Lompat ke isi

Seleksi biru putih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
BP61Marco (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
BP61Marco (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Baris 1: Baris 1:
[[Image:Blue-white test.jpg|thumb|250px| Contoh hasil dari seleksi biru putih.]]
{{inuseBP|BP61Marco|15 Mei 2014|31 Maret 2014}}


'''Seleksi biru putih''' atau blue-white screening adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan [[kloning]] dan [[transformasi]]. Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.<ref name="Greene & Rao">Greene JJ, Rao VB. 1998. ''Recombinant DNA Principles and Methodologies''. New York : Marcel Dekker.</ref>
'''Seleksi biru putih''' atau blue-white screening adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan [[kloning]] dan [[transformasi]].<ref name="Greene & Rao"/> Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.<ref name="Greene & Rao">Greene JJ, Rao VB. 1998. ''Recombinant DNA Principles and Methodologies''. New York : Marcel Dekker.</ref>


==Sejarah==
==Sejarah==
[[Francois Jacob]] dan [[Jacques Monod]] adalah ahli [[biologi]] dari [[Perancis]] yang pertama kali menemukan sistem [[induksi]] gen reporter.<ref name="Kauffman"/> Mereka mendapatkan [[hadiah Nobel]] pada pertengahan tahun 1960.<ref name="Kauffman"/> Penelitian yang mereka lakukan adalah menentukan jumlah minimum laktosa sehingga bakteri ''[[Escherichia coli]]'' dapat menghasilkan enzim β-galaktosidase dan menggunakan laktosa untuk pertumbuhan dan reproduksi.<ref name="Kauffman"/> Mereka menyadari adanya mekanisme interaksi [[sekuens]] [[DNA]] dan [[protein]] yang mengatur [[ekspresi gen]]. Sekuens gen tersebut disebut [[operator]], dan protein tersebut merupakan [[represor]] dari ekspresi suatu gen.<ref name="Kauffman"/> Jacob dan Monod telah memberi jawaban mengenai cara diferensiasi ekspresi gen pada berbagai [[sel]] dengan [[genom]] yang sama.<ref name="Kauffman"/>
Francois Jacob dan Jacques Monod adalah ahli biologi dari Perancis yang pertama kali menemukan sistem induksi gen reporter.


==Enzim==
==Enzim==
Untuk proses seleksi ini, digunakan enzim [[β-galaktosidase]].<ref name="Gupta"/> β-galaktosidase adalah enzim yang dihasilkan dari ekspresi gen ''[[lacZ]]''.<ref name="Gupta"/> Gen ini diatur ekspresinya oleh [[operon ''lac'']].<ref name="Kauffman"/> [[Aktivator]] untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosa yang dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen ''lacZ''.<ref name="Kauffman">Kauffman S. 1995. ''At Home in the Universe: The Search for the Laws of Self-Organization and Complexity''. Oxford : Oxford University.</ref>
Untuk proses seleksi ini, digunakan enzim [[β-galaktosidase]].<ref name="Gupta"/> β-galaktosidase adalah enzim yang dihasilkan dari ekspresi gen ''[[lacZ]]''.<ref name="Gupta"/> Gen ini diatur ekspresinya oleh [[operon lac]].<ref name="Kauffman"/> [[Aktivator]] untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosa yang dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen ''lacZ''.<ref name="Kauffman">Kauffman S. 1995. ''At Home in the Universe: The Search for the Laws of Self-Organization and Complexity''. Oxford : Oxford University.</ref>


==Mekanisme==
==Mekanisme==
Proses seleksi ini memanfaatkan sifat dari enzim β-galaktosidase, yaitu enzim yang terdiri dari 2 subunit, yaitu peptida α dan peptida ω.<ref name="Gupta"/> Untuk menjadi suatu enzim yang fungsional, enzim ini memerlukan kedua peptidanya untuk berikatan dan membentuk enzim yang dapat memecah substrat laktosa atau X-gal.<ref name="Gupta">Gupta PK. 2008. ''Molecular Biology and Genetic Engineering''. New Delhi : Rastogi.</ref> Gen penyandi peptida ω biasanya terdapat pada [[kromosom]], sedangkan gen penyandi peptida α terdapat pada plasmid. Bila hanya ada [[peptida ω]] yang diekspresikan oleh gen pada kromosom, maka tidak akan ada pemecahan laktosa atau X-gal. Namun bila terjadi komplementasi oleh [[peptida α]], maka [[laktosa]] atau [[X-gal]] dapat dipecah oleh enzim β-galaktosidase yang terbentuk sempurna. Oleh karena itu, komplementasi α dapat membantu untuk proses seleksi biru-putih sebagai indikator keberhasilan kloning atau transformasi.<ref name="Clark & Pazdernik">Clark DP, Pazdernik NJ. 2012. ''Biotechnology: Academic Cell''. California : Elsevier.</ref>
Proses seleksi ini memanfaatkan sifat dari enzim β-galaktosidase, yaitu enzim yang terdiri dari 2 subunit, yaitu peptida α dan peptida ω.<ref name="Gupta"/> Untuk menjadi suatu enzim yang fungsional, enzim ini memerlukan kedua peptidanya untuk berikatan dan membentuk enzim yang dapat memecah substrat laktosa atau X-gal.<ref name="Gupta">Gupta PK. 2008. ''Molecular Biology and Genetic Engineering''. New Delhi : Rastogi.</ref> Gen penyandi peptida ω biasanya terdapat pada [[kromosom]], sedangkan gen penyandi peptida α terdapat pada plasmid.<ref name="Clark & Pazdernik"/> Bila hanya ada [[peptida ω]] yang diekspresikan oleh gen pada kromosom, maka tidak akan ada pemecahan laktosa atau X-gal.<ref name="Clark & Pazdernik"/> Namun bila terjadi komplementasi oleh [[peptida α]], maka [[laktosa]] atau [[X-gal]] dapat dipecah oleh enzim β-galaktosidase yang terbentuk sempurna.<ref name="Clark & Pazdernik"/> Oleh karena itu, komplementasi α dapat membantu untuk proses seleksi biru-putih sebagai indikator keberhasilan kloning atau transformasi.<ref name="Clark & Pazdernik">Clark DP, Pazdernik NJ. 2012. ''Biotechnology: Academic Cell''. California : Elsevier.</ref>



