Lokomotif D14: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
D&RGW 5 Chime (setelah modif 1930an) |
D&RGW 5 Chime (setelah modif 1930an) |
||
Suling nada tunggal (restorasi 2020)|railroad=Pemilik Asli: Staatsspoorwegen|preservedunit=D1410|currentowner=PT.Kereta Api Indonesia Persero|trainbrakes=Rem Udara Tekan, Rem manual|electricsystem=J. Stone & Co. Ltd (era DKA)}} |
Suling nada tunggal (restorasi 2020)|railroad=Pemilik Asli: Staatsspoorwegen|preservedunit=D1410|currentowner=PT.Kereta Api Indonesia Persero|trainbrakes=Rem Udara Tekan, Rem manual|electricsystem=J. Stone & Co. Ltd (era DKA)}} |
||
'''Lokomotif D14''' adalah |
'''Lokomotif D14''' adalah [[lokomotif uap]] yang kini dioperasikan oleh [[Kereta Api Indonesia|PT Kereta Api Indonesia]] buatan [[Hanomag]], Jerman dan [[Werkspoor]], Belanda. |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
Revisi per 18 Agustus 2024 13.58
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | uap |
Produsen | Hanomag, Hannover Jerman dan Werkspoor, Amsterdam, Belanda |
Nomor seri | D14 / SS1400 |
Model | Mikado |
Tanggal dibuat | 1921-1922 |
Jumlah dibuat | 24 unit |
Spesifikasi roda | |
Notasi Whyte | 2-8-2T |
Susunan roda AAR | 1-D-1 |
Klasifikasi UIC | 1D1 |
Dimensi | |
Lebar sepur | 1.067 mm |
Diameter roda | 1.106 mm |
Panjang | 12.650 mm |
Lebar | 3.000 mm |
Tinggi maksimum | 3.780 mm |
Berat | |
Berat kosong | 54,4 ton |
Berat siap | 71,1 ton |
Bahan bakar | |
Jenis bahan bakar | Batubara, Kayu Jati, Minyak Residu |
Kapasitas bahan bakar | 3000 liter |
Kelistrikan | |
Sistem kelistrikan | J. Stone & Co. Ltd (era DKA) |
Sistem mesin | |
Tekanan ketel uap | 1.2 MPa |
Ukuran silinder | 485 mm × 600 mm |
Kinerja | |
Kecepatan maksimum | 70 km/jam |
Daya mesin | 200 KW |
Jari-jari lengkung terkecil | 120 m |
Lain-lain | |
Rem kereta | Rem Udara Tekan, Rem manual |
Jenis suling/klakson lokomotif | Suling nada tunggal top lever (pra modif 1930an)
D&RGW 5 Chime (setelah modif 1930an) Suling nada tunggal (restorasi 2020) |
Karier | |
Perusahaan pemilik | Pemilik Asli: Staatsspoorwegen |
Unit yang dilestarikan | D1410 |
Pemilik sekarang | PT.Kereta Api Indonesia Persero |
Lokomotif D14 adalah lokomotif uap yang kini dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia buatan Hanomag, Jerman dan Werkspoor, Belanda.
Sejarah
Awal pengoperasian lokomotif
Sebelum lokomotif listrik (WH 3200) dan kereta api listrik (KRL) "merajai" jalur Jabotabek, lokomotif D14 sempat menjadi lokomotif pilihan untuk jalur tersebut. Dengan adanya elektrifikasi jalur Jabotabek pada tahun 1925-1930, peran lokomotif uap D14 secara perlahan mulai tergantikan.[1]
Lokomotif yang didatangkan oleh Staatsspoorwegen (SS) ini berasal dari dua pabrikan yang berbeda. Lokomotif D14 dengan nomor "01" sampai "12" dibuat oleh, Hanomag, Hannover, Jerman tahun 1921, sedangkan untuk nomor "13" hingga "24" dibuat oleh Werkspoor, Belanda tahun 1922. Selain itu, terdapat perbedaaan pada nomor asli pabrikan, yaitu nomor "9644" hingga "9655" untuk lokomotif "D 14 01" hingga "D 14 12" dan nomor "499" hingga "510" untuk lokomotif "D 14 13" dan "D 14 14".
Desain lokomotif ini cocok dioperasikan di lintas lokal dan jalur pegunungan, seperti jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur hingga Bandung dan jalur Bogor-Sukabumi. Dalam buku berjudul Indonesian Steam Locomotives in Action karya A. E. Durrant, menampilkan foto lokomotif "D 14 13" saat keluar dari mulut Terowongan Lampegan dari Jakarta menuju Cianjur dan Bandung.
