Lompat ke isi

Atisha: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Vedolique (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Faredoka (bicara | kontrib)
add {{Buddhisme Mahayana}}
 
Baris 3: Baris 3:
|-
|-
|{{buddhism}}
|{{buddhism}}
|}{{Buddhisme Mahayana}}
|}


'''Atiśa Shrijnana Dipankara''' adalah seorang guru [[Buddha]] dari [[Dinasti Pala|Kekaisaran Pala]].<ref name="Aliade">{{en}}Mircea Aliade. 1987. ''The Encyclopedia of Religion''. New York: Macmillan Publishing Company. Pg.492.</ref> Ia bersama kedua temannya yang lain yaitu [[Konchog Gyalpo]] dan [[Marpa]] adalah salah satu tokoh besar dalam pembentukan garis keturunan [[Sarma]] di [[Tibet]] setelah represi agama Budha oleh Raja [[Langdarma]].<ref name="Aliade"/> Atisha lahir pada tahun 980 di desa [[Vajrayogini]] di [[Bikrampur]], wilayah timur laut Benggala (saat ini adalah Bangladesh).<ref name="Aliade"/> Dengan ama aslinya Dipangkara Srijnana.<ref name="ensi"/> Beberapa sumber mengindikasikan bahwa Atisha lahir pada tahun 982 dan meninggal pada tahun 1054.<ref name="Aliade"/> Semasa hidupnya, ia sangat berpengaruh dalam [[filsafat Buddhis]] dan juga spiritual.<ref name="Doniger">{{en}}Wendy Doniger. 2006. ''Britannica Encyclopedia of World Religion''. London: Encyclopedia Britannica. pg.89.</ref> Ia digambarkan sebagai seorang spiritualis yang dapat mencerahkan individu lainnya.<ref name="Doniger"/> Selain itu, kehidupan spiritual dari Atisha ditunjukkannya dengan ciri kehidupan memberikan kasih sayang kepada orang-orang disekitarnya baik orang yang memiliki agama sama dengannya ataupun yang berbeda agama.<ref name="Doniger"/> Kepeduliannya pada orang lain ia tunjukkan juga dalam perannya membantu orang lain yang sedang menghadapi situasi sulit, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial.<ref name="Doniger"/> Sebelum berangkat ke Thibet, ia belajar selama 11 tahun di [[Sriwijaya]], di [[Suwarnadwipa]] di [[Malayagiri]] di bawah pimpinan [[Dharmakirtti]], pendeta agung kebudhaan di [[Suwarnadwipa]] (Sumatra) dan tinggal di [[Sumatra]] sekitar [[1011]]—[[1023]].<ref name="ensi">Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.</ref>
'''Atiśa Shrijnana Dipankara''' adalah seorang guru [[Buddha]] dari [[Dinasti Pala|Kekaisaran Pala]].<ref name="Aliade">{{en}}Mircea Aliade. 1987. ''The Encyclopedia of Religion''. New York: Macmillan Publishing Company. Pg.492.</ref> Ia bersama kedua temannya yang lain yaitu [[Konchog Gyalpo]] dan [[Marpa]] adalah salah satu tokoh besar dalam pembentukan garis keturunan [[Sarma]] di [[Tibet]] setelah represi agama Budha oleh Raja [[Langdarma]].<ref name="Aliade"/> Atisha lahir pada tahun 980 di desa [[Vajrayogini]] di [[Bikrampur]], wilayah timur laut Benggala (saat ini adalah Bangladesh).<ref name="Aliade"/> Dengan ama aslinya Dipangkara Srijnana.<ref name="ensi"/> Beberapa sumber mengindikasikan bahwa Atisha lahir pada tahun 982 dan meninggal pada tahun 1054.<ref name="Aliade"/> Semasa hidupnya, ia sangat berpengaruh dalam [[filsafat Buddhis]] dan juga spiritual.<ref name="Doniger">{{en}}Wendy Doniger. 2006. ''Britannica Encyclopedia of World Religion''. London: Encyclopedia Britannica. pg.89.</ref> Ia digambarkan sebagai seorang spiritualis yang dapat mencerahkan individu lainnya.<ref name="Doniger"/> Selain itu, kehidupan spiritual dari Atisha ditunjukkannya dengan ciri kehidupan memberikan kasih sayang kepada orang-orang disekitarnya baik orang yang memiliki agama sama dengannya ataupun yang berbeda agama.<ref name="Doniger"/> Kepeduliannya pada orang lain ia tunjukkan juga dalam perannya membantu orang lain yang sedang menghadapi situasi sulit, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial.<ref name="Doniger"/> Sebelum berangkat ke Thibet, ia belajar selama 11 tahun di [[Sriwijaya]], di [[Suwarnadwipa]] di [[Malayagiri]] di bawah pimpinan [[Dharmakirtti]], pendeta agung kebudhaan di [[Suwarnadwipa]] (Sumatra) dan tinggal di [[Sumatra]] sekitar [[1011]]—[[1023]].<ref name="ensi">Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.</ref>

