Seleksi biru putih: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Image:Blue-white test.jpg|thumb|250px| Contoh hasil dari seleksi biru putih.]] |
[[Image:Blue-white test.jpg|thumb|250px| Contoh hasil dari seleksi biru putih.]] |
||
'''Seleksi biru putih''' |
'''Seleksi biru putih''' {{en}}''blue-white screening'' adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan [[kloning]] dan [[transformasi]].<ref name="Greene & Rao"/> Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.<ref name="Greene & Rao">Greene JJ, Rao VB. 1998. ''Recombinant DNA Principles and Methodologies''. New York : Marcel Dekker.</ref> |
||
==Sejarah== |
==Sejarah== |
Revisi per 8 Desember 2014 07.34
Seleksi biru putih (Inggris)blue-white screening adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi keberhasilan kloning dan transformasi.[1] Metode ini merupakan salah satu metode seleksi sel hasil kloning dan termasuk metode seleksi berdasarkan warna.[1]
Sejarah
Francois Jacob dan Jacques Monod adalah ahli biologi dari Perancis yang pertama kali menemukan sistem induksi gen reporter.[2] Mereka mendapatkan hadiah Nobel pada pertengahan tahun 1960.[2] Penelitian yang mereka lakukan adalah menentukan jumlah minimum laktosa sehingga bakteri Escherichia coli dapat menghasilkan enzim β-galaktosidase dan menggunakan laktosa untuk pertumbuhan dan reproduksi.[2] Mereka menyadari adanya mekanisme interaksi sekuens DNA dan protein yang mengatur ekspresi gen. Sekuens gen tersebut disebut operator, dan protein tersebut merupakan represor dari ekspresi suatu gen.[2] Jacob dan Monod telah memberi jawaban mengenai cara diferensiasi ekspresi gen pada berbagai sel dengan genom yang sama.[2]
Enzim
Untuk proses seleksi ini, digunakan enzim β-galaktosidase.[3] β-galaktosidase adalah enzim yang dihasilkan dari ekspresi gen lacZ.[3] Gen ini diatur ekspresinya oleh operon lac.[2] Aktivator untuk ekspresi gen ini adalah molekul laktosa yang dalam jumlah tertentu dapat menginduksi terekspresinya gen lacZ.[2]
Mekanisme
Proses seleksi ini memanfaatkan sifat dari enzim β-galaktosidase, yaitu enzim yang terdiri dari 2 subunit, yaitu peptida α dan peptida ω.[3] Untuk menjadi suatu enzim yang fungsional, enzim ini memerlukan kedua peptidanya untuk berikatan dan membentuk enzim yang dapat memecah substrat laktosa atau X-gal.[3] Gen penyandi peptida ω biasanya terdapat pada kromosom, sedangkan gen penyandi peptida α terdapat pada plasmid.[4] Bila hanya ada peptida ω yang diekspresikan oleh gen pada kromosom, maka tidak akan ada pemecahan laktosa atau X-gal.[4] Namun bila terjadi komplementasi oleh peptida α, maka laktosa atau X-gal dapat dipecah oleh enzim β-galaktosidase yang terbentuk sempurna.[4] Oleh karena itu, komplementasi α dapat membantu untuk proses seleksi biru-putih sebagai indikator keberhasilan kloning atau transformasi.[4]
Aplikasi
Metode ini digunakan untuk menyeleksi koloni bakteri hasil proses kloning yang berhasil dengan koloni bakteri lainnya.[5] Contohnya adalah penyeleksian bakteri Escherichia coli yang ditransformasi dengan gen penyandi enzim alkalin fosfatase dari bakteri Escherichia coli tipe liar.[5]
Rujukan
- ^ a b Greene JJ, Rao VB. 1998. Recombinant DNA Principles and Methodologies. New York : Marcel Dekker.
- ^ a b c d e f g Kauffman S. 1995. At Home in the Universe: The Search for the Laws of Self-Organization and Complexity. Oxford : Oxford University.
- ^ a b c d Gupta PK. 2008. Molecular Biology and Genetic Engineering. New Delhi : Rastogi.
- ^ a b c d Clark DP, Pazdernik NJ. 2012. Biotechnology: Academic Cell. California : Elsevier.
- ^ a b Chaffin DO, Rubens CP. 1998. Blue/white screening of recombinant plasmids in Gram-positive bacteria by interruption of alkaline phosphatase gene (phoZ) expression. Gene 219 (1) : 91-99.