Lompat ke isi

Saron: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25: Baris 25:
==Teknik memainkan==
==Teknik memainkan==


Saron berfungsi sebagai alat musik [[balungan]] (melodi utama).{{Sfn|Brinner|1995|p=xix}} Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai [[nada]] maupun imbal (bergantian).{{Sfn|Feinstein|Becker|1988|p=20}} Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada perintah dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada ''gendhing'' ''[[Gangsaran]]'' yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, alat musik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada ''gendhing'' ''[[Gati]]'' yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat tetapi keras. Ketika mengiringi ''lagon'' ditabuh pelan.
Saron berfungsi sebagai alat musik [[balungan]] (melodi utama).{{Sfn|Brinner|1995|p=xix}} Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai [[nada]] maupun imbal (bergantian).{{Sfn|Feinstein|Becker|1988|p=20}} Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada perintah dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada ''gendhing soran'' seperti ''[[Gangsaran]]'' misalnya, alat musik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada ''gendhing'' ''[[Gati]]'' yang bernuansa militer, alat musik ditabuh lambat tetapi keras agar tetap terdengar bersama dengan [[trompet]] dan [[trombon]].{{Sfn|Setianto|Raharja|Jatilinuar|Suneko|2022|p=9}}


Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan atau lembaran [[logam]] dengan tabuh, lalu tangan kiri menekan wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. [[Teknik]] ini disebut ''memathet'' (kata dasar: ''pathet'' = pencet)
Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul ''wilahan'' atau lembaran [[logam]] dengan tabuh, lalu tangan kiri menekan ''wilahan'' yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. [[Teknik]] ini disebut ''memathet'' (memencet).{{Sfn|Raharjo|S.|p=18}}


== Jenis ==
== Jenis ==
Baris 49: Baris 49:
* {{Cite book|last=Brinner|first=B.|date=1995|title=Knowing Music, Making Music: Javanese Gamelan and the Theory of Musical Competence and Interaction|location=Chicago|publisher=University of Chicago Press|isbn=9780226075105|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Brinner|first=B.|date=1995|title=Knowing Music, Making Music: Javanese Gamelan and the Theory of Musical Competence and Interaction|location=Chicago|publisher=University of Chicago Press|isbn=9780226075105|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Feinstein|first=A.H.|last2=Becker|first2=J.|year=1988|url=https://www.google.co.id/books/edition/Karawitan/Yvr6DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Karawitan: Source Readings in Javanese Gamelan and Vocal Music, Volume 3|publisher=University of Michigan Press|pages=14|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Feinstein|first=A.H.|last2=Becker|first2=J.|year=1988|url=https://www.google.co.id/books/edition/Karawitan/Yvr6DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Karawitan: Source Readings in Javanese Gamelan and Vocal Music, Volume 3|publisher=University of Michigan Press|pages=14|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Raharjo|first=S.|date=2005|title=Mendaki samudera bunyi: 50 tahun Sapto Raharjo beresonansi|publisher=Pustaka Misty|isbn=9789799978301|url-status=live}}
{{Gamelan}}{{Authority control}}
{{Gamelan}}{{Authority control}}



Revisi per 10 Mei 2024 12.45

Saron
Alat musik perkusi
Klasifikasi Idiofon
Hornbostel–Sachs111.222
(Metalofon pelat)
PenciptaOrang Jawa
Alat musik terkait
Demung, saron peking, gendèr

Saron (bahasa Jawa: ꦱꦫꦺꦴꦤ꧀) adalah alat musik gamelan yang berupa bilah-bilah logam yang diletakkan di atas wadah kayu berongga, jumlah bilahnya sebanyak nada pokok tangga nada, antara 6 hingga 7 bilah. Saron dengan nada terendah disebut demung atau saron panembung, yang memiliki satu oktaf lebih rendah daripada saron barung. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu.[1]

Termasuk dalam keluarga gamelan keras, saron berasal dari kata sero/seru ("keras"). Orang Jawa memiliki filosofi di balik saron yaitu "selalu lantang dalam menyuarakan kebenaran".[2]

Teknik memainkan

Saron berfungsi sebagai alat musik balungan (melodi utama).[1] Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada maupun imbal (bergantian).[3] Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada perintah dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing soran seperti Gangsaran misalnya, alat musik ditabuh dengan keras dan cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, alat musik ditabuh lambat tetapi keras agar tetap terdengar bersama dengan trompet dan trombon.[4]

Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan atau lembaran logam dengan tabuh, lalu tangan kiri menekan wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut memathet (memencet).[5]

Jenis

Saron demung

Saron barung

Saron panerus

Saron peking

Referensi

  1. ^ a b Brinner 1995, hlm. xix.
  2. ^ Achmad 2017, hlm. 135.
  3. ^ Feinstein & Becker 1988, hlm. 20.
  4. ^ Setianto et al. 2022, hlm. 9.
  5. ^ Raharjo & S., hlm. 18.

Daftar pustaka

  • Achmad, S.W. (2017). Filsafat Jawa : Menguak Filosofi, Laku Hidup, dan Ajaran Leluhur Jawa. Bantul: Araska Publisher. ISBN 9786023003839. 
  • Brinner, B. (1995). Knowing Music, Making Music: Javanese Gamelan and the Theory of Musical Competence and Interaction. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 9780226075105. 
  • Feinstein, A.H.; Becker, J. (1988). Karawitan: Source Readings in Javanese Gamelan and Vocal Music, Volume 3. University of Michigan Press. hlm. 14. 
  • Raharjo, S. (2005). Mendaki samudera bunyi: 50 tahun Sapto Raharjo beresonansi. Pustaka Misty. ISBN 9789799978301.