Lompat ke isi

Peritonitis infeksius kucing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariefz (bicara | kontrib)
k menghapus Kategori:Penyakit menggunakan HotCat
Ariefz (bicara | kontrib)
k menghapus Kategori:Kucing menggunakan HotCat
Baris 41: Baris 41:


[[Kategori:Penyakit pada kucing]]
[[Kategori:Penyakit pada kucing]]
[[Kategori:Kucing]]


{{Link FA|de}}
{{Link FA|de}}

Revisi per 26 Juni 2014 03.17

Ginjal yang terinfeksi oleh penyakit Feline infectious peritonitis yang menunjukkan respon inflamasi.

Feline infectious peritonitis atau radang selaput rongga perut dan dada pada kucing (disingkat FIP) adalah suatu penyakit pada kucing berakibat kematian yang sering mempengaruhi lapisan dada dan perut yang dapat menular dan disebabkan oleh Feline Coronavirus (FCoV), yaitu Feline Enteric Coronavirus (FECV) dan Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV).

Berkas:FIP-Basah.jpg
Perut buncit yang berisi cairan pada penyakit Feline infectious peritonitis tipe basah.

Bentuk penyakit

Penyakit ini bermanifestasi dalam dua bentuk, yaitu basah (wet) dan kering (dry). Tipe basah menyebabkan sekitar 60-70% dari keseluruhan kasus penyakit ini dan lebih ganas dari tipe kering. Bentuk penyakit yang muncul sangat tergantung pada reaksi kekebalan tubuh kucing. Jika kekebalan tubuh bereaksi cepat, biasanya yang muncul adalah tipe kering. Sebaliknya, jika kekebalan tubuh lambat bereaksi, maka tipe basah yang muncul.

Pada saat respon kekebalan tubuh cukup kuat, gejala penyakit ini dapat tidak muncul tetapi kucing dapat menjadi pembawaan dan dapat menularkan virus selama beberapa tahun hingga kekebalan tubuhnya berkurang sedikit demi sedikit. Seiring dengan berkurangnya kekebalan, penyakit akan semakin berkembang hingga timbul gejala sakit dan akhirnya menyebabkan kematian.

Statistik kejadian

Ada dua strain virus penyebab penyakit ini, yaitu FcoV-1 dan FcoV-2, sekitar 85% penyakit FIP disebabkan oleh strain pertama. Kejadian penyakit FIP sekitar 1% dari total kucing sakit yang dibawa ke dokter hewan untuk diobati.

Penyakit ini biasa menyerang kucing, terutama kucing-kucing di penampungan hewan, dimana terdapat sejumlah besar kucing dewasa dan anakan hidup bersama. Diperkirakan sekitar 10-20% kucing pada tempat-tempat yang positif mengandung FECV, terinfeksi FIP. Sekitar 2% kasus penyakit terjadi pada pemeliharaan kucing kurang dari tiga ekor.

Penularan

Kucing sehat dapat tertular melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi atau kotorannya. Kucing yang terinfeksi menyebarkan virus melalui liur dan kotoran. Penularan terutama terjadi melalui kontak kotoran dengan mulut, lainnya melalui liur atau lendir saluran pernafasan.

Virus FIP dapat bertahan hidup selama 2-3 minggu dengan suhu ruangan pada permukaan kering, termasuk pada peralatan makan kucing, mainan, kotak kotoran (litter box), tempat tidur, pakaian kucing atau bulu kucing. Induk yang pembawaan dapat menularkan virus ke anaknya. Menurut para ahli, kucing jarang tertular virus FIP secara langsung. Sebagian besar penyakit FIP yang terjadi diduga berasal dari mutasi FECV yang memang banyak terdapat pada pencernaan kucing dan relatif tidak berbahaya.

Gejala

Sebagian besar kucing yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala yang nyata, tetapi sebenarnya virus tetap berkembang di dalam tubuh. Setelah kontak, virus mulai berkembang di tenggorokan dan usus halus kucing. Kemudian pindah ke paru-paru, perut dan menyebar diseluruh usus. Sekitar 1-10 hari kemudian virus sudah dapat ditularkan ke kucing lain. Selama infeksi ini, gejala yang muncul dapat berupa bersin-bersin, mata berair, lendir hidung yang berlebihan, diare, berat badan berkurang, lemah dan lesu. Gejala yang muncul dapat juga tidak spesifik, seperti hilangnya nafsu makan, depresi, rambut kasar dan demam.

Pada bentuk basah terjadi akumulasi cairan di rongga perut dan rongga dada, menyebabkan menyebabkan pembengkakan daerah perut (biasanya tanpa rasa sakit) disertai kesulitan bernafas. Sedangkan, pada bentuk kering, cairan yang menumpuk relatif sedikit dan gejala yang muncul tergantung organ yang terinfeksi virus. Sekitar setengah dari kasus bentuk kering, menunjukkan gejala radang mata atau gangguan syaraf, Fseperti lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil dan kejang-kejang. Gejala lainnya dapat berupa gagal ginjal atau pembengkakan hati, depresi, anemia, berat badan berkurang drastis, gangguan pankreas dan sering disertai demam. Gejala lain berupa muntah, diare & icterus (warna kekuningan pada kulit dan selaput lendir).

Pengobatan

Sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit ini. Pengobatan yang ada masih berupa pengobatan dukungan untuk mengurangi gejala dan mengurangi rasa sakit kucing. Kucing yang sakit dapat bertahan hidup 1 minggu-1 tahun tergantung kekebalan tubuh dan keparahan penyakit.

Pencegahan

Jagalah kebersihan kandang & peralatan kucing. Jangan lupa untuk mencucinya dengan sabun, deterjen atau desinfektan. Bahan yang murah meriah & cukup efektif adalah larutan kaporit atau pemutih +3%. Jagalah juga kesehatan kucing dengan pemberian nutrisi yang cukup dan baik.

Vaksin FIP pertama digunakan tahun 1991 di Amerika Serikat. Sampai saat ini efektivitas vaksin masih diperdebatkan. Sampai saat ini Vaksin FIP belum tersedia di Indonesia.

Referensi


Templat:Link FA