Lompat ke isi

Kabupaten Bulungan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Iwansams (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Gambar:Lambang Bulungan.png|right|130px|Lambang Bulungan]]
[[Gambar:Lambang Bulungan.png|right|130px|Lambang Bulungan]]
'''Kabupaten Bulungan''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[provinsi]] [[Kalimantan Timur]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Tanjung Selor]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 64.000 km² dan berpenduduk ± 250.000 jiwa.
'''Kabupaten Bulungan''' adalah salah satu [[Daerah Tingkat II]] di [[provinsi]] [[Kalimantan Timur]]. Ibu kota kabupaten ini terletak di [[Kecamatan Tanjung Selor]]. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 64.000 km² dan berpenduduk ± 250.000 jiwa.


Nama Bulungan berasal dari sebuah Kesultanan yang ada didaerah tersebut yaitu Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Tanjung Palas.
Nama Bulungan berasal dari sebuah Kesultanan yang pernah ada didaerah tersebut yaitu Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di [[Kecamatan Tanjung Palas]].


Sejak tahun 1999, Kabupaten ini telah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten dan satu kota masing-masing Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan. Sejak dimekarkan, wilayah Kabupaten Bulungan mengecil dan penduduknya hanya sekitar 93 ribu jiwa saja. Saat ini keempat wilayah otonom tersebut sedang berjuang untuk mendirikan provinsi tersendiri terpisah dari Provinsi Kalimantan Timur. Nama provinsi baru tersebut adalah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan nantinya berpusat di Bulungan.
Sejak tahun 1999, Kabupaten ini telah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten dan satu kota masing-masing [[Kabupaten Bulungan]], [[Kabupaten Malinau]], [[Kabupaten Nunukan]] dan [[Kota Tarakan]]. Sejak dimekarkan, wilayah [[Kabupaten Bulungan]] tentu saja mengecil dan penduduknya menjadi hanya sekitar 93 ribu jiwa saja.


Saat ini keempat wilayah otonom tersebut sedang berjuang untuk mendirikan provinsi tersendiri terpisah dari [[Provinsi Kalimantan Timur]]. Nama provinsi baru tersebut yang disiapkan adalah [[Provinsi Kalimantan Utara]] (Kaltara) dan nantinya berpusat di salah satu kota kecamatan di [[Kabupaten Bulungan]]. Kemungkinan nantinya terletak di [[Kota Kecamatan Tanah Kuning]].
Kota Tanjung Selor sebagai ibukota Kabupaten adalah sebuah kota yang tenang dan nyaman. Hanya 20 ribu penduduk tinggal di kota ini, sebagian besar berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pedagang. Kehidupan di kota ini sungguh menyenangkan. Bulungan sekarang dipimpin oleh Bupati Drs Budiman Arifin dan Wakil Bupati Drs Liet Ingai yang terpilih dalam sebuah Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang berlangsung pada tahun 2005.


Kota [[Kecamatan Tanjung Selor]] sebagai ibukota Kabupaten sendiri adalah sebuah kota pedalaman yang tenang dan nyaman. Hanya 20 ribu penduduk tinggal di kota ini, sebagian besar berprofesi sebagai [[Pegawai Negeri Sipil]] dan pedagang. Kehidupan di kota ini sungguh menyenangkan. Bulungan sekarang dipimpin oleh Bupati Drs Budiman Arifin dan Wakil Bupati Drs Liet Ingai yang terpilih dalam sebuah Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang berlangsung pada tahun 2005.
Kedua pimpinan daerah ini diusung oleh Partai Pelopor, sebuah partai kecil di tingkat nasional namun punya dua kursi di Parlemen Daerah (DPRD). Partai Pelopor tidak memiliki calon sendiri, sehingga mendukung Budiman Arifin meskipun sebelum era reformasi dia dikenal sebagai Pengurus Golkar Kabupaten Bulungan, bahkan sempat menduduki jabatan Sekretaris tingkat Kabupaten.


Kedua pimpinan daerah ini diusung oleh [[Partai Pelopor]], sebuah partai kecil di tingkat nasional namun punya dua kursi di Parlemen Daerah (DPRD). Partai Pelopor tidak memiliki calon sendiri, sehingga mendukung Budiman Arifin meskipun sebelum era reformasi dia dikenal sebagai Pengurus Golkar Kabupaten Bulungan, bahkan sempat menduduki jabatan Sekretaris tingkat Kabupaten.
Budiman menggantikan Bupati sebelumnya, H. Anang Dahlan Djauhari yang gagal mengikuti Pemilu, untuk masa jabatan kedua, karena pasangan calon Wakil Bupatinya meninggal dunia sehari menjelang kampanye Pilkada.