==Aplikasi==
Metode ini digunakan untuk menyeleksi koloni [[bakteri]] hasil proses kloning yang berhasil dengan koloni bakteri lainnya.<ref name="Chaffin & Rubens"/> Contohnya adalah penyeleksian bakteri ''Escherichia coli'' yang di[[transformasi]] dengan gen penyandi enzim [[alkalin fosfatase]] dari bakteri ''Escherichia coli'' tipe liar.<ref name="Chaffin & Rubens">Chaffin DO, Rubens CP. 1998. Blue/white screening of recombinant plasmids in Gram-positive bacteria by interruption of alkaline phosphatase gene (phoZ) expression. ''Gene'' 219 (1) : 91-99.</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 24 April 2014 17.54

Contoh hasil dari seleksi biru putih.

Seleksi biru putih atau blue-white screening adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan kloning dan transformasi.[1] Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.[1]

Sejarah

Francois Jacob dan Jacques Monod adalah ahli biologi dari Perancis yang pertama kali menemukan sistem induksi gen reporter.[2] Mereka mendapatkan hadiah Nobel pada pertengahan tahun 1960.[2] Penelitian yang mereka lakukan adalah menentukan jumlah minimum laktosa sehingga bakteri Escherichia coli dapat menghasilkan enzim β-galaktosidase dan menggunakan laktosa untuk pertumbuhan dan reproduksi.[2] Mereka menyadari adanya mekanisme interaksi sekuens DNA dan protein yang mengatur ekspresi gen. Sekuens gen tersebut disebut operator, dan protein tersebut merupakan represor dari ekspresi suatu gen.[2] Jacob dan Monod telah memberi jawaban mengenai cara diferensiasi ekspresi gen pada berbagai sel dengan genom yang sama.[2]

Enzim

Untuk proses seleksi ini, digunakan enzim β-galaktosidase.[3] β-galaktosidase adalah enzim yang dihasilkan dari ekspresi gen lacZ.[3] Gen ini diatur ekspresinya oleh operon lac.[2] Aktivator untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosa yang dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen lacZ.[2]

Mekanisme

Proses seleksi ini memanfaatkan sifat dari enzim β-galaktosidase, yaitu enzim yang terdiri dari 2 subunit, yaitu peptida α dan peptida ω.[3] Untuk menjadi suatu enzim yang fungsional, enzim ini memerlukan kedua peptidanya untuk berikatan dan membentuk enzim yang dapat memecah substrat laktosa atau X-gal.[3] Gen penyandi peptida ω biasanya terdapat pada kromosom, sedangkan gen penyandi peptida α terdapat pada plasmid.[4] Bila hanya ada peptida ω yang diekspresikan oleh gen pada kromosom, maka tidak akan ada pemecahan laktosa atau X-gal.[4] Namun bila terjadi komplementasi oleh peptida α, maka laktosa atau X-gal dapat dipecah oleh enzim β-galaktosidase yang terbentuk sempurna.[4] Oleh karena itu, komplementasi α dapat membantu untuk proses seleksi biru-putih sebagai indikator keberhasilan kloning atau transformasi.[4]

Aplikasi

Metode ini digunakan untuk menyeleksi koloni bakteri hasil proses kloning yang berhasil dengan koloni bakteri lainnya.[5] Contohnya adalah penyeleksian bakteri Escherichia coli yang ditransformasi dengan gen penyandi enzim alkalin fosfatase dari bakteri Escherichia coli tipe liar.[5]

Rujukan

  1. ^ a b Greene JJ, Rao VB. 1998. Recombinant DNA Principles and Methodologies. New York : Marcel Dekker.
  2. ^ a b c d e f g Kauffman S. 1995. At Home in the Universe: The Search for the Laws of Self-Organization and Complexity. Oxford : Oxford University.
  3. ^ a b c d Gupta PK. 2008. Molecular Biology and Genetic Engineering. New Delhi : Rastogi.
  4. ^ a b c d Clark DP, Pazdernik NJ. 2012. Biotechnology: Academic Cell. California : Elsevier.
  5. ^ a b Chaffin DO, Rubens CP. 1998. Blue/white screening of recombinant plasmids in Gram-positive bacteria by interruption of alkaline phosphatase gene (phoZ) expression. Gene 219 (1) : 91-99.

Lihat pula