Dalam pengoperasiannya, lokomotif dengan tipe gandar 2-8-2T ini juga melayani kereta langsir. Sebelumnya, terdapat 24 buah lokomotif D14 di Indonesia dan tersebar di depo lokomotif: Jatinegara dan Bogor (11 buah), Cianjur (8 buah), Purwakarta (3 buah), dan Sidotopo (2 buah). Namun dari 24 buah lokomotif D14 tersebut, berdasarkan data PNKA Power Parade pada tahun 1970, A. E. Durrant menyebutkan, "Perusahaan Nasional Kereta Api tersebut tinggal memiliki 23 unit D14". Jumlah itu kian menyusut, terlebih dengan kedatangan satu persatu KRL di lintasan Jabotabek.
Unit yang dilestarikan
Dari 24 unit lokomotif D14, saat ini hanya tersisa satu unit siap operasi (SO) dengan nomor "D1410" yang telah menjalani proses pemugaran serta konversi bahan bakar (dari minyak residu menjadi kayu bakar) di Balai Yasa Yogyakarta terhitung sejak Oktober 2018.[2][3]
Proses restorasi lokomotif D1410 diawali dengan pemindahan lokomotif D1410 bersama D52099 dari Museum Transportasi TMII ke Stasiun Purwosari pada Oktober 2016. Keduanya sempat dibiarkan terparkir di emplasemen Stasiun Purwosari selama 2 tahun lamanya. Selanjutnya, pada 10 Oktober 2018, D1410 ditransitkan di bekas gudang semen Stasiun Solo Balapan kemudian dikirimkan menuju Balai Yasa Pengok untuk menjalani proses restorasi.[2]
Pekerjaan restorasi di Balai Yasa Pengok berlangsung selama sembilan bulan dimulai sejak Februari 2019. Dengan kondisi ketel uap, tender, rangka dan komponen penggerak rusak, serta keterbatasan suku cadang, perlahan tim restorasi mulai memperbaikinya.[3] Pada 18 Oktober 2019, lokomotif menjalani uji dinamis kecil di Balai Yasa Pengok.[2] Pekerjaan dinyatakan selesai pada November 2019.[3]
Pengoperasian lokomotif saat ini
Pada tanggal 6 Februari 2020, lokomotif D1410 dijalankan dari Stasiun Lempuyangan menuju Stasiun Purwosari—menjadi lokomotif uap pertama yang melintasi jalur kereta api Kutoarjo–Purwosari ruas Lempuyangan–Purwosari setelah puluhan tahun tidak dilintasi lokomotif uap.[4] Upacara peresmian dalam pengoperasian Lokomotif D1410 dilakukan pada tanggal 16 Februari 2020 untuk merayakan Hari Jadi ke-275 Kota Solo di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta (lintas Purwosari–Wonogiri) oleh Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro; dan Wakil Walikota Surakarta, Achmad Purnomo; serta disaksikan oleh masyarakat.[5] Nantinya lokomotif ini akan menjadi bakal pelanting kereta wisata yang direncanakan beroperasi di Solo, Sukoharjo, hingga Wonogiri.[3]
Galeri
-
Lokomotif D14 11 di Sukabumi.
-
Lokomotif D14 11.
-
Tampak belakang lokomotif D1410 ketika masih dimonumenkan di Taman Mini Indonesia Indah, 2002, yang berada di belakang tender lokomotif CC5001.
-
Lokomotif D1410 ketika melintasi jalur kereta api Lempuyangan-Purwosari tepatnya sebelum memasuki Stasiun Brambang.
Referensi
- ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 96. ISBN 978-602-0818-55-9.
- ^ a b c Tri Sulistyo, Bayu (18 Oktober 2019). "Lokomotif D1410 Bangkit Dari Tidur Panjangnya". Diakses tanggal 8 November 2019.
- ^ a b c d Djuraid, Hadi M.; Utomo, Wahyu; Razif; Panca, Andi (November 2020). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Dulu, Kini, dan Mendatang (edisi ke-Cet. 1). Balai Pustaka. hlm. 100. ISBN 978-602-260-256-9.
- ^ "Hore Lokomotif Uap D1410 Sukses direstorasi layani KA Jaladara". nusadaily.com. Diakses tanggal 06-02-2020.
- ^ "Diresmikan! Loko Uap Kuno D1410 Siap Layani Wisatawan Solo hingga Wonogiri". solopos.com. Diakses tanggal 16-02-2020.