Muhammad Sholeh dari Banten: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
| education = |
| education = |
||
| alma_mater = |
| alma_mater = |
||
| title = Az-Zahid |
| title = As-Syaikh • Az-Zahid • Al-Kamil |
||
| other_names = [[Syekh]] Gunung Santri |
| other_names = [[Syekh]] Gunung Santri |
||
| dharma_names = |
| dharma_names = |
Revisi per 8 Mei 2024 14.55
Syekh Muhammad Sholeh | |
---|---|
شيخ محمد صلح | |
Gelar | As-Syaikh • Az-Zahid • Al-Kamil |
Nama lain | Syekh Gunung Santri |
Informasi pribadi | |
Lahir | Muhammad Sholeh 1475M / 880H |
Meninggal | 1550M / 958H |
Makam | Syekh Muhammad Sholeh Gn. Santri |
Agama | Islam |
Kebangsaan | Indonesia |
Orang tua |
|
Denominasi | Sunni |
Dikenal sebagai | Ulama Penyebar Agama Islam |
Pekerjaan | Ulama |
Syekh Muhammad Sholeh, atau yang lebih dikenal dengan Syekh Muhammad Sholeh Gunung Santri (bahasa Arab: الشيخ محمد صاليح) adalah seorang ulama yang pada awalnya menimba ilmu agama Islam di Padepokan Ampel, yang kemudian dikenal dengan Pesantren Ampel Denta didirikan oleh kakek dari jalur ibunya Syekh Muhammad Sholeh itu sendiri, yakni Sunan Ampel, selesai menimba ilmu agama Islam kemudian beliau melanjutkan perjalanan menemui Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) untuk mendalami Islam.[1] Setelah bertemu dengan Sunan Gunung Jati, beliau menjadi murid kesayangan dan diberi kepercayaan oleh Sunan Gunung Jati untuk mencari putranya yaitu, Sultan Maulana Hasanuddin yang sudah lama tidak pulang ke Cirebon. Lalu beliau pun melaksanakan perintah tersebut sambil berdakwah, yang mana kala itu Banten masih beragama Hindu dan masih dibawah kekuasaan kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun dengan pusat pemerintahannya berada di Banten Girang.[2]
Silsilah
Berikut merupakan silsilah nasab mulia Syekh Muhammad Sholeh, yang mana nasabnya bersambung hingga ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Imam Hasan. Nabi Muhammad SAW, berputeri
- Sayyidah Fatimah az-Zahra menikah dengan Imam Ali bin Abi Thalib, berputera
- Imam Hasan as-Sibth/al-Mujtaba, berputera
- Syarif Hasan al-Mutsanna, berputera
- Syarif Abdullah al-Mahd, berputera
- Syarif Musa al-Jun, berputera
- Syarif Abdullah as-Saleh, berputera
- Syarif Yahya al-Basri, berputera
- Syarif Ahmad al-Kamil, berputera
- Syarif Hasan, berputera
- Syarif Ismail, berputera
- Syarif Muhammad, berputera
- Syarif Musa, berputera
- Syarif Yahya, berputera
- Syarif Ibrahim, berputera
- Syarif Ali ar-Rodhi, berputera
- Syarif Ja'far, berputera
- Syarif Yahya, berputera
- Syarif Abdul Bashir, berputera
- Syarif Muhammad al-Zayyan, berputera
- Syarif Mutahhar, berputera
- Syarif Zainal Abidin, berputera
- Syarif Maulana Idris, berputera
- Syarif Husain an-Naki, berputera
- Syarif Abdurrahman menikah dengan Siti Muthmainnah binti Sayyid/R. Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel), berputera
- Syekh Muhammad Sholeh
Referensi
- ^ Prayitno Sodikin, Rahman (2022-07-16). "Wali Sakti Syekh Muhammad Sholeh di Gunung Santri, Utusan Sunan Gunung Jati - Portal Majalengka". portalmajalengka.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-12-05.
- ^ Said, SM (2018-06-23). "Kisah Karomah Syekh Muhammad Sholeh". SINDOnews.com. Diakses tanggal 2022-12-05.