Partai Golkar sendiri punya calon sendiri yaitu Ketua DPD Golkar Kabupaten Bulungan H. Abdul Djalil Fatah, SH mantan anggota DPRD [[Provinsi Kalimantan Timur]]. Namun dalam pemilihan, terpaksa harus mengakui keunggulan Budiman Arifin meskipun Partai Golkar adalah partai pemenang Pemilu di Kabupaten Bulungan dan mempunyai 5 (lima) wakil di DPRD Kabupaten, dari 20 anggota.
Untuk menuju ke Tanjung Selor, ibukota Kabupaten pada umumnya kebanyakan orang melalui Kota Tarakan dengan pesawat udara. Lantas disambung dengan Speed boat selama satu jam perjalanan. Tanjung Selor juga memiliki Bandar Udara perintis dengan jadwal penerbangan reguler dari Samarinda, ibukota provinsi Kalimantan Timur.

Budiman menggantikan Bupati sebelumnya, H. Anang Dahlan Djauhari yang gagal mengikuti Pemilu, untuk masa jabatan kedua, karena pasangan calon Wakil Bupatinya Drs. Henry Edom meninggal dunia sehari menjelang dimulainya masa kampanye Pilkada.

Untuk menuju ke [[Tanjung Selor]], pada umumnya kebanyakan orang melalui Kota Tarakan dengan pesawat udara. Lantas disambung dengan Speed boat selama satu jam perjalanan. Tetapi bisa juga langsung terbang dari [[Balikpapan]] atau [[Samarinda]] menuju Tanjung Selor, karena kota ini telah memiliki Bandar Udara perintis dengan jadwal penerbangan reguler dari Samarinda, ibukota [[Provinsi Kalimantan Timur]].


{{Kabupaten Bulungan}}
{{Kabupaten Bulungan}}
{{kaltim}}
{{kaltim}}


{{indo-geo-stub}}
[[Kategori:Kabupaten di Kalimantan Timur|Bulungan]]
[[Kategori:Kabupaten di Kalimantan Timur|Bulungan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Bulungan]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Bulungan]]

Revisi per 12 Agustus 2006 15.52

Lambang Bulungan
Lambang Bulungan

Kabupaten Bulungan adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Tanjung Selor. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 64.000 km² dan berpenduduk ± 250.000 jiwa.

Nama Bulungan berasal dari sebuah Kesultanan yang pernah ada didaerah tersebut yaitu Kesultanan Bulungan yang berkedudukan di Kecamatan Tanjung Palas.

Sejak tahun 1999, Kabupaten ini telah dimekarkan menjadi tiga Kabupaten dan satu kota masing-masing Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan. Sejak dimekarkan, wilayah Kabupaten Bulungan tentu saja mengecil dan penduduknya menjadi hanya sekitar 93 ribu jiwa saja.

Saat ini keempat wilayah otonom tersebut sedang berjuang untuk mendirikan provinsi tersendiri terpisah dari Provinsi Kalimantan Timur. Nama provinsi baru tersebut yang disiapkan adalah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan nantinya berpusat di salah satu kota kecamatan di Kabupaten Bulungan. Kemungkinan nantinya terletak di Kota Kecamatan Tanah Kuning.

Kota Kecamatan Tanjung Selor sebagai ibukota Kabupaten sendiri adalah sebuah kota pedalaman yang tenang dan nyaman. Hanya 20 ribu penduduk tinggal di kota ini, sebagian besar berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pedagang. Kehidupan di kota ini sungguh menyenangkan. Bulungan sekarang dipimpin oleh Bupati Drs Budiman Arifin dan Wakil Bupati Drs Liet Ingai yang terpilih dalam sebuah Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) yang berlangsung pada tahun 2005.

Kedua pimpinan daerah ini diusung oleh Partai Pelopor, sebuah partai kecil di tingkat nasional namun punya dua kursi di Parlemen Daerah (DPRD). Partai Pelopor tidak memiliki calon sendiri, sehingga mendukung Budiman Arifin meskipun sebelum era reformasi dia dikenal sebagai Pengurus Golkar Kabupaten Bulungan, bahkan sempat menduduki jabatan Sekretaris tingkat Kabupaten.

Partai Golkar sendiri punya calon sendiri yaitu Ketua DPD Golkar Kabupaten Bulungan H. Abdul Djalil Fatah, SH mantan anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur. Namun dalam pemilihan, terpaksa harus mengakui keunggulan Budiman Arifin meskipun Partai Golkar adalah partai pemenang Pemilu di Kabupaten Bulungan dan mempunyai 5 (lima) wakil di DPRD Kabupaten, dari 20 anggota.

Budiman menggantikan Bupati sebelumnya, H. Anang Dahlan Djauhari yang gagal mengikuti Pemilu, untuk masa jabatan kedua, karena pasangan calon Wakil Bupatinya Drs. Henry Edom meninggal dunia sehari menjelang dimulainya masa kampanye Pilkada.

Untuk menuju ke Tanjung Selor, pada umumnya kebanyakan orang melalui Kota Tarakan dengan pesawat udara. Lantas disambung dengan Speed boat selama satu jam perjalanan. Tetapi bisa juga langsung terbang dari Balikpapan atau Samarinda menuju Tanjung Selor, karena kota ini telah memiliki Bandar Udara perintis dengan jadwal penerbangan reguler dari Samarinda, ibukota Provinsi Kalimantan Timur.