Temu rapet: Perbedaan antara revisi
+ |
|||
Baris 44: | Baris 44: | ||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
||
{{reflist}} |
{{reflist|30em}} |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
Revisi per 20 Maret 2013 07.20
Temu rapet | |
---|---|
Temu rapet, Kaempferia rotunda dari Darmaga, Bogor bunga dan daun dari rumpun berbeda | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | K. rotunda
|
Nama binomial | |
Kaempferia rotunda Linn. 1753
| |
Sinonim | |
Kaempferia longa Jacq. (1798). |
Temu rapet atau kunci pepet (Kaempferia rotunda L.), atau kadang kala disebut kunir putih, adalah sejenis rempah-rempah rimpang yang masih berkerabat dekat dengan kencur. Berbeda dengan kencur, yang banyak dipakai sebagai bumbu masak, temu rapet lebih khusus dipakai untuk khasiat pengobatannya. Selain itu, karena daunnya yang indah, temu rapet ditanam pula di pekarangan sebagai tanaman hias.
Tanaman ini dikenal pula sebagai temu putri atau temu lilin (Btw.); ardong, kunir putih, kunci pĕpĕt (Jw.); dan koncé pĕt (Md.).[1] Namun soal nama ini perlu berhati-hati, karena kunir putih atau kunyit putih juga merupakan nama dari Curcuma zedoaria dan kunci pepet juga digunakan untuk menyebut Kaempferia angustifolia. Dalam bahasa Inggris Kaempferia rotunda dikenal sebagai Round-rooted Galangal[2].
Pengenalan
Terna yang tak seberapa tinggi, tegak, berdaun 2–5 helai. Daun-daun bertangkai, dengan pelepah 7–24 cm; helaian daun lanset menjorong, 7–36 cm × 4–11 cm; sisi atas gundul, sering dengan pola-pola kembang yang simetris, hijau dan keputihan; sisi bawah sedikit berambut, keunguan.[2][3]
Perbungaan muncul dari kuncup yang lain pada rimpang, berisi 4–6 kuntum bunga. Kelopak bunga putih atau kehijauan, 3–7 cm panjangnya; mahkota serupa tabung di pangkalnya, dengan taju bentuk garis, putih, melengkung ke luar, lk. 5 cm. Labellum atau bibir (yakni staminodia yang membesar, melebar, dan berwarna-warni) berbentuk jantung terbalik, berbagi hingga setengah jalan atau lebih, 4–7 cm × 2–4 cm, ungu-lila dengan rusuk kekuningan.[2][3] Rimpangnya pendek dan bercabang-cabang, juga berbau harum. Akarnya berbau harum, dan bentuknya seperti kacang tanah atau bisa juga seperti telur merpati.[4] Dari rimpang, keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutup rimpang induk. Rimpangnya berasa pahit. Jika telah keluar bunga, tandanya rimpang telah siap dipanen. Umbi mudanya dapat dimakan sebagai lalap.[5]
Penyebaran dan habitat
Kaempferia rotunda diduga berasal dari wilayah Indocina[2], namun didapati menyebar secara alami di Asia mulai dari India di barat, Sri Lanka, Burma, Cina (Guangdong, Guangxi, Hainan, Yunnan), Taiwan, ke selatan melalui Indocina hingga Thailand, Malaysia, dan Indonesia.[3][6] Menurut Valeton (1931), ia berpendapat bahwa temu rapet belum lama dibudidayakan dari abad ke-20. Ia berpendapat demikian karena tumbuhan ini tidak tercantum dalam buku Rumphius. Padahal, jika pada waktu itu tumbuhan ini sudah dikenal di Jawa, pastilah tumbuhan ini sudah ada di buku Rumphius.[4]
Tumbuhan ini ditemukan tumbuh di hutan-hutan jati, hutan pegunungan bawah, hutan bambu, dan juga padang-padang rumput, hingga ketinggian 1.300 m dpl.[2] Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan potongan rimpang.[4] Ada dua fase pertumbuhan temu rapet. Yang pertama, fase vegetatif. Yaitu, tumbuh dengan daun dan batang semu. Yang kedua, fase generatif. Pada masa ini, yang kelihatan hanyalah bunga-bunganya saja. Di Indonesia, temu rapet tumbuh liar di timur Pulau Jawa. Tanaman ini dapat ditemui hingga pada ketinggian 750 mdpl. Tumbuhan ini banyak ditemui di Pulau Jawa dan Sumatera.[5]
Kegunaan
Secara tradisional, rimpang kunci pepet ini digunakan sebagai obat sakit perut dan disentri. Umbi-umbinya yang kecil dan berair mempunyai khasiat mendinginkan. Karenanya, temu rapet juga dimanfaatkan sebagai bahan bedak, campuran jamu ibu melahirkan dan penambah nafsu makan.[1] Selain itu Kaempferia rotunda digunakan dalam pembuatan harum-haruman, anti serangga, serta dijadikan bahan makanan sebagai sayuran atau lalapan.[2] Selain dipergunakan untuk obat-obatan, tumbuhan ini juga dapat digunakan untuk kosmetik. Rimpang dan umbinya yang didestilasi dapat menghasilkan minyak atsiri yang mengandung sineol, zat yang berbau kamper. Karena daunnya indah, tumbuhan ini dapat digunakan untuk tanaman hias dalam pot.[4]
Catatan taksonomis
Temu rapet sering disebut-sebut dengan nama ilmiah Curcuma alba, nama ilmiah yang salah yang artinya kunyit putih.[5]
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia, jil. 1:593-594 Terj. Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta
- ^ a b c d e f Ibrahim, H. 1999. Kaempferia rotunda L. [Internet] Record from Proseabase. de Padua, L.S., N. Bunyapraphatsara, and R.H.M.J. Lemmens (Editors). Diakses pada 06-Jan-2011
- ^ a b c Kaempferia rotunda Linnaeus; Flora Of China Vol. 24 Page 369
- ^ a b c d Sastrapradja, Setijati; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Danimihardja, Sarkat; Soejono, Rukmini (1981). Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Ubi-Ubian. 7. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka. OCLC 66246398
- ^ a b c Dalimartha, Setiawan. (2003) Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 3. hal. 58-61. Jakarta:Puspa Swara. ISBN 979-3235-73-X.
- ^ USDA Plants Profile: Kaempferia rotunda L.
Pranala luar