Kuno;[12][13][14] yang bahkan lebih tua tiga abad daripada prasasti terawal Sriwijaya yang ditemukan di Sumatra bagian tenggara.[11] Namun, sebagian besar peneliti berpendapat bahwa prasasti ini ditulis dalam bahasa Cham Kuno.[5] Kesamaan tata bahasa dan kosakata dasar tidak mengherankan,[11] karena bahasa Chamik dan Melayik berkaitan erat dan merupakan dua subkelompok dari kelompok rumpun bahasa Malayik-Chamik,[15] sebagai cabang rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari keluarga bahasa Austronesia.

Teks prasasti

Bahasa yang dipergunakan dalam prasasti secara tata bahasa dan kosa katanya tidak terlalu berbeda dengan bahasa Cham dan Melayu modern. Kemiripan dengan tata bahasa Cham dan Melayu modern terlihat misalnya pada penggunaan penanda relatif yang dan ya, pemakaian kata dengan dan penanda lokatif di, sintaksis pada kalimat ekuatif Ni yang naga punya putauv yang artinya "inilah naga suci kepunyaan raja", pemakaian penanda genitif punya, dan lain-lain. Pengaruh India tampak pada terminologi Sanskerta Siddham, sebuah mantra seruan yang sering digunakan untuk keberuntungan; nāga "ular, naga"; svarggah "syurga", paribhū "menghina", naraka "neraka", dan kulo "keluarga".[16] Teks prasasti itu sendiri, yang berhubungan dengan sebuah sumur di dekat Indrapura, cukup singkat namun secara kebahasaan memperlihatkan sbb.:

Dong Yen Chau Proto-Chamic Melayu - Indonesia Inggris Catatan
ni *inĭ, *inɛy ini this Bentuk ringkas ni masih ada. Dari Proto-Austronesia *i-ni.
nāga naga serpent/dragon Dari Sanskerta नाग (nāga).
punya punya possess
urāng *ʔuraːŋ orang person/people
putavu *pataw,

*pɔtaw

raja king
labuh *labuh labuh to drop
nari dari from
svarggah syurga / surga heaven Dari Sanskerta स्वर्ग (svarga).
saribu *saribɔw seribu one thousand
thun *thun tahun year Dari Proto-Melayu-Polynesia *taqun.
davam diam to stay/remain Juga berarti 'hening'.
di *dĭ di in
naraka neraka hell Dari Sanskerta नरक (naraka).
dengan *dəŋan dengan with Dari Proto-Melayu-Polynesia *deŋan.
tijuh *tujuh tujuh seven
kulo keluarga family Dari Sanskerta कुल (kula, keluarga; klan).

Lihat pula

Referensi

  1. ^ O'Reilly 2014, hlm. 18.
  2. ^ Thurgood 1999, hlm. 3.
  3. ^ Coedès 1968, hlm. 48.
  4. ^ Ngọc Chừ Mai: Văn hóa Đông Nam Á. Đại học quốc gia Hà Nội, 1999, p. 121; Anne-Valérie Schweyer: Viêt Nam: histoire, arts, archéologie. Olizane, 2011, p. 424.
  5. ^ a b c Griffiths, Arlo. "Early Indic Inscriptions of Southeast Asia". Academia.edu. Diakses tanggal 20 January 2015. 
  6. ^ O'Reilly 2014, hlm. 18
  7. ^ a b c Coedès 1968, hlm. 48
  8. ^ O'Reilly 2006, hlm. 134–135
  9. ^ Marrison 1975, hlm. 52–59
  10. ^ a b Bellwood & Glover 2004, hlm. 48
  11. ^ a b c d e Thurgood 1999, hlm. 3
  12. ^ Abdul Rashid Melebek & Amat Juhari Moain 2004, hlm. 27
  13. ^ Abdul Rahman Al-Ahmadi 1991, hlm. 16
  14. ^ Arkib Negara Malaysia 2014, hlm. 3
  15. ^ "Malayo-Chamic", ethnologue.com
  16. ^ Thurgood 1999, hlm. 3–4

Bahan bacaan