Revisi terkini sejak 17 Agustus 2024 14.15

Potret khas Atisha yang berasal dari sebuah biara Kadampa di Tibet dan berbakat. The Metropolitan Museum of Art, New York pada tahun 1933 oleh The Kronos Collection. Dalam penggambaran grafis ini Atisha memegang naskah daun palm tipis dan panjang dengan tangan kirinya, yang mungkin melambangkan salah satu dari banyak teks penting ia tulis, dan ia membuat gerakan pengajaran dengan tangan kanannya.[1]
Templat:Buddhism

Atiśa Shrijnana Dipankara adalah seorang guru Buddha dari Kekaisaran Pala.[2] Ia bersama kedua temannya yang lain yaitu Konchog Gyalpo dan Marpa adalah salah satu tokoh besar dalam pembentukan garis keturunan Sarma di Tibet setelah represi agama Budha oleh Raja Langdarma.[2] Atisha lahir pada tahun 980 di desa Vajrayogini di Bikrampur, wilayah timur laut Benggala (saat ini adalah Bangladesh).[2] Dengan ama aslinya Dipangkara Srijnana.[3] Beberapa sumber mengindikasikan bahwa Atisha lahir pada tahun 982 dan meninggal pada tahun 1054.[2] Semasa hidupnya, ia sangat berpengaruh dalam filsafat Buddhis dan juga spiritual.[4] Ia digambarkan sebagai seorang spiritualis yang dapat mencerahkan individu lainnya.[4] Selain itu, kehidupan spiritual dari Atisha ditunjukkannya dengan ciri kehidupan memberikan kasih sayang kepada orang-orang disekitarnya baik orang yang memiliki agama sama dengannya ataupun yang berbeda agama.[4] Kepeduliannya pada orang lain ia tunjukkan juga dalam perannya membantu orang lain yang sedang menghadapi situasi sulit, baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan sosial.[4] Sebelum berangkat ke Thibet, ia belajar selama 11 tahun di Sriwijaya, di Suwarnadwipa di Malayagiri di bawah pimpinan Dharmakirtti, pendeta agung kebudhaan di Suwarnadwipa (Sumatra) dan tinggal di Sumatra sekitar 10111023.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Portrait of Atisha [Tibet (a Kadampa monastery)] (1993.479)". Timeline of Art History. New York: The Metropolitan Museum of Art, 2000–. 2006. Diakses tanggal 2016-01-17. 
  2. ^ a b c d (Inggris)Mircea Aliade. 1987. The Encyclopedia of Religion. New York: Macmillan Publishing Company. Pg.492.
  3. ^ a b Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
  4. ^ a b c d (Inggris)Wendy Doniger. 2006. Britannica Encyclopedia of World Religion. London: Encyclopedia Britannica. pg.89.