Wijaya Karya: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
}} |
}} |
||
Berawal dari perusahaan instalatir, Wijaya Karya (WIKA) mengalami evolusi dan menorehkan prestasi demi prestasi di bidang konstruksi berkat sentuhan putra-putri bangsa Indonesia yang memiliki visi jauh ke depan. |
|||
'''PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.''' ({{bej|WIKA}}) adalah sebuah [[Badan Usaha Milik Negara]] (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi, engineering, perdagangan, real estate dan manufaktur yang dibentuk pada [[11 Maret]] [[1960]] (bersamaan dengan berdirinya [[Adhi Karya]]). Pada awalnya WIKA adalah perusahaan [[Belanda]] pra kemerdekaan yang bernama ''Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatscappij en Bouwberijf Vies en Co'' disingkat ''NV Vis en Co'', setelah dinasionalisasi, perusahaan ini banyak mengerjakan order dari [[Perusahaan Listrik Negara]] (PLN). Akhirnya setelah kuat, perusahaan ini masuk kebidang konstruksi dan sampai sekarang masih eksis. Pada 29 November 2007 Wika secara resmi dijual di [[Bursa Efek Indonesia|IDX]] dengan harga pembukaan Rp 420 perlembar saham. |
|||
Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. |
|||
Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan. |
|||
Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero). |
|||
WIKA selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Diantaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty. |
|||
Pertumbuhan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 35% kepada public pada 29 Oktober 2007, di Bursa Efek Indonesia. Setelah IPO, pemerintah Republik Indonesia memegang 68,4%, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Management Stock Ownership Program (MSOP), Employee Stock Allocation (ESA), dan Employee/ Management Stock Option (E/MSOP). |
|||
Perolehan dana segar dari IPO dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya ke luar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement and Construction (EPC), serta berinvestasi dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, khususnya proyek-proyek yang menjadi program pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). |
|||
Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali kebisnis intinya. Maka usaha usaha di luar konstruksi dipecah menjadi anak perusahaan, yaitu : |
Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali kebisnis intinya. Maka usaha usaha di luar konstruksi dipecah menjadi anak perusahaan, yaitu : |
Revisi per 4 Juli 2011 03.19
Berkas:Logo wika.gif | |
Badan Usaha Milik Negara | |
Industri | Konstruksi dan Engineering |
Didirikan | 11 Maret 1960 |
Kantor pusat | Jl.D.I.Pandjaitan kav.9 Cawang,Jakarta,Indonesia |
Tokoh kunci | Direksi dan Komisaris
|
Produk | Power plant , Water works, Transportation Infrastructure, Steel Fabrication, Building, Mechanical Electrical,Heavy Equipment Works,EPC |
Pendapatan | Penjualan
|
Sebelum Pajak
| |
Karyawan | 1000 |
Situs web | http://www.wika.co.id/ |
Berawal dari perusahaan instalatir, Wijaya Karya (WIKA) mengalami evolusi dan menorehkan prestasi demi prestasi di bidang konstruksi berkat sentuhan putra-putri bangsa Indonesia yang memiliki visi jauh ke depan.
Dari hasil nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.
Dimulai sebagai sub-kontraktor, di akhir 1960-an WIKA berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi. Di awal tahun 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan.
Perusahaan memasuki babak baru pada 20 Desember 1972. Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero).
WIKA selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan. Diantaranya WIKA Beton, WIKA Intrade, dan WIKA Realty.
Pertumbuhan WIKA sebagai perusahaan infrastruktur terintegrasi yang kuat semakin mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Perseroan sukses dalam melaksanakan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 35% kepada public pada 29 Oktober 2007, di Bursa Efek Indonesia. Setelah IPO, pemerintah Republik Indonesia memegang 68,4%, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Management Stock Ownership Program (MSOP), Employee Stock Allocation (ESA), dan Employee/ Management Stock Option (E/MSOP).
Perolehan dana segar dari IPO dipergunakan untuk mendukung pertumbuhan dan inovasi yang dilakukan oleh WIKA. Posisi WIKA menjadi kuat, dimana saat itu krisis ekonomi dunia mulai memperlihatkan dampaknya di dalam negeri. Struktur permodalan yang kuat sangat mendukung WIKA dalam meluaskan operasinya ke luar negeri dan terus mengembangkan Engineering Procurement and Construction (EPC), serta berinvestasi dan mengembangkan sejumlah proyek infrastruktur, khususnya proyek-proyek yang menjadi program pemerintah terkait dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali kebisnis intinya. Maka usaha usaha di luar konstruksi dipecah menjadi anak perusahaan, yaitu :
- WIKA Beton (memproduksi barang beton pra-cetak, seperti tiang listrik beton, jembatan beton pra-cetak, bantalan kereta beton dll).Berkas:Wikabetonkecil.jpg
- WIKA Realty (pengembang perumahan dengan merk dagang Tamansari dibeberapa kota besar di Indonesia).Berkas:Wikarealitykecil.jpg
- WIKA In-Trade (selain perdagangan perusahaan ini juga memproduksi : AC merek Wika , pemanas air tenaga surya merk Wika, spare part otomotif dengan merk WIN).Berkas:Wikatradekecil.jpg
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi
- (Inggris) Official website