Lompat ke isi

Cengkih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
VolkovBot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: eu:Iltze (espezia)
29Devi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24: Baris 24:
== Penggunaan ==
== Penggunaan ==


Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di [[Eropa]] dan [[Asia]]. Terutama di [[Indonesia]], cengkeh digunakan sebagai bahan rokok [[kretek]]. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan [[dupa]] di [[Republik Rakyat Cina]] dan [[Jepang]]. [[Minyak cengkeh]] digunakan di [[aromaterapi]] dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di [[Eropa]] dan [[Asia]]. Terutama di [[Indonesia]], cengkeh digunakan sebagai bahan rokok [[kretek]]. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan [[dupa]] di [[Republik Rakyat Cina]] dan [[Jepang]]. [[Minyak cengkeh]] digunakan di [[aromaterapi]] dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang [[Fusarium]] dengan memberikan 50-100 gram daun cengkeh kering per tanaman<ref> Sudarmo, S: "Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya", halaman 28. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 2005</ref>.


== Sejarah Cengkeh ==
== Sejarah Cengkeh ==

Revisi per 7 Mei 2010 14.57

Cengkeh
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
S. aromaticum
Nama binomial
Syzygium aromaticum
(L.) Merrill & Perry
Cengkeh

Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Tumbuhan ini adalah flora identitas Provinsi Maluku Utara.

Pemerian

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

Penggunaan

Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Daun cengkeh kering yang ditumbuk halus dapat digunakan sebagai pestisida nabati dan efektif untuk mengendalikan penyakit busuk batang Fusarium dengan memberikan 50-100 gram daun cengkeh kering per tanaman[1].

Sejarah Cengkeh

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan sultanTernate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.

Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkeh disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengkonsumsi tanaman cengkeh tersebut. Sampai sekarang cengkeh menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.

Pohon cengkeh yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkeh Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkeh.[2]

Kandungan bahan aktif dalam bunga dan buah cengkeh

Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional chōjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; "chōji" berarti cengkeh; "yu" berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.

Catatan kaki

  1. ^ Sudarmo, S: "Pestisida Nabati, Pembuatan dan Pemanfaatannya", halaman 28. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. 2005
  2. ^ Duh, Pohon Cengkeh Tertua di Dunia Kondisinya Merana. Kompas daring. Edisi 4-12-2009.