Lompat ke isi

Temu lawak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
29Devi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15: Baris 15:
| binomial_authority = [[Linnaeus|L.]]
| binomial_authority = [[Linnaeus|L.]]
}}
}}
'''Temu lawak''' (''Curcuma xanthorhiza'' L.) merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan ([[Zingiberaceae]])<ref> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya</ref>. Tanaman ini berasal dari [[Indonesia]], khususnya Pulau [[Jawa]], kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan Indo-Malaya. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di [[Indonesia]], Malaysia, Thailand, dan Filipina<ref>Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 14. Kanisius, 2004</ref>. Nama daerah di Jawa yaitu '''temu lawak''', di Sunda disebut '''koneng gede''', sedangkan di Madura disebut '''temu labak'''<ref> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya</ref>. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur<ref>Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008</ref>.
'''Temu lawak''' (''Curcuma xanthorhiza'' L.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan ([[Zingiberaceae]]). Tanaman ini berasal dari [[Indonesia]].


===Deskripsi===
Tanaman temu lawak dapat tumbuh hingga setinggi 2 m, memiliki bunga berwarna kuning. [[Rimpang]] temu lawak digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional dan minuman penyegar.
Tanaman temu lawak berbatang semu dan tinggi tajuknya bisa mencapai 2 m<ref>Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008</ref>. Daunnya lebar, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol. Rimpang temu lawak beraroma tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan<ref> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya</ref>.

===Kandungan dan Manfaat===
Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, pati, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin<ref>Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004</ref>. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mengobati gangguan hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), ''laxative'' (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi<ref> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya</ref>. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah<ref>Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004</ref>. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak dapat juga diolah menjadi beberapa jenis minuman dan makanan seperti bubur temu lawak, limun temu lawak, dan temu lawak instan<ref> Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 105. Penebar Swadaya</ref>.


===Catatan Kaki===
<references/>


{{rempah-rempah}}
{{rempah-rempah}}

Revisi per 31 Maret 2010 15.33

Temu lawak
Bunga temu lawak
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. xanthorhiza
Nama binomial
Curcuma xanthorhiza

Temu lawak (Curcuma xanthorhiza L.) merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae)[1]. Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan Indo-Malaya. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina[2]. Nama daerah di Jawa yaitu temu lawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak[3]. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur[4].

Deskripsi

Tanaman temu lawak berbatang semu dan tinggi tajuknya bisa mencapai 2 m[5]. Daunnya lebar, pada setiap helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang. Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol. Rimpang temu lawak beraroma tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan[6].

Kandungan dan Manfaat

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, pati, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin[7]. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mengobati gangguan hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi[8]. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah[9]. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak dapat juga diolah menjadi beberapa jenis minuman dan makanan seperti bubur temu lawak, limun temu lawak, dan temu lawak instan[10].


Catatan Kaki

  1. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya
  2. ^ Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 14. Kanisius, 2004
  3. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 95. Penebar Swadaya
  4. ^ Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008
  5. ^ Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk, rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008
  6. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya
  7. ^ Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004
  8. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 96. Penebar Swadaya
  9. ^ Rukmana, R: “Temu-Temuan”, halaman 15. Kanisius, 2004
  10. ^ Mahendra, B: “13 Jenis Tanaman Obat Ampuh”, halaman 105. Penebar Swadaya