Lompat ke isi

Es cendol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Cendol in a Glass.JPG|thumb|Segelas es cendol]]
[[Berkas:Cendol in a Glass.JPG|thumb|Segelas es cendol]]
'''Cendol''' merupakan [[minuman]] khas [[sunda]] [[Indonesia]]<nowiki/>sia bahwa istilah "cendol" mungkin sekali berasal dari kata "jendol", yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala meminum es cendol.
'''Cendol''' merupakan [[minuman]] khas [[sunda]] [[Indonesia]], <nowiki/>istilah "cendol" mungkin sekali berasal dari kata "jendol", yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala meminum es cendol.


Tepung beras diolah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui [[saringan]] khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari [[daun pandan]], namun saat ini telah digunakan [[pewarna makanan]] buatan. Di [[Sunda]], cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan [[daun suji]] dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di [[Sunda]], minum cendol disebut 'nyendol'.
Tepung beras diolah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui [[saringan]] khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari [[daun pandan]], namun saat ini telah digunakan [[pewarna makanan]] buatan. Di [[Sunda]], cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan [[daun suji]] dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di [[Sunda]], minum cendol disebut 'nyendol'.

Revisi per 21 September 2014 01.16

Segelas es cendol

Cendol merupakan minuman khas sunda Indonesia, istilah "cendol" mungkin sekali berasal dari kata "jendol", yang ditemukan dalam bahasa Sunda, Jawa, dan Indonesia; hal ini merujuk sensasi jendolan yang dirasakan ketika butiran cendol melalui mulut kala meminum es cendol.

Tepung beras diolah dengan diberi pewarna hijau dan dicetak melalui saringan khusus, sehingga berbentuk buliran. Pewarna yang digunakan awalnya adalah pewarna alami dari daun pandan, namun saat ini telah digunakan pewarna makanan buatan. Di Sunda, cendol dibuat dengan cara mengayak kukusan tepung beras yang diwarnai dengan daun suji dengan ayakan sehingga diperoleh bentuk bulat lonjong yang lancip di ujungnya. Di Sunda, minum cendol disebut 'nyendol'.

Minuman ini biasanya disajikan sebagai pencuci mulut atau sebagai makanan selingan. Sesuai disajikan disiang